Perang Melawan Oksigen di Bottling Bir: Cara Menekan DO hingga ppb

Setiap sambungan, setiap tetes air bilas, dan setiap detik di filler bisa menambah oksigen ke bir. Industri kini menargetkan TPO di level puluhan µg/L—dan kuncinya ada pada deaerated water, desain filler, dan meter DO.

Industri: Brewery | Proses: Bottling_&_Kegging

Di lini pengemasan bir modern, oksigen terlarut (DO, dissolved oxygen) adalah musuh yang tak terlihat. Bir yang sudah jadi harus pindah, dibilas, dan diisi tanpa pernah benar-benar “bertemu” udara bebas. Itulah mengapa transfer bertekanan CO₂, sistem air terdeaerasi, dan pengisian kontra-tekanan (counter‑pressure) menjadi standar—bukan aksesori.

Analisis industri terbaru menunjukkan bagian pengisian yang dirancang baik hanya menyumbang sekitar 10–20% dari total oksigen terbungkus (TPO, total packaged oxygen; gabungan DO dalam bir dan O₂ di headspace). Sumber terbesar justru dari udara terperangkap di headspace dan in‑leakage hilir www.foodprocessing.com.au. Target hari ini ambisius: TPO belasan–puluhan µg/L di botol kaca—bahkan direkam ≈20 µg/L dengan gas CO₂ 160 g/hl, atau 40 µg/L dengan 110 g/hl asiafoodjournal.com.

Fakta yang kurang nyaman: bahkan ~0,1 mg/L O₂ bisa merusak cita rasa lager ringan, sementara bir dry‑hopped sangat sensitif terhadap pickup O₂. Bir gelap memang sedikit lebih toleran, namun untuk gaya terang dan hop‑forward, toleransi hampir nol www.foodprocessing.com.au. Maka, setiap tahapan bottling & kegging diperlakukan sebagai titik kendali kritis O₂.

Baca juga:

Pengertian dan Pengaruh TDS dan TSS Terhadap Kualitas Air

Titik kendali oksigen di transfer dan pembersihan

foodtechbiz_2023-07_b2a93343-f2c8-4e0f-9875-ab4b43861abb_OeTTINGER

Semua transfer sisi dingin adalah titik kontrol. Pipa, valve, dan tangki yang menangani bir jadi harus selalu tertekan gas inert (CO₂ atau N₂), jalur dibuat sesingkat dan selicin mungkin, dan bir didorong dengan tekanan CO₂—bukan pompa atau gravitasi—dengan tekanan garis sedikit di atas ambien untuk “meruntuhkan” kantong udara www.brewer-world.com. Jalur transfer kerap diisi dulu dengan air terdeaerasi lalu dipurge CO₂ sebelum bir mengalir sehingga bir tak pernah kontak udara www.brewer-world.com asiafoodjournal.com. Sambungan, gasket, dan seal harus dicek—kebocoran kecil atau serpihan yang jatuh bisa memasukkan udara dan menaikkan DO. Hindari kecepatan alir tinggi atau over‑speed di filler: turbulensi menambah O₂ terlarut www.brewer-world.com.

Setelah CIP (clean‑in‑place; pembersihan sirkuit tertutup), filler dan pipa dibilas. Air bilas harus sangat rendah O₂. Air bilas atau “push” yang tertinggal menyentuh permukaan bir bisa menjadi sumber O₂ besar. Air penyesuaian atau chillproofing bahkan dideaerasi untuk menghilangkan >99% O₂ agar tak mengulang masalah studylib.net studylib.net. Pre‑coat filter dan bahan tambahan (finings) juga ditambah dengan air terdeaerasi agar tak memunculkan lonjakan ~10 mg/L O₂ di sistem www.brewer-world.com asiafoodjournal.com.

Penanganan kemasan, headspace, dan kecepatan isi

counter_pressure_bottle_filler_diagram

Botol, kaleng, dan keg harus dipurge dari udara sebelum diisi. Filler modern mengevakuasi tiap botol atau mempurge CO₂ lewat probe kosong (hollow filler) dan menerapkan pengisian isobarik (counter‑pressure) sehingga bir mengalir masuk di bawah tekanan yang disetel asiafoodjournal.com. Seusai isi, sisa headspace diusir dengan foam‑up/jetting: banyak lini menyemprot air steril bertekanan atau bir ke leher botol untuk memaksa busa menaik dan mendorong O₂ keluar—langkah ini bisa memangkas O₂ headspace >90% www.brewer-world.com studylib.net. Menjalankan filler melampaui desainnya memicu turbulensi dan pickup O₂ 5–10× lebih tinggi dari yang dimaksudkan www.brewer-world.com.

Segera setelah isi, kontainer ditutup di bawah tekanan. Mesin capping kerap menginjeksikan sedikit CO₂ di headspace sebelum crimping. Hasil akhirnya disebut TPO (jumlah DO dalam cairan + O₂ headspace). Kasus KHS: ≈20 µg/L TPO di botol kaca pada 160 g CO₂/hl, atau 40 µg/L pada 110 g/hl—bandingkan sistem lama 150–200 µg/L asiafoodjournal.com. Analisis modern menunjukkan hanya 10–20% O₂ akhir berasal dari aksi pengisian; sisanya dari udara headspace terperangkap atau ingress hilir www.foodprocessing.com.au.

Botol vs kaleng vs keg

Semua bisa memasukkan O₂, hanya jalurnya berbeda. Botol bergantung pada crown cap; kaleng pada seaming hermetik (sering dengan injeksi gas inert di bawah tutup); keg pada dinding las dan fitting bergasket. Pada kaleng, perangkat “bubble breaker” di chute dan under‑cover gassing CO₂ saat seaming mengurangi splash dan udara terjebak studylib.net. Keg perlu purge CO₂ menyeluruh sebelum isi serta mempertahankan sedikit backpressure CO₂; setelahnya, headspace atau blow‑off valve harus tertutup rapat. Pada draught, diffuser O₂ dapat terjadi: secara praktik, ~1 mg O₂/hari dapat berdifusi melalui beer line tipikal www.themodernbrewhouse.com—menjadikan O₂ awal serendah mungkin tetap krusial.

Baca juga:

Daur Ulang Air di Pabrik Pupuk: dari Limbah Jadi Makeup Cooling Tower

Deaerated water untuk push dan bilas

water-deaeration-systems-img-2

Air terdeaerasi (O₂ dilucuti) wajib setiap kali air bersentuhan dengan bir atau kemasan. Air minum biasa mengandung kira‑kira 8–10 mg/L O₂ terlarut—cukup untuk mencemari bir seketika. Deaerator industri modern, sering berupa unit membran vakum, dapat menurunkan O₂ air hingga single‑digit ppb (µg/L). Contoh: sistem membran Bucher Unipektin menyatakan <10 ppb O₂ www.bucherunipektin.com. Unit berbasis membran seperti ini berada dalam ranah teknologi membrane systems industri.

Praktiknya: - Push‑out fluid. Sisa bir di manifold filler atau jalur transfer sering dikeluarkan. Menggunakan air biasa akan meninggalkan ~10 mg/L O₂; sebagai gantinya, air terdeaerasi dipompa lalu diusir CO₂ sehingga hampir nihil O₂ tertinggal di permukaan kontak www.brewer-world.com asiafoodjournal.com. - Bilas akhir botol/kaleng. Air bilas harus terdeaerasi; panduan industri tegas: “deaerated water (< 0,2 mg/L O₂) sangat dianjurkan” untuk semua bilas pasca‑filter (vs ~10 mg/L pada air normal) asiafoodjournal.com. - Dilusi chillproofing/adjustment. Air penyesuaian dan chillproofer harus dideoksigenasi studylib.net studylib.net.

Dampaknya terukur: O₂ residu berkorelasi langsung dengan stabilitas rasa. Dengan semua air proses ultra‑rendah O₂, sisa oksigen yang perlu dihadapi tinggal dari ingress udara. Analisis KHS/Frank Reinhold menekankan air proses terdeaerasi dengan baik (<0,2 mg/L) sebagai prasyarat untuk membidik DO kemasan mid‑ppb asiafoodjournal.com. Mengganti air bilas biasa dengan deaerated water dapat memangkas potensi pickup O₂ 2–3 orde magnitudo.

