RO vs BSR: Solusi Hemat untuk Menurunkan Sulfat pada Air Asam Tambang

Membran (RO/NF) menurunkan sulfat >90–99% dan menghasilkan air nyaris murni, tapi mencetak brine. Biological sulfate reduction (BSR) mengubah sulfat jadi sulfida dan logam jadi padatan murah, dengan OPEX serendah US$0,3–0,7/m³.

Industri: Coal_Mining | Proses: Acid_Mine_Drainage_(AMD)_Prevention_&_Treatment

Tambang yang berburu “angka nol” untuk sulfat punya dua jalan besar: membran bertekanan tinggi seperti reverse osmosis (RO) dan nanofiltration (NF), atau jalur hayati lewat biological sulfate reduction (BSR). Keduanya terbukti memangkas sulfat secara agresif—namun implikasi biaya, energi, dan limbahnya berbeda total.

Data terbaru menunjukkan NF/RO mampu membawa sulfat ke kisaran ratusan mg/L atau lebih rendah, sementara BSR mengkonversi SO₄²⁻ menjadi sulfida (H₂S/HS⁻) sambil mengendapkan logam, mengangkat beban kualitas air dan beban biaya operasional sekaligus. Perbandingan biaya riilnya terpaut lebar: kasus NF/RO di kisaran ~US$0,8–2,5/m³ (bervariasi), sementara BSR berada di ~R4,5–11/m³ (≈US$0,3–0,7/m³) (scielo.org.za) (www.scielo.br).

Di tengah dorongan reuse air proses dan tekanan izin lingkungan, pilihan teknologi ini bukan sekadar teknis—melainkan strategi bisnis.

Baca juga:

Strategi Lumpur Tambang Batubara: Menurunkan Resiko Tambang

Definisi singkat dan cara kerja

Nanofiltration (NF) adalah membran semi-permeabel yang menolak ion multivalen seperti SO₄²⁻, Ca²⁺, Mg²⁺ namun masih meloloskan sebagian monovalen (Na⁺, Cl⁻). Reverse osmosis (RO) menolak hampir semua garam terlarut (total dissolved solids/TDS). Studi di Brasil pada efluen penambangan emas mencatat permeat NF dan RO sama-sama <200 mg/L sulfat (www.scielo.br).

BSR (biological sulfate reduction) memakai mikroorganisme anaerob (sulfate-reducing bacteria/SRB) untuk mereduksi sulfat menjadi sulfida menggunakan donor elektron (mis. etanol, gliserol, hidrogen). Sulfida lalu mengendapkan logam sebagai sulfida logam (FeS, ZnS), kerap menaikkan pH sekaligus menghilangkan keasaman. Tinjauan mutakhir melaporkan penghilangan sulfat ~94% dengan 95–99% penghilangan Fe, Cu, Ni, Zn pada kondisi teroptimasi (www.mdpi.com).

Kinerja penghilangan sulfat

Efektivitas NF/RO terhadap sulfat konsisten tinggi: >90–99%, hingga ratusan mg/L atau lebih rendah dalam satu lintasan (www.scielo.br). Menariknya, NF mencatat flux permeat 7–12× lebih tinggi ketimbang RO pada kondisi serupa, dengan retensi sulfat yang sebanding—NF90 dalam studi tersebut menunjukkan throughput paling tinggi (www.scielo.br) (www.scielo.br).

Secara operasional, NF umumnya berjalan pada 10–20 bar, sedangkan RO 25–50 bar. Itu sebabnya NF sering lebih hemat energi. Namun kimia umpan (mis. potensi scaling CaSO₄) dan padatan tersuspensi menuntut pretreatment—mulai dari penyesuaian pH hingga filtrasi. Unit ultrafiltration lazim dipakai sebagai pretreatment RO untuk menahan fouling, sebagaimana clarifier untuk mengurangi TSS sebelum membran.

Produk NF/RO memang “menjamin” permeat rendah sulfat yang cocok untuk reuse, tetapi selalu ada konsentrat (brine). Dari tiap 1 m³ umpan, tipikal hanya 0,5–0,8 m³ jadi permeat dan 0,2–0,5 m³ jadi brine—yang perlu pengelolaan (kolam evaporasi, injeksi sumur dalam, atau proses lanjutan). Antiscalant khusus seperti membrane antiscalants membantu mengelola scaling CaSO₄, sementara program CIP dengan membrane cleaners menjaga performa dari fouling.

