Panduan QA Sanitasi No-Rinse Brewery Packaging: PAA, ClO₂ & ATP

Di lini pengisian, penyegelan, dan penanganan, kontaminasi mikroba berlevel rendah pun bisa merusak batch. Kuncinya: CIP yang tepat, sanitizer oksidator “no‑rinse” seperti PAA dan klorin dioksida, plus verifikasi cepat via ATP dan kultur mikrobiologi.

Industri: Brewery | Proses: Packaging

Area packaging adalah titik krusial: bakteri pembusuk bir (beer‑spoilers) seperti Lactobacillus dan Pediococcus masuk lewat air, udara, atau peralatan dan sanggup bertahan pada etanol, hop, dan pH rendah. Dua sumber merangkum risikonya dan konsekuensi ekonominya, termasuk recall di AS pada 2016 akibat kontaminasi Lactobacillus (hygiena.com; pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Lactic acid bacteria menyumbang ~70% insiden spoilage bir (pmc.ncbi.nlm.nih.gov), memunculkan rasa asam/buttery dan kekeruhan – alasan kenapa CIP dan sanitasi final di filler/canning line tak bisa ditawar (hygiena.com).

Di Indonesia, brewery beroperasi dalam kerangka HACCP/ISO 22000; contoh: PT Jobubu Jarum mengantongi ISO 22000/HACCP pada 2023 (indonesiannews.co). Panduan BPOM mewajibkan permukaan kontak dari stainless steel yang mudah dibersihkan, penggunaan sistem tertutup yang mendukung CIP, serta air proses setara standar air minum (id.scribd.com; id.scribd.com; id.scribd.com). Untuk kebutuhan dosing kimia yang presisi di CIP, opsi peralatan yang relevan meliputi pompa kimia akurat seperti dosing pump.

Baca juga:

Kimia Air Mashing Bir: Peran Kalsium vs Magnesium & Gypsum vs CaCl₂

Risiko mikroba dan verifikasi kebersihan

Monitoring lingkungan yang rutin bukan opsional. Pengukuran ATP (adenosine triphosphate; penanda energi biologis) via swab memberi umpan balik real‑time atas residu organik; pengujian mikrobiologi periodik memastikan ketiadaan organisme pembusuk (hygiena.com). ATP dibaca sebagai RLU (relative luminescence units); ambang “bersih” divalidasi per fasilitas, sering pada kisaran puluhan RLU (10–50), lalu ditrending dari waktu ke waktu. Korelasi ATP vs hitungan bakteri memang lemah (R≈0,24; n=200 pengukuran berpasangan), tetapi sangat berguna untuk pemantauan harian karena hasilnya dalam hitungan detik–menit (aricjournal.biomedcentral.com).

Sampling mikrobiologi melengkapi ATP: permukaan/air bilasan dipapar pada media selektif seperti MRS (de Man, Rogosa & Sharpe) dengan antibiotik untuk LAB, Rogosa SL atau Raka‑Ray untuk enumerasi Lactobacillus/Pediococcus, serta universal beer agar untuk cakupan luas khamir/bakteri (hygiena.com; hygiena.com). Batas deteksi tipikal uji viable‑plate ~10²–10³ CFU/mL (hygiena.com). Dalam praktik QA, target verifikasi setelah CIP yang efektif adalah bilasan CIP ≤1 CFU/mL dan swab peralatan ≤1 CFU/cm²; temuan LAB/khamir memicu purge, re‑sanitasi, dan investigasi (mis. gasket).

Protokol CIP dan desain mekanika aliran

CIP (clean‑in‑place; pembersihan tanpa bongkar rakit) memungkinkan sanitasi interior peralatan. Siklus khas di area packaging: (1) pre‑rinse air hangat untuk membilas residu bir, (2) pencucian alkali kaustik panas 0,5–2% NaOH pada 50–70 °C untuk mensaponifikasi protein/lemak (micetcraft.com), (3) bilas asam panas 0,5–2% (campuran nitrat/fosfat) untuk melarutkan beerstone dan menetralkan alkali (asianbeernetwork.com), dan (4) sanitizer final. Prinsip Sinner’s circle—keseimbangan kekuatan kimia, temperatur, aksi mekanik (turbulensi), dan waktu—menjadi fondasi (christeyns.com; christeyns.com). Kecepatan alir pipa disarankan turbulen (≥1,8 m/s) agar permukaan tersikat tuntas (christeyns.com), sementara spray ball berimpak tinggi atau rotary jet memastikan coverage bagian dalam tangki (christeyns.com).

