Hemat Uap Ammonia Stripper: Tekanan Tinggi, APC & Heat Recovery

Unit stripper amonia terkenal rakus energi—sering butuh uap setara 20–40% dari laju air limbah. Data pabrik menunjukkan tekanan uap lebih tinggi, kontrol canggih, dan pemulihan panas bisa memangkas beban hingga dua pertiga, sekaligus menjaga spesifikasi amonia.

Industri: Fertilizer_(Ammonia_&_Urea) | Proses: Wastewater_Treatment_(Ammonia_&_Urea_Removal)

Di pabrik pupuk amonia‑urea, ammonia stripper (kolom pengupasan amonia dari air dengan uap sebagai gas pengupas) adalah salah satu konsumen energi terbesar—sering memakai uap setara 20–40% dari debit air limbah. Bukti lapangan menunjukkan resep hemat energinya cukup lugas: dorong operasi ke tekanan/temperatur uap lebih tinggi, tambahkan advanced process control (APC, kontrol proses multivariabel seperti model‑predictive control), dan ambil kembali panas dari efluen panas. Hasilnya? Penurunan konsumsi uap yang drastis, kualitas efluen tetap aman.

Dalam satu perbandingan nyata, sebuah stripper bertekanan tinggi ~3–4 MPa (MPa: megapascal, satuan tekanan) hanya memakai ~14 t/jam uap, sementara unit bertekanan rendah 0,35 MPa untuk beban serupa menghabiskan ~42 t/jam—perbedaan tiga kali lipat (ResearchGate). Rasio uap‑air (steam‑to‑water ratio, t/t) di desain modern berada di kisaran ~0,20–0,35 (ResearchGate), dan menurunkannya di bawah ~0,25 terbukti membuat amonia di overhead melampaui ambang buang (≈10 ppm NH3) (ResearchGate).

Baca juga:

Uji Limbah Pupuk Super Tinggi Nitrogen: Karakterisasi & Treatability Amonia-Urea

Kondisi operasi dan modifikasi proses

Strategi yang “terbukti” adalah menaikkan tekanan/temperatur uap pengupas. Studi kondensate stripper di pabrik amonia menunjukkan bahwa menaikkan tekanan uap secara drastis menurunkan kebutuhan uap (ResearchGate). Konversi dari low‑pressure ke high‑pressure di pabrik amonia‑urea tercatat menghemat ~0,05–0,07 Gcal per ton produk (Gcal: gigakalori; ≈60–84 MJ/ton) (ResearchGate). Uap bertekanan tinggi juga bisa dikembalikan ke reformer atau siklus pembangkit alih‑alih dibuang (ResearchGate).

Contohnya, satu pabrik menaikkan tekanan stripper ke ~4,15 MPa (≈41,5 kg/cm²) agar kondensat panasnya—yang awalnya didinginkan dari ~90 °C ke 40 °C—bisa dipakai untuk memanaskan air makeup (ResearchGate). Kombinasi pemulihan panas ini dan tekanan lebih tinggi menghasilkan penghematan ~0,05–0,07 Gcal/tu seperti dikutip (ResearchGate) (ResearchGate). Singkatnya, beralih ke uap superheated bertekanan tinggi (atau konfigurasi multi‑effect) bisa memangkas kebutuhan uap kira‑kira dua pertiga (ResearchGate). (Asumsi debit limbah 40 t/jam: kebutuhan uap high‑pressure ≈0,25 t/jam per ton umpan vs 0,60–1,0 t/jam di low‑pressure.)

Advanced Process Control untuk rasio uap‑air

ChatGPT Image Dec 24, 2025, 11_33_51 AM

Modern control system menjaga operasi tepat di setpoint rasio uap‑air optimal. APC (advanced process control) multivariabel—misalnya model‑predictive control (MPC)—terbukti efektif di unit pemisahan serupa dan relevan untuk loop aliran uap, pH umpan, serta debit umpan pada stripper (Yokogawa) (Yokogawa). Dengan menurunkan variabilitas konsentrasi, aliran, dan temperatur umpan, APC memungkinkan margin yang lebih ketat terhadap carryover amonia sehingga uap minimal tetap memenuhi spesifikasi (Yokogawa) (Yokogawa).

Secara praktik, pemakaian analyzer amonia/NH3 real‑time dan sensor temperatur untuk menyesuaikan aliran uap memastikan spesifikasi efluen—misalnya <1–5 ppm—tercapai dengan ekses minimal. Kontrol tertutup (closed‑loop) atas rasio uap‑air mencegah over‑steaming saat beban berubah. Bahkan, sekadar penalaan ulang loop PID (proportional‑integral‑derivative) pada level controller biasa kerap memangkas pemakaian uap ~5–10% tanpa perubahan hardware (Yokogawa) (Yokogawa). Pengendalian pH umpan yang ketat—umumnya lewat penambahan kapur atau kaustik—juga memastikan kebutuhan uap terendah untuk beban amonia tertentu; aplikasi ini lazim dibantu dosing kimia akurat menggunakan dosing pump di titik injeksi.

Baca juga:

Hydrolyzer + Steam Stripper: Solusi 98% Penghilangan Amonia Kondensat Pupuk

Pemulihan panas dari bottom stripper

Efluen hasil stripping keluar dalam kondisi panas, tipikal 70–80 °C. Panas terbuang ini bisa diambil kembali untuk memanaskan air limbah masuk melalui penukar panas umpan‑efluen (feed–effluent heat exchanger), sehingga sebagian besar beban pemanasan berkurang. Satu pabrik pupuk menangkap panas dari kondensat yang didinginkan dari 90 °C ke 40 °C dengan plate heat exchanger untuk memanaskan air umpan (ResearchGate).

Efeknya, penurunan temperatur ~50 K di efluen dipakai untuk memanaskan umpan dingin mendekati temperatur masuk optimum stripper (≈75 °C). Langkah ini saja menghemat bahan bakar “besar” karena boiler tidak lagi perlu memasok porsi panas tersebut (ResearchGate) (ResearchGate). Secara kuantitatif, integrasi seperti ini—ditambah kenaikan tekanan stripper—menghemat ~0,05–0,07 Gcal/ton produk (ResearchGate) (ResearchGate).

Pemulihan panas dapat menutup 30–50% beban pemanasan. Contoh perhitungan: menaikkan temperatur umpan dari 25 °C ke 75 °C (kenaikan 50 K) pada debit 40 t/jam memerlukan ~8,3 MW pemanasan (dengan asumsi Cp≈4,2 kJ/kg·K). Jika panas dari bottoms memberi “angkat” 40–60 °C, maka kira‑kira 5–6 MW bisa dipenuhi oleh panas pulih, menghemat ~1,5 t/jam uap (4 MPa) dibanding pemanasan langsung. Dalam desain tertentu, intercooler umpan/efluen ditempatkan sebelum reboiler stripper sehingga mayoritas pemanasan berasal dari efluen panas; hanya panas laten penguapan yang kemudian memerlukan uap.

Literatur paten oleh Herrera dkk. juga mengusulkan penukar panas antara air limbah keluar dan umpan ber‑amonia untuk “preheat the ammonia-containing water prior to the ammonia stripper” (US20220362686A1). Selain plate exchanger, opsi praktis termasuk shell‑and‑tube exchanger sederhana, atau bahkan mengalirkan panas residual ke menara stripping sekunder. Dampak tambahannya: cooling tower untuk air terstrip bisa diperkecil ketika porsi besar panas didiversi. Integrasi peralatan pendukung semacam ini lazim dikemas sebagai ancillaries pengolahan air limbah untuk memudahkan retrofit.

Dampak terkuantifikasi dan ekonomi

Dikombinasikan, strategi ini memberi penghematan nyata: upgrade ke uap bertekanan tinggi saja menurunkan beban uap sekitar ~67% pada kasus yang dilaporkan (ResearchGate). APC menambahkan penurunan 5–10% lagi dengan meminimalkan operasi off‑target (Yokogawa) (Yokogawa). Pemulihan panas menggantikan 30–50% input panas boiler dalam desain praktis (sebagaimana dikalkulasi di atas).

Secara total, spesifik uap stripper turun dari ~0,60–1,0 t uap/t umpan menjadi ~0,2–0,3 t/t, tergantung kadar amonia umpan. Untuk debit 40 t/jam, konsumsi uap bisa turun dari ~14 t/jam menjadi ~5–6 t/jam—penghematan setara ~0,05 Gcal per ton produk atau lebih (ResearchGate) (ResearchGate). Dengan biaya uap sekitar ~$10–20/Gcal (bahan bakar dan pembangkitan), ini berarti penghematan puluhan ribu dolar per hari untuk pabrik pupuk berskala besar.

Spesifikasi efluen dan pengendalian pH

Batas operasi praktis penting: menekan rasio uap‑air di bawah ~0,25 cenderung membuat amonia di overhead melewati limit pembuangan ≈10 ppm NH3 (ResearchGate). Itu sebabnya kontrol pH umpan—umumnya dengan kapur atau kaustik—menjadi tuas hemat energi yang krusial; penerapannya membutuhkan pengukuran dan injeksi kimia presisi yang dapat dipenuhi oleh sistem dosing pump pada titik injeksi.

Catatan standar Indonesia

Standar limbah industri pupuk di Indonesia—misalnya Ammonia‑N ~90–100 mg/L di efluen—menegaskan urgensi penghilangan amonia yang efisien (ResearchGate). Dengan operasi tekanan tinggi, APC, dan heat recovery seperti di atas, target kualitas dan konsumsi energi dapat dicapai secara bersamaan.

Baca juga:

Panduan QA Sanitasi No-Rinse Brewery Packaging: PAA, ClO₂ & ATP

Referensi sumber

Data kondensate stripper pabrik amonia (ResearchGate) (ResearchGate), kontrol unit pupuk (ResearchGate) (ResearchGate) (ResearchGate), serta literatur umum APC (Yokogawa) (Yokogawa). Usulan penukar panas pra‑stripper di literatur paten: (US20220362686A1).

Chat on WhatsApp 2212122qwa