BSR aktif (bioreaktor rekayasa) sanggup mendekati penghilangan sulfat tinggi (~90–94%), sementara sistem pasif (wetland/kolam anaerob) lebih lambat—sering 20–50%—dan jarang bisa menurunkan dari >1000 mg/L menjadi <50 mg/L (www.researchgate.net). Dalam bioreaktor anaerob dengan etanol/gliserol, pH efluen bisa naik dari ~2,8 ke 7,5 dalam 14 hari seraya menyingkirkan sebagian besar SO₄²⁻ (www.mdpi.com). Laju penghilangan pada reaktor berkecepatan tinggi kerap mencapai puluhan kg-SO₄ per hari per m³ biomassa.

Biaya, energi, dan CAPEX

Secara ekonomi, studi Brasil memperkirakan NF menghilangkan sulfat di US$0,83/m³ (termasuk amortisasi CAPEX) (www.scielo.br). Analisis di Afrika Selatan menempatkan RO (plus penanganan brine) sekitar R33/m³ (≈US$2,2/m³), terutama dari energi untuk ozonasi + evaporasi brine (scielo.org.za). Untuk perspektif, R4,5–11/m³ setara ~US$0,3–0,7/m³ (scielo.org.za).

CAPEX membran tinggi (modul membran, pompa bertekanan tinggi), bahkan dilaporkan >US$1.000/kW terpasang pada beberapa konfigurasi, sedangkan OPEX didominasi energi dan pemeliharaan. BSR cenderung lebih rendah OPEX karena “reagen” berupa bahan organik murah (molases limbah, etanol, gliserol, gas hidrogen). Estimasi operasional BSR: ~R4,5–11/m³ (US$0,3–0,7), dengan catatan etanol atau hidrogen kira-kira menyumbang separuh biaya itu (scielo.org.za).

Untuk fleksibilitas konfigurasi RO pada TDS menengah, paket seperti brackish-water RO lazim dipakai di industri non-potabel; sementara untuk kebutuhan tekanan lebih ringan dengan selektivitas ion multivalen, opsi nano-filtration kerap dipilih.

Baca juga:

Dewatering Tambang Batubara: Memilih Pompa Efisien & Andal

Byproduct dan pengelolaan limbah

Membran menghasilkan brine pekat (sulfat, klorida, logam) yang menuntut skema pembuangan—kolam evaporasi, injeksi dalam, atau proses lanjut. Di eMalahleni (Afrika Selatan), energi untuk evaporasi brine menambah ~R33/m³ biaya keseluruhan (scielo.org.za). BSR memproduksi lumpur sulfida logam (kadang bernilai jika diekstraksi) dan gas H₂S, yang wajib dikelola dengan scrubbing atau oksidasi. Akumulasi biosludge dan organik residu perlu strategi pembuangan.

Kualitas air hasil dan reuse

Permeat NF/RO sangat bersih—hampir semua anion (sulfat, klorida, nitrat) tereduksi, banyak logam tersaring—sehingga sering memenuhi standar reuse atau bahkan potabel. Pada BSR, air hasil biasanya masih mengandung ion monovalen (Na, Cl, NO₃) dan bisa menyisakan organik atau sulfida jika tidak lengkap; diperlukan polishing seperti aerasi/oksidasi dan penyesuaian pH (www.mdpi.com).

Driver regulasi dan kapan “maju” diperlukan

Advanced treatment dibutuhkan saat limit sulfat ketat atau reuse bernilai tinggi. Banyak otoritas merujuk ambang <500 mg/L sulfat untuk keperluan tertentu (www.sciencedirect.com). Jika hanya netralisasi sederhana (pH & logam) yang dilakukan, sulfat kerap tertinggal di kisaran ±1000 mg/L; presipitasi gipsum sendiri secara teoretis “mentok” di ~1500 mg/L (www.sciencedirect.com).

Di sisi pretreatment, unit filtrasi media seperti sand silica filter kerap dipasangkan sebelum membran untuk menurunkan kekeruhan. pH control dan dosing reagen presipitasi/logam dijalankan presisi menggunakan dosing pump di hulu sistem.

Kualitas umpan, laju alir, dan jejak lahan

Umpan tinggi sulfat (>2000 mg/L), kekerasan tinggi (Ca/Mg), atau TDS tinggi sering mengarah ke membran multi-tahap—asal scaling terkelola. Pada air sangat asin (>10.000 mg/L TDS), RO mungkin perlu staging atau dilusi. Di sisi lain, jika sulfat sedang (<1000 mg/L) dan masih ada keasaman/logam, BSR unggul karena menetralkan dan mengendapkan logam sekaligus. BSR juga terbatas toleransi garam mikroba—umumnya sekitar 50–100 g/L TDS.

Soal skala, instalasi RO/NF kompak dan mampu mengolah MLD dengan area membran puluhan m² untuk 1 MLD, cocok untuk debit besar. BSR—terutama wetland—makan lahan dan waktu tinggal lebih panjang, lebih cocok untuk debit rendah atau lokasi terpencil/pasca-tutup. Platform biologis seperti anaerobic digestion systems bisa menjadi host untuk SRB di fasilitas aktif.

Infrastruktur, energi, dan opsi produk

ChatGPT Image Dec 1, 2025, 02_22_43 PM

Membran butuh pasokan listrik andal dan operator terampil. Di lokasi tanpa listrik, BSR pasif mungkin lebih realistis. Untuk menjaga keandalan membran, rangkaian pretreatment yang rapi—misalnya saringan halus berbasis cartridge filter setelah koagulasi/sedimentasi—membatasi fouling sebelum RO/NF masuk bekerja. Di hilir membran, pemilihan housing dan aksesori bisa mengikuti lini membrane systems industri.

Varian canggih dan hibrida

Varian BSR berbasis hidrogen—termasuk hydrogen-based membrane bioreactor—menunjukkan eliminasi sulfat nyaris sempurna dengan recovery belerang, meski sistemnya kompleks (www.frontiersin.org). Implementasi BSR aktif membutuhkan pengumpanan donor elektron yang stabil; di sisi ini, dosing pump penting untuk kontrol etanol/gliserol.

Banyak alur terbaik justru hibrida: netralisasi AMD dengan kapur untuk menurunkan pH dan logam (membentuk presipitat gipsum dan lumpur Fe(OH)₃), lalu polishing dengan NF/RO atau BSR tergantung target akhir. Untuk penyisihan padatan sebelum polishing, konfigurasi berbasis clarifier masih menjadi tulang punggung.

Konteks Indonesia dan standar

Indonesia belum menetapkan limit numerik sulfat spesifik di efluen pertambangan. Namun izin lingkungan menuntut pencapaian kelas mutu di point of compliance—sering merujuk Kelas I–II (PP82/2001)—dan standar WHO untuk air minum 250 mg/L kerap dijadikan acuan reuse. Studi domestik (mis. di lapangan batubara Kalimantan) mencatat tantangan AMD terhadap sulfat (www.mdpi.com). Saat regulasi mengetat (sebagaimana terjadi baru-baru ini untuk TSS, Bitcoin, dll.), tambang semakin mempertimbangkan advanced AMD treatment, menjadikan membran atau BSR relevan.

Panduan cepat pemilihan teknologi

  • Gunakan membran jika perlu sulfat sangat rendah (mis. <100–250 mg/L) atau untuk reuse bernilai tinggi, dengan kesiapan CAPEX/energi. Kompak, air hasil sangat bersih, tetapi menghasilkan brine dan konsumsi energi lebih tinggi.
  • Pilih BSR jika target reduksi sedang memadai, tersedia lahan, dan ada aliran limbah organik murah. Biaya efektif dan turut menghilangkan logam serta keasaman; ideal untuk lokasi terpencil/pasca-tutup dan debit sedang.
  • Pertimbangkan hibrida: presipitasi awal lalu polishing NF/RO atau BSR sesuai target.

Dalam semua kasus, pilot test dan pemodelan neraca air krusial, karena komposisi AMD sangat variatif. Ukur: konsentrasi sulfat pra/pasca, water recovery, H₂S residu (untuk BSR), volume sludge/brine, dan biaya daur hidup (US$/ton SO₄ dihilangkan atau per m³). Titik acuan: biaya ~$0,3–2/m³ dengan penghilangan >90% dapat dicapai (scielo.org.za) (www.sciencedirect.com) (www.mdpi.com).

Baca juga:

Dewatering Tambang: Cara Memangkas 20–50% Energi dari Sistem Pompa

Sumber dan studi acuan

Artikel ini merujuk pada ulasan dan studi kasus rekayasa air tambang: Vieira dkk., 2017, Braz. J. Chem. Eng. “Nanofiltration and Reverse Osmosis Applied to Gold Mining Effluent…” (DOI:10.1590/0104-6632.20170341s20150082) (www.scielo.br) (www.scielo.br); van Rooyen dkk. (Mintek), 2021, J. S. Afr. Inst. Min. Metall. “Sulphate removal technologies for treatment of mine-impacted water” (scielo.org.za); Mafane dkk., 2025, Sustainability, “Anaerobic Bioremediation of AMD using Sulphate-Reducing Bacteria” (www.mdpi.com); Zaror dkk., 2018, Environmental Research, “How to tackle the stringent sulfate removal requirements…” (www.sciencedirect.com). Varian reaktor membran berbasis hidrogen: (www.frontiersin.org). Data tambahan dari sumber peer-review bidang air tambang dan pengolahan air (scielo.org.za) (www.mdpi.com).

Chat on WhatsApp