Open‑plant cleaning (spray/foam) dipakai untuk permukaan eksternal—bagian luar tangki, konveyor, housing filler—berbeda dari CIP yang menarget interior (christeyns.com; christeyns.com). Desain higienis ikut menentukan: “Pascal’s law prevents dead legs”, seluruh tangki/pipa idealnya stainless 304/316 (non‑poros, non‑reaktif), dan sistem tertutup (“pipa tertutup”) harus mendukung CIP (id.scribd.com; id.scribd.com). Untuk housing filtrasi di lingkungan pangan, opsi 316L yang sesuai dapat ditemukan pada stainless cartridge housing.

Konsumsi air CIP signifikan—kajian pemodelan menyebut “porsi besar dari total air proses” habis untuk CIP (researchgate.net). Optimasi seperti counterflow rinse atau reuse bilasan akhir memangkas air dan beban limbah. Alternatif non‑kimia setelah bilas adalah air panas 90–95 °C selama 15–20 menit atau uap bertekanan rendah (121 °C, 20 psi, ~30 menit) untuk “sterilisasi” jalur, namun energi‑intensif dan jarang dilakukan rutin (micetcraft.com).

Baca juga:

Kontrol Oksigen di Lini Packaging Bir: Deaerated Water & DO Meter

Sanitizer oksidator “no‑rinse”: PAA dan ClO₂

ChatGPT Image Dec 22, 2025, 09_30_30 AM

PAA (peracetic acid; campuran hidrogen peroksida dan asam asetat) adalah oksidator kuat dengan E° ~1,8 V, men-denaturasi protein dan lipid (pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Spektrumnya luas—Gram‑positif/negatif, khamir, kapang, bahkan spora dan fag—serta efektif di suhu rendah 0–5 °C dan rentang pH 1–7,5 (asianbeernetwork.com; pmc.ncbi.nlm.nih.gov; asianbeernetwork.com; micetcraft.com). Dibanding bleach, PAA kurang korosif dan lebih ramah lingkungan (micetcraft.com; micetcraft.com), sehingga banyak brewery beralih dari bleach/iodofor menuju PAA (micetcraft.com).

Studi laboratorium menunjukkan bahkan ≈10 ppm PAA selama 10 menit pada 25 °C memberikan ~3,3–5,9 log reduction pada biofilm S. aureus dan Salmonella di stainless steel (pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Di lapangan, banyak brewer memakai 100–400 ppm (0,01–0,04%) sebagai bilas sanitasi final untuk filler dan keg; PAA terurai menjadi asam asetat, air, dan oksigen sehingga residu minimal—cukup dikeringkan, walau praktik umum tetap melakukan bilas akhir air steril dan purge udara. Catatan keamanan: baunya menyengat, bersifat korosif pada konsentrasi tinggi, butuh ventilasi memadai, serta kompatibilitas material (beberapa karet/coating) perlu ditinjau (micetcraft.com).

Chlorine dioxide (ClO₂; gas terlarut kuning‑hijau, E° ≈1,5–1,7 V) lazim digenerasi on‑site dari sodium chlorite. Efektif membunuh bakteri, khamir, virus, dan kapang pada ppm rendah: studi kasus brewery melaporkan kendali luas terhadap Lactobacillus/Pediococcus pada ~50 ppm di peralatan (safrax.comsafrax.com); spray konveyor 1 ppm kontinu memangkas slime (safrax.com). ClO₂ stabil pada pH 4–10, tidak membentuk organik terklorinasi, dan—krusial bagi brewer—tidak menimbulkan off‑flavor/klorofenol; bahkan mampu “membersihkan” anomali fenolik, sedangkan residu bleach 1–2 ppm bisa terdeteksi rasa (solenis.com; solenis.com).

Contoh penggunaan: post‑rinse di high‑speed filler (0,5–2 ppm, kontak detik), CIP tangki/pipa (20–50 ppm selama 10–20 menit), dan sanitasi konveyor. “Kill” efektif tetap tercapai pada 50–100 ppm sambil menjaga profil rasa minimal/nihil (solenis.com). ClO₂ tidak meninggalkan residu bermasalah (tanpa THM/TCP), umumnya cukup purge udara, namun penanganan prekursor (sodium chlorite) dan desain generator wajib ketat.

Secara metrik, data menunjukkan PAA mampu ~5 log reduction S. enterica dalam 2–10 menit pada ppm rendah (pmc.ncbi.nlm.nih.gov), >6 log pada biofilm tipikal di 100–200 ppm jika dipanaskan atau waktu diperpanjang (pmc.ncbi.nlm.nih.gov; pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Untuk ClO₂, literatur melaporkan ~4–6 log kill biofilm S. Typhimurium, E. coli, dan L. monocytogenes pada 100 ppm selama ~30–60 menit (pmc.ncbi.nlm.nih.gov), sementara studi kasus menunjukkan <5 ppm efektif untuk Lactobacillus pada permukaan keras (safrax.com).

