Preventive Maintenance Pabrik Kelapa Sawit: Strategi Inspeksi, Hard-Facing, dan Rebuild Thresher & Screw Press untuk Minim Downtime

Area front‑end pabrik sawit—dari penerimaan TBS (FFB/fresh fruit bunches) hingga perebusan, perontokan (threshing), dan pengepresan (pressing)—adalah zona aus paling brutal. Data industri menunjukkan 40–50% gangguan produksi sebenarnya bisa dihindari lewat preventive maintenance yang disiplin.

Industri: Palm_Oil | Proses: Threshing_&_Pressing

Uap panas, serat buah keras, dan pasir/tanah: kombinasi ini menghantam peralatan depan pabrik sawit setiap jam. Drum thresher berotasi (dengan spike/lifter bar di atas lengan “spider”) dan screw press (sepasang worm screw/ulir dan press cage berlubang) adalah korban utamanya. Lengan spider pada drum thresher “rentan mengalami retak dan kerusakan” akibat beban impak berat (studi teknik).

Pada sisi press, cage dan ulir menanggung aus berat. Pabrikan mencatat “FFB dari area berpasir akan menyebabkan laju keausan tinggi karena sifat abrasif pasir” (manual P15). Aus bersifat kumulatif: laporan empiris menunjukkan aus cage tingkat sedang mungkin belum terasa pada ekstraksi, namun melewati ambang kritis, pemulihan minyak/kernel “turun drastis” dan losses melonjak (handbook pabrik). Terjemahannya: aus yang tak terkendali berarti efisiensi jatuh dan downtime tak terencana.

Mekanisme aus di front‑end pabrik

Lingkungan basah‑panas mempercepat korosi dan kelelahan material; serat buah dan pasir bertindak sebagai abrasif yang mengikis permukaan kerja. Pada drum thresher, spike/lifter bar menanggung impak berulang yang membebani lengan spider hingga retak (studi teknik). Pada screw press, interaksi ulir—cage—fiber di bawah tekanan tinggi mempercepat penipisan dinding cage dan mahkota ulir, terutama bila FFB terkontaminasi pasir (manual P15). Kuncinya adalah mencegah mencapai “ambang kritis” aus yang memukul telak recovery (handbook pabrik).

Baca juga: Limbah Klarifikasi Pabrik Sawit: Kontributor Terbesar POME, Kandungan & Solusi Pengolahannya

Inspeksi berkala dan preventive maintenance

Preventive maintenance (PM/pemeliharaan pencegahan) bukan formalitas. Survei industri menunjukkan 40–50% interupsi produksi berakar dari pemeliharaan yang tidak memadai—jadwal tidak teratur, penanganan buruk—bukan karena kegagalan yang tak bisa diprediksi (analisis operasional). Dalam survei screw press ganda, “jadwal pemeliharaan tidak teratur” berada di puncak penyebab malfungsi (survei industri).

Bukti kuantitatif dari Indonesia: dengan FMEA (failure mode and effects analysis/metode pemetaan mode kegagalan) dan optimasi untuk 10 komponen kunci, target reliabilitas 90% tercapai pada biaya Rp131,4 juta/tahun—sekitar 47,4% lebih rendah dibanding tanpa penjadwalan (studi optimasi).

Di lapangan, kepatuhan pada PM menyusutkan downtime. Satu pabrik Malaysia di bawah “performance agreement” OEM beroperasi 24/7 selama 8+ tahun dengan “hardly any breakdowns” berkat perawatan terencana dan suku cadang OEM (kasus OEM; kunjungan servis minimalkan interupsi). Pabrik yang sama memangkas oil loss hampir separuh—dari ~0,8–1,0% menjadi ~0,25–0,5%—dengan mengoptimasi setiap langkah proses dan meminimalkan berhenti‑jalan peralatan (studi kasus).

Praktik kunci: checklist menyeluruh, jadwal pelumasan, dan condition monitoring (pemantauan kondisi). Sensor getaran dan temperatur pada motor/pompa memperingatkan ketidakseimbangan atau kerusakan bearing sebelum crash; analisis oli menemukan kontaminasi/partikel logam sejak dini; pemeriksaan keselamatan lingkungan seperti steam trap, uji katup tekanan, dan alignment belt mencegah kebocoran atau pelepasan tak terencana. Ringkasnya, inspeksi konsisten dan PM menekan downtime serta memperpanjang umur aset (evidence biaya; kasus OEM).

Checklist inspeksi harian hingga tahunan

Harian/Mingguan: cek konveyor (rantai, roller) untuk alignment dan tension; dengarkan noise/getaran abnormal pada thresher dan press. Inspeksi lengan spider dan lifter bar drum thresher untuk retak/deformasi (studi thresher). Bersihkan deposit buah/serat/pasir yang bisa menjepit atau mengikis. Verifikasi level oli/grease pada gearbox dan bearing—manual menyarankan: “bersihkan bagian luar motor seminggu sekali… cek baut dan mur bulanan” (manual P15). Kebocoran oli/seal sekecil apa pun ditangani segera.

Bulanan/Semesteran: ukur aus pada screw/lifter thresher—panduan menyebut “inspeksi bulanan pisau thresher” dan ganti bila aus (panduan maintenance). Rapatkan baut/chain, lumasi sprocket dan bearing; interval grease gearbox/bearing 5.000–8.000 jam lazim (manual P15). Periksa celah kerja screw press—gap antara worm dan cage harus “proper clearances” agar aliran minyak efisien (manual P15). Cek pressure gauge dan safety valve; catat jam operasi sebagai dasar bengkel periodik.

