Aditif Penggilingan Semen: Turunkan CO₂ & Naikkan Performa Produksi

Dari CO₂ global 7–8% ke biaya listrik per ton, aditif penggilingan (grinding aids & performance enhancers) mengubah permainan: throughput naik, kWh/t turun, kekuatan awal–akhir terdongkrak—seraya membuka ruang penggantian klinker dengan batu kapur dan slag.

Industri: Cement | Proses: Cement_Grinding

Industri semen menyumbang sekitar 7–8% emisi CO₂ global, terutama dari kalsinasi klinker (Reuters). Di Indonesia, kapasitas terpasang mendekati ~117–120 Mt/tahun (Global Cement). Sekitar 40% energi semen (~110 kWh/t) terserap di penggilingan klinker—ruang efisiensi yang paling besar untuk digarap (NBM&CW; ResearchGate).

Solusinya: aditif kimia penggilingan—disebut grinding aids (bahan yang membantu penggilingan) dan performance enhancers (peningkat kinerja). Dosis kecil di mill bisa serentak menurunkan energi spesifik, menaikkan laju giling, dan mendongkrak kekuatan awal hingga usia 28 hari (GCP Applied Technologies; NBM&CW; Sika). Efek berantai yang paling menarik: kadar pengganti klinker (limestone, slag, dan SCM lain) bisa dinaikkan tanpa mengorbankan performa—biaya dan jejak CO₂ per ton turun.

Baca juga:

Polishing Pasif Tambang Batubara: Turunkan OPEX & Maksimalkan Kinerja

Jenis aditif dan mekanisme kerja

Grinding aids lazimnya berupa senyawa organik polar—seperti alkanolamines, glycols, dan glycol ethers—dengan dosis tipikal 0,01–0,5% dari klinker. Bahan ini mengadsorpsi pada permukaan partikel semen yang baru terbentuk, menetralkan muatan elektrostatik dan gaya sterik sehingga mengurangi aglomerasi partikel (NBM&CW; CementProducts.com; GCP).

Dampaknya, aliran bubuk (flowability) membaik dan “void filling” di mill berkurang, sehingga filling bisa dinaikkan dan throughput meningkat pada daya per ton yang lebih rendah (GCP). Bahkan 0,01% dari aditif peningkat kekuatan generasi baru tercatat menaikkan output mesin secara signifikan (CementProducts.com). Penggumpalan yang lebih kecil juga mencegah “coating” pada liner dan separator, membuat separator lebih efisien menghasilkan produk lebih halus (GCP; GCP).

Secara praktik, aditif cair disemprotkan ke umpan mill (campuran klinker + gipsum + SCMs/supplementary cementitious materials seperti batu kapur/slag) atau didosis melalui air, dengan laju yang dikontrol (NBM&CW; CementProducts.com). Sistem injeksi yang stabil umumnya mengandalkan pompa dosis presisi seperti dosing pump untuk menjaga konsistensi dan akurasi dosis.

Aditif peningkat hidrasi dan fase ferrite

Di luar kemudahan penggilingan, banyak aditif diformulasikan sebagai performance enhancers/strength enhancers untuk mempercepat hidrasi semen. Umumnya berbasis alkanolamines—misalnya triethanolamine (TEA) dan triisopropanolamine (TIPA)—yang bekerja melalui khelasi besi: TIPA mengomplekskan Fe pada C₄AF (fase ferrite), meningkatkan pelarutannya dan memperbesar area permukaan alite/C₃S (fase utama yang membentuk kekuatan). Hasilnya, pembentukan gel C–S–H (calcium–silicate–hydrate) lebih dini dan fase karboaluminat lebih banyak, memperkuat baik awal maupun jangka panjang (Sika; Sika).

Dipadukan, grinding aids dan strength enhancers menghasilkan semen lebih halus dan lebih padat dengan profil hidrasi kian reaktif (Sika UK; Sika).

Peningkatan kekuatan awal dan 28 hari

Data performa berbicara lantang. Dalam uji industri pada 23 OPC (Ordinary Portland Cement), penambahan ~0,005–0,02% bobot aditif early-strength baru (HES) ke air adukan menaikkan kuat tekan 1-hari hingga ~21% pada 83% semen yang diuji (CementProducts.com). Ketika OPC tersebut dicampur dengan 30% slag, 20% fly ash, atau 15% limestone, dosis 0,01% aditif yang sama “secara substansial meningkatkan kekuatan awal” blended cement tersebut (CementProducts.com).

Studi laboratorium memperkuat pola ini: komposisi aditif tertentu selama penggilingan dilaporkan menaikkan kekuatan 1-hari sebesar 15–25%, dengan tren kenaikan seiring dosis dan kehalusan sampai titik optimum (ResearchGate; ResearchGate). Ringkasnya, dosis kecil aditif tepat mampu memangkas waktu ikat dan menaikkan kekuatan 1-hari secara signifikan, termasuk pada semen dengan fraksi SCM tinggi.

Untuk kekuatan 28-hari, produk performance enhancer—misalnya SikaGrind LS—dipasarkan untuk menaikkan kekuatan akhir sambil menurunkan energi giling. Sika melaporkan SikaGrind LS 3111 mengurangi kWh/ton dan memungkinkan “optimasi komposisi semen sambil mempertahankan properti,” dengan penurunan faktor klinker yang dramatis (Sika). Di pabrik, aditif semacam ini memungkinkan target Blaine (kehalusan, satuan cm²/g) lebih tinggi pada energi sama sehingga 28-hari minimal setara OPC. Sika juga mencatat, untuk mengkompensasi tambahan 1% batu kapur, dibutuhkan ~100 cm²/g Blaine ekstra—namun dengan enhancer penalti ini berkurang (Sika UK).

Baca juga:

Strategi Lumpur Tambang Batubara: Menurunkan Resiko Tambang

Substitusi klinker dan SCM berbasis data

Limestone melimpah dan murah, tetapi biasanya melemahkan kekuatan jika kadarnya naik tanpa mitigasi. Tanpa aditif, kisaran aman umum ~5–15%. Menariknya, hingga 5% limestone bisa justru menaikkan kekuatan lewat efek filler dan nukleasi (Sika UK). Setelah telaah ekstensif, PLC (Portland-Limestone Cement) dengan 15% limestone halus “mencapai kekuatan dan durabilitas beton ekuivalen” OPC—basis bagi batas 15% pada CEM II/PLC baru Australia (Sika UK). Di atas itu, PLC polos cenderung kehilangan kekuatan kecuali digiling jauh lebih halus: ~100 cm²/g Blaine tambahan per ekstra 1% limestone (Sika UK).

Performance enhancers menaikkan plafon ini. Sika mencatat bahwa di atas ~15% limestone, PLC biasanya melemah dan workability turun, tetapi aditif tailor-made “memperluas kadar limestone dalam PLC” dengan mengontranya (Sika). Praktiknya, semen dengan 20–35% limestone (kategori CEM II/B-LL di Eropa) kini lazim di banyak pasar; EN197-1 mengizinkan hingga 35% limestone, dan di beberapa negara Eropa PLC meraih >60% pangsa (Sika; Sika UK). Di Amerika Utara, ASTM kini mengakui Type IL (Limestone cement) 5–15%—berdasar studi bahwa PLC 15% berperilaku seperti OPC (Sika UK).

Dengan strength enhancers, produsen Indonesia juga dapat menaikkan proporsi SCM/limestone. Praktik lapangan menunjukkan semen 30–50% slag dapat dicapai dengan booster hidrasi, dan metode baru seperti “clinker micronization” mengklaim penurunan faktor klinker hingga 50% tanpa mengorbankan kekuatan (Global Cement). Dalam kasus mutakhir, proses micronization Cemex menggiling klinker sangat halus dan memadukannya sehingga faktor klinker bisa dipangkas hingga setengah dengan kekuatan tetap terjaga (Global Cement). Satu laporan pers juga menyorot bahwa “untuk setiap penurunan klinker 50%,” produsen beton melihat kekuatan serupa—mengisyaratkan kekuatan per unit semen relatif stabil (Global Cement).

Dampak kuantitatif dan ekonomi pabrik

ChatGPT Image Dec 1, 2025, 04_53_16 PM

Kombinasi efeknya konkret: throughput mill naik 10–20%+ dengan separator dan motor yang sama (NBM&CW; Sika), dan Blaine lebih tinggi pada energi konstan (Sika). Aditif Sika LS dilaporkan mencapai ini sekaligus menurunkan faktor klinker (yang berarti CO₂ turun) (Sika).

Secara ekonomi, klinker adalah komponen biaya variabel terbesar. Mengganti 10% klinker dengan limestone atau slag menekan biaya bahan baku dan karbon; secara kasar, pengurangan 10% klinker menurunkan CO₂ tertanam semen ~50–100 kg/t (acuan bahwa klinker memancarkan ~800 kg CO₂/t sebagai OPC). Efisiensi giling 5–10% (kWh/t) menghemat listrik sekitar US$1–2 per ton semen. Pasar grinding aids sendiri diproyeksi tumbuh kuat (CAGR 6–8%), dengan valuasi global menuju ~US$9,6 miliar pada 2028 dari US$4,2 miliar pada 2022 (Digital Journal; LinkedIn). Asia-Pasifik—termasuk Indonesia—menjadi kawasan pertumbuhan tercepat, didorong permintaan semen masif dan target CO₂ (Digital Journal).

Panduan implementasi di pabrik

Penambahan aditif dilakukan di inlet mill dan kompatibel untuk ball mill maupun VRM (vertical roller mill) (Sika; Sika). Dosis dikalibrasi melalui uji coba—sering di 0,005–0,1% dari berat semen. (Sebagai konteks, uji HES memakai 0,005–0,02% aktif CementProducts.com.) Aplikasi umumnya memerlukan semprotan bikarbonat atau injeksi terkontrol; overdosis bisa meningkatkan dehidrasi gipsum atau ketakseimbangan sulfat, meski formulanya dirancang agar tidak merusak pengikatan awal.

Keseimbangan kehalusan, dosis, dan desain campuran krusial. Contoh, menaikkan limestone dari 5% ke 15% mensyaratkan setelan mill untuk mencapai ~1000 cm²/g Blaine lebih tinggi (atau gunakan enhancer) agar kekuatan terjaga (Sika UK). Disiplin QC meliputi uji kuat tekan 1-, 7-, 28-hari di setiap formula. Perhatikan juga reologi beton: banyak enhancer (terutama yang mengandung komponen polycarboxylate) memperbaiki flow dan dapat menutup potensi penurunan workability akibat ekstra fines (Sika UK; Sika). Kepastian dosis dan traceability proses terbantu oleh penggunaan dosing pump akurasi tinggi di titik injeksi.

Kepatuhan standar Indonesia

Standar wajib semen Indonesia—baru-baru ini diformalkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 26/2024—menetapkan kelas performa tiap tipe. Setiap formulasi baru (misal CEM II dengan 20% limestone + aditif) harus memenuhi uji fisik SNI (kuat tekan, waktu ikat, kestabilan volume/soundness). Rujukan: WTO Center. Data di atas menunjukkan, penggunaan performance additives membuat pencapaian spesifikasi tersebut sangat feasible bahkan dengan kadar SCM lebih tinggi.

Ringkasan eksekutif

Grinding aids dan performance enhancers menawarkan jalur berbasis data untuk menaikkan kekuatan awal ~15–25% dan mempertahankan/meningkatkan kekuatan 28-hari seraya menurunkan energi dan faktor klinker (CementProducts.com; ResearchGate). Dengan bantuan aditif, penggantian klinker 15–35% oleh limestone atau GGBFS menjadi realistis, bahkan lebih jauh dengan pendekatan seperti micronization (Sika; Global Cement). Implementasi disiplin—dosis 0,005–0,1%, pengendalian injeksi, target Blaine, dan QC—membuka peluang menaikkan limestone ke 15–20% atau slag ke 30–40% tanpa mengorbankan mutu. Setiap poin persentase klinker yang dihemat setara penghematan biaya dan emisi yang terukur, sementara tren pasar (pertumbuhan aditif 6–8% CAGR, menuju ~US$9,6 miliar pada 2028 dari US$4,2 miliar pada 2022) dan pengetatan standar memberi keunggulan kompetitif bagi pengadopsi awal (Digital Journal; LinkedIn).

Baca juga:

Dewatering Tambang Batubara: Memilih Pompa Efisien & Andal

Sumber dan referensi

Semua data dan kutipan bersumber dari: CementProducts.com (tautan 2; tautan 3), Sika UK (tautan 2; tautan 3), Sika (tautan 2; ES 2156), ResearchGate (tautan 2), Sika (tautan 2; tautan 3), GCP (tautan 2; tautan 3; tautan 4), NBM&CW (tautan 2), Global Cement (Indonesia), Reuters, dan Digital Journal (Asia-Pasifik) serta LinkedIn. Regulasi Indonesia: WTO Center.

Chat on WhatsApp