Sampling area kontak dan utilitas air proses

Titik rawan biofilm—nozel filler, seal valve, crowner, bottle washer—perlu atensi lebih. Shutdown berkala (harian, mingguan) untuk pembersihan penuh, uji lingkungan (lantai, drain) sebagai pencegahan, plus pengujian air dan larutan CIP (residual peroksida, residual ClO₂, pH/konduktivitas) membantu memastikan siklus berjalan sesuai.

Karena air produksi wajib memenuhi standar air minum (id.scribd.com), opsi pengolahan yang relevan untuk pretreatment dan aplikasi air minum mencakup ultrafiltration. Pada sumber air dengan TDS hingga 10.000 mg/L, Reverse Osmosis air payau tersedia sebagai opsi teknis di brackish water RO. Untuk kontrol kekeruhan awal, media filtrasi granular seperti sand/silica umum dipasangkan dengan polishing partikel halus memakai cartridge filter, sementara polishing rasa/organik dilakukan melalui activated carbon. Housing komponen filtrasi food grade dapat merujuk ke 316L stainless steel housings.

Tren peralatan dan dampak operasional

Pasar disinfeksi pangan & minuman global tumbuh dari ~$12,2 miliar pada 2020 menjadi ~$14,9 miliar pada 2025, dengan segmen minuman tumbuh paling cepat dan Asia‑Pasifik memimpin (marketpublishers.com; marketpublishers.com; marketpublishers.com). Di internal pabrik, investasi pada sanitizer yang lebih baik dan verifikasi biasanya berbayar: misalnya, sebuah craft brewery mengotomasi spray ClO₂ ppm rendah tiap jam di filler dan mencatat penurunan signifikan jumlah mikroba serta “peningkatan efisiensi produksi” (safrax.com). Dosis 1 ppm ClO₂ pada konveyor menghapus slime dan bau sehingga cuci manual berkurang (safrax.com). Adopsi PAA (100–200 ppm) pada cold‑fill line memusnahkan biofilm dan mencegah “lacto” >5 log, praktis mengeliminasi spoiler terdeteksi (micetcraft.com; pmc.ncbi.nlm.nih.gov).

Dampak kuantitatif yang kerap dicatat: shelf‑life lebih panjang, lebih sedikit rework, dan insiden spoilage turun mendekati nol saat sanitasi ketat dibanding praktik longgar. Optimasi CIP (counterflow, spray menggantikan flooding) memangkas konsumsi air CIP 30–50%. Kajian juga mengisyaratkan peluang pemulihan energi dari wastewater CIP (researchgate.net).

Standar, kepatuhan, dan tolok ukur

Di Indonesia, regulasi keamanan pangan/minuman dan HACCP membingkai CIP/sanitasi. GMP BPOM (berbasis Codex) mensyaratkan desain higienis (permukaan halus, tak menyerap) dan protokol sanitasi; sistem pipa tertutup wajib CIP‑capable; air proses harus potable (id.scribd.com; id.scribd.com; id.scribd.com). Brewery berorientasi ekspor lazim merujuk EU Biocidal Regulations dan NSF/ANSI/3‑A untuk penggunaan kimia CIP.

Tolok ukur implementasi: permukaan kontak stainless steel 304/316 (id.scribd.com); sistem CIP dengan auto‑doser untuk kaustik/asam/sanitizer; SSOP terdokumentasi; dan validasi kebersihan via ATP dan kultur. Contoh domestik: PT Jobubu Jarum (“BEER”) menegaskan integrasi ISO 22000/HACCP (indonesiannews.co). Di sisi peralatan, akurasi dosing dapat dibantu oleh dosing pump; untuk komponen filtrasi yang kontak dengan produk, housing 316L relevan bagi aplikasi food grade.

Baca juga:

Nozel Tersumbat & PU Melenceng: Risiko Air Pasteurizer di Lini Kemasan Bir

Ringkasan praktik berbasis data

Untuk QA, garis besarnya jelas: gunakan sanitizer oksidator kuat—PAA dan ClO₂—pada konsentrasi tervalidasi untuk mencapai >4–6 log kill pada flora spoilage (pmc.ncbi.nlm.nih.gov; safrax.com); verifikasi setiap siklus bersih dengan swab ATP dan kultur periodik. Track metrik inti (rata‑rata RLU per swab, persentase sampel 0 CFU) dan tetapkan trigger respons (RLU di atas ambang validasi; kultur LAB positif). Pelatihan berkelanjutan dan audit memastikan eksekusi tepat—dari dosing PAA akurat hingga coverage spray. Literatur industri menegaskan kombinasi sanitizer oksidator kuat dan verifikasi yang solid menghasilkan “standar tertinggi” kebersihan brewery (micetcraft.com; solenis.com).

Chat on WhatsApp 2212122qwa