Tahunan/Overhaul: inspeksi penuh drum thresher dan frame untuk retak lelah; ganti lengan spider yang retak (studi thresher). Cek alignment poros digester dan press; lakukan analisis getaran pada poros press. Ganti consumable umur panjang (mis. seal press) sesuai rekomendasi OEM. Catatan bengkel: meski part masih “jalan”, overhaul sebelum aus berlebih lebih aman; cage baja bisa menoleransi aus sementara, tetapi ketika lubang/dinding cage menipis parah, “recovery % turun drastis”—layani atau ganti sebelum titik itu (handbook pabrik).

Kesimpulan jadwal: bahkan bila part aus masih tampak fungsional, mendekati “level kritis” harus dihindari karena begitu terlewati, produksi jatuh curam (handbook). ROI‑nya jelas: PM terjadwal menghemat sekitar 47% anggaran maintenance sekaligus menstabilkan output (studi optimasi).

baca juga:  Screw Press Jadi Jantung Pabrik Sawit: Tekanan, Konfigurasi, dan Perawatan Menentukan OER

Hard‑facing dan material tahan aus

Untuk melawan abrasi, banyak pabrik menerapkan hard‑facing (overlay lapisan keras) atau liner pada permukaan aus. Tungsten carbide atau cermet (komposit keramik‑logam) via welding/thermal spray meningkatkan kekerasan permukaan. Secara metalurgi, penambahan ~25–35% tungsten carbide pada matriks baja meningkatkan ketahanan aus ~2,8–3,3× dibanding baja kekuatan tinggi saja (studi material).

Dalam praktik sawit, hard‑welded tungsten‑carbide rod/patch lazim pada lifter bar thresher, scraper konveyor, dan bagian press. Worm screw yang aus dibangun ulang (weld buildup) lalu dibubut/grinding kembali ke spesifikasi (manual P15). Bagian bawah‑atas V‑shaped shoe pada press cage juga rutin dibangun ulang dengan elektroda keras (mis. E6013 atau paduan berbasis nikel) lalu digrinding ke profil asal (manual P15). Perbaikan keras seperti ini “murah dan efektif”; welding sederhana pada V‑block cage memulihkan clearance dengan biaya minimal (manual P15). Secara umum, hard‑facing dapat melipatgandakan umur pakai beberapa kali lipat.

Selain itu, banyak pabrik menggunakan wear plate atau liner Ni‑hard pada chute/konveyor, serta insert tungsten yang bisa diganti pada impeller pompa; pendekatan serupa efektif untuk penggilingan sawit. Dengan memilih material dan kawat las tahan aus, kehilangan material turun tajam: di industri lain, wear plate tungsten‑carbide rutin memberi umur pakai bertahun‑tahun dibanding hanya berbulan tanpa lapisan (studi material).

Prosedur rebuild dan refurbishment

ChatGPT Image Sep 29, 2025, 02_00_38 PM

Worm screw press: lepaskan cage dan ulir (sering dengan membalik arah screw atau menggunakan puller). Ukur ulir dan diameter bore. Untuk ulir aus, lakukan weld buildup pada permukaan flight, lalu bubut/gerinda kembali ke dimensi asal dan lakukan balancing poros (manual P15). Pemasok juga menegaskan rebuild welding “ke dimensi asli… dengan pengelasan dan machining” saat throughput turun (manual P15).

Press cage dan shoe: unit berat ini idealnya dikerjakan di bengkel mesin. Bersihkan semua lubang cage dari sumbatan—lubang tersumbat memicu aus tak merata (manual P15). Tukar posisi cage (dibalik ujung‑ke‑ujung) setiap pemasangan ulang untuk meratakan progres aus (manual P15). Bila bodi cage di luar ambang salvage, gantilah unit (manual P15). Untuk V‑shaped axial shoe, bangun ulang dengan elektroda sesuai (E6013 atau wear‑alloy), kemudian grinding ke profil asli; setelah rebuild, wajib lolos pemeriksaan clearance/fitting untuk mencegah jam (manual P15; manual P15).

Drum thresher dan arm: lifter bar/stripper spike yang menipis diganti; lengan spider yang retak diganti atau dilas ulang bila memungkinkan. Setelah perakitan, lakukan balancing rotor jika bobot berubah.

Bearing, seal, gearbox: ganti semua bearing dengan gejala aus (pitting race dalam). Poros/coupling gearbox yang rusak diproses ulang atau diganti. Semua seal/gasket yang terbuka saat bongkar pasang harus baru. Setelah rebuild, setel alignment dan preload sesuai spesifikasi OEM. Jalankan press kosong tanpa beban untuk verifikasi, lalu naikkan beban secara bertahap.

Tiap rebuild diakhiri dengan trial run singkat (pantau temperatur, getaran, kebocoran, level oli) dan dokumentasi (jam kerja, umur part, tebal las, dll.) untuk trending. Secara praktik, rebuilding sistematis bisa menggandakan umur komponen; satu pabrik melaporkan rebuild triwulanan pada worm dan shoe menjaga efisiensi tinggi dan mencegah downtime tak terjadwal.

Baca juga: Solusi Industri Kelapa Sawit

Dampak bisnis dan kualitas

Studi berbasis data menyimpulkan: PM yang eksekusinya baik menghasilkan penghematan nyata. