Dispersant Chemical
PT. Beta Pramaesti Asia
1. Apa itu Dispersant (Dispersan) dalam Pengolahan Air
-
Dispersant (atau dispersan) adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mencegah penggumpalan (agregasi) atau pengendapan partikel dalam air dengan cara menjaga partikel-partikel tersuspensi secara stabil.
-
Dalam banyak kasus, dispersant bekerja dengan memodifikasi sifat permukaan partikel (misalnya muatan permukaan atau tegangan permukaan) sehingga partikel-partikel saling tolak-menolak atau tetap tersebar dalam fase cair.
-
Dispersant bisa berupa polimer, surfaktan, atau kombinasi keduanya tergantung aplikasi.
2. Mekanisme Kerja Dispersant
Agar memahami fungsi praktisnya, berikut beberapa mekanisme umum:
-
Modifikasi muatan permukaan (elektrostatik)
Dispersant dapat memberikan muatan (positif/negatif) ke permukaan partikel, sehingga partikel memiliki muatan sama dan saling tolak-menolak, sehingga tidak mudah berkumpul. -
Stabilisasi sterik
Molekul dispersant (misalnya rantai polimer) bisa membentuk lapisan “pelindung” di sekitar partikel, sehingga partikel tidak dapat mendekat satu sama lain secara fisik. -
Menurunkan tegangan permukaan / interfacial tension
Terutama jika partikel berupa fase oil atau zat lemak, dispersant (terutama surfaktan) bisa menurunkan tegangan antar-muka (antara minyak dan air), sehingga minyak bisa terdispersi ke dalam tetesan halus. -
Mencegah pengendapan (settling) / floc breakup
Apabila partikel sudah mulai membentuk gumpalan atau flok, dispersant bisa membantu dalam memecah flok tersebut agar kembali ke suspensi.
3. Aplikasi Dispersant dalam Pengolahan Air / Sistem Industri
Beberapa aplikasi spesifik dispersant dalam pengolahan air maupun sistem cair industri:
4. Keuntungan / Manfaat Penggunaan Dispersant
-
Membantu menjaga kejernihan air atau menjaga agar suspensi tetap dalam kondisi homogen (terhindar dari pengendapan).
-
Memudahkan proses-filtrasi atau pemisahan selanjutnya karena partikel tidak besar atau menggumpal.
-
Mengurangi panempel (fouling) pada permukaan peralatan (pipa, heat exchanger, dinding) — sehingga maintenance atau pembersihan bisa lebih jarang.
-
Dalam sistem biologis (biodispersant), membantu penetrasi biocide atau zat kimia lain ke dalam biofilm sehingga proses desinfeksi lebih efektif.
-
Dalam tumpahan minyak, penggunaan dispersant bisa mengurangi dampak minyak di permukaan, melindungi garis pantai, dan mempercepat degradasi mikroba.
5. Tantangan, Risiko & Keterbatasan
-
Efektivitas tergantung kondisi: pH, konsentrasi ion, kekerasan air, jenis partikel, kecepatan aliran, suhu — semua bisa memengaruhi kinerja dispersant.
-
Potensi pembentukan busa — terutama jika dispersant bekerja sebagai surfaktan. Untuk itu sering diperlukan antifoam jika dosing terlalu tinggi.
-
Biaya dan konsumsi kimia — penggunaan dispersant akan menambah beban kimia pada sistem.
-
Dampak lingkungan / toksisitas — terutama untuk dispersant yang dipakai di lingkungan terbuka (misalnya penanggulangan minyak). Walaupun minyak tersebar, zat dispersant itu sendiri bisa punya efek toksik terhadap organisme air.
-
Dispersant tidak bisa menghilangkan deposit keras — jika endapan berupa skala mineral tebal atau kerak, dispersant saja tidak cukup; perlu tindakan fisik atau kimia yang lebih agresif.