Dari sisi biaya, memasang deaerator menambah CAPEX, namun menekan kerugian produk dan memperpanjang shelf‑life. Contoh praktis: menurunkan DO bir jadi dari ~100 µg/L ke ~20 µg/L (dengan meniadakan O₂ di air purge) dapat memperpanjang shelf‑life berbulan—ada contoh IPA yang melonjak dari ~1 ke 6 bulan berkat kontrol DO lebih baik imbibe-solutions.com. Regulasi setempat (termasuk di Indonesia) mewajibkan air yang bersentuhan dengan minuman memenuhi standar air minum; deaerator menghasilkan air yang bersih secara mikrobiologis sembari memecahkan masalah O₂. Di Indonesia, aturan air minum (Permenkes, SNI air kemasan) fokus pada kemurnian mikroba/kimia, sementara DO diperlakukan sebagai isu mutu internal pabrik—walau tidak diwajibkan hukum.

Desain filler dan operasi ber‑O₂ rendah

brewing-min

Filler modern meminimalkan pickup O₂ lewat kombinasi: - Counter‑pressure dengan vacuum purge. Botol disegel, headspace dievakuasi, lalu diberi pulsa CO₂ sebelum bir dialirkan pada over‑pressure yang sesuai karbonasi. Sistem “hollow probe” (mis. KHS Innofill DRS) menurunkan O₂ terperangkap; kasus KHS menunjukkan ~20 µg/L TPO pada 160 g CO₂/hl, dan 40 µg/L pada 110 g/hl; mesin mengurai gas berlebih otomatis dan mencegah foam breakout asiafoodjournal.com. - Jetting untuk flushing headspace. Jetter/fobbing menyemprot air steril atau bir ke permukaan di leher, memaksa busa naik dan mengusir udara; penyetelan yang tepat sangat krusial www.brewer-world.com studylib.net. - Kendali kecepatan isi. Jangan melampaui kapasitas desain; turbulensi melonjak jika dipaksa. Banyak filler modern memiliki feedback DO otomatis—jika O₂ melewati ambang, mesin berhenti dan alarm www.brewer-world.com. - Inerting dan sealing. Kaleng diseam di atmosfer inert dengan under‑cover gassing CO₂. Desain KHS terbaru menurunkan konsumsi CO₂ sambil mencapai DO ultra‑rendah; pabrik juga semakin memanfaatkan N₂ dari generator PSA in‑house untuk inerting pada biaya setara asiafoodjournal.com www.foodprocessing.com.au. - Bubble breaker dan flow guide. Pada canning, grid/mesh “bubble breaker” meratakan cairan sebelum seaming untuk mencegah splash—direkomendasikan sebagai pengurang pickup studylib.net.

Kesimpulan desain: vacuum evacuation + counter‑pressure + jalur produk lembut + purge headspace. Dengan kontrol optimal, momen filling hanya menyumbang 10–20% TPO; sisanya dari udara terperangkap atau in‑leakage www.foodprocessing.com.au asiafoodjournal.com. Investasi pada filler kontra‑tekanan berkualitas memberi hasil terukur: DO kemasan turun dan shelf‑life lebih panjang, tanpa penambahan kimia.

Panduan penggunaan DO meter untuk troubleshooting

DO meter (alat ukur oksigen terlarut) adalah alat wajib untuk menemukan sumber ingress O₂. Pendekatan praktis:

1) Kalibrasi tepat. Alat harus akurat di kadar rendah. Lakukan kalibrasi nol dengan larutan bebas oksigen (mis. sodium sulfite atau air yang didegassing vakum) untuk set 0 mg/L. Banyak meter default kalibrasi ke udara; untuk target <0,1 mg/L perlu zero‑O₂ sungguhan. Setelah nol, verifikasi linearitas di udara/standar, lalu dua titik (0% dan 100% saturasi). Jika peralatan/jalur dibuka ke udara saat cleaning, lakukan kalibrasi ulang. Jaga probe bersih dan basah—simpan dalam larutan bebas O₂ saat idle atlas-scientific.com atlas-scientific.com.

2) Ukur lokasi kritis. Ambil DO di brite tank sebelum filler (baseline), lalu cek tiap tahap: - Air bilas/push. Jika >0,5 mg/L jadi lampu merah. - Keluaran filler (sebelum cap). Sampel satu botol ke cup tertutup; filler baik dapat menunjukkan <0,02 mg/L (20 ppm) di cairan dalam kondisi ideal www.foodprocessing.com.au. - Produk jadi. Ukur DO terlarut atau analisis headspace. Metode sederhana: tuang ke labu, purge N₂, kocok untuk ekuilibrasi, lalu ukur DO—metode “Umfrage” oleh Uhlig & Vilachá; korelasi TPO juga dapat dengan handheld/integrated analyzer www.foodprocessing.com.au.

3) Bandingkan dengan target. Banyak pabrik menargetkan DO akhir <0,05 mg/L (50 ppb) atlas-scientific.com studylib.net. Jika brite tank 0,003 mg/L namun keluaran filler 0,020 mg/L, maka filler menyumbang ~0,017 mg/L. Jika air bilas 5 mg/L (air kran tipikal), air itu sendiri akan menambah puluhan ppb O₂. Pola perbandingan ini menunjuk lokasi masalah.

4) Selidiki anomali. - DO berlebih di air bilas/push: cek operasi deaerator. Bahkan 1 mg/L air dapat menaikkan O₂ bir ~1 ppb per liter per liter. - Filler: lonjakan saat filler berjalan mengarah ke valve, cap, seal, oli/aus atau setelan tekanan. Verifikasi pompa vakum dan aliran CO₂; pre‑pressure kurang memungkinkan udara masuk saat valve buka. - Kebocoran jalur: DO naik acak di transfer bisa berarti fitting kendor atau cacat las. - Kecepatan/agitasi: korelasi dengan speed atau format kemasan → turunkan speed untuk uji. - Gas headspace: DO non‑nol di paket tertutup menunjukkan O₂ headspace; solusi: tambah waktu purge atau cover gas saat sealing.

5) Catat dan tren. Logbook atau MES merekam DO per batch/line. Tren DO vs waktu/kapasitas bisa mengungkap isu halus—misal kenaikan bertahap saat run dapat mengindikasikan tangki CO₂ jenuh menipis dan memasukkan udara. Sensor DO inline memberi monitoring real‑time; spot check manual per shift pun berdampak. “Incorporating DO measurement at critical stages allows brewers to control oxygen exposure,” catat BrewOps www.brewops.com.

Nilai rujukan inti: bidik DO akhir ~<50 ppb (0,05 mg/L) atlas-scientific.com studylib.net. Jika lebih tinggi, scavenger aditif (asam askorbat, sulfit) bisa mengompensasi—namun ini sekadar “penyangga” dibanding kontrol proses. Data DO menjadi dasar keputusan: menyetel tekanan CO₂ di filler, mengganti gasket, atau meningkatkan unit deaerasi.

Baca juga:

Hydrolyzer + Steam Stripper: Solusi 98% Penghilangan Amonia Kondensat Pupuk

Catatan sumber dan referensi teknis

Panduan operasional dan angka di artikel ini diturunkan dari: Brewer‑World (kontrol DO dan praktik filling) www.brewer-world.com www.brewer-world.com; KHS/AsiaFoodJournal (teknologi filling terkini, TPO, konsumsi gas) asiafoodjournal.com asiafoodjournal.com; FoodProcessing.com.au (analisis TPO dan kontribusi filling) www.foodprocessing.com.au www.foodprocessing.com.au; Bucher Unipektin (spesifikasi deaerator membran, <10 ppb O₂) www.bucherunipektin.com; slide MBAA (air penyesuaian/chillproofer, jetting) studylib.net studylib.net; Atlas Scientific (kalibrasi meter DO dan target DO akhir) atlas-scientific.com atlas-scientific.com; Imbibe Solutions (dampak DO pada shelf‑life IPA) imbibe-solutions.com; BrewOps (strategi monitoring DO) www.brewops.com; studi teknis lain terkait dampak DO pada protein/penuaan bir: Zong et al., 2021 academic.oup.com; serta kajian difusi O₂ di draught line www.themodernbrewhouse.com.

Chat on WhatsApp 2212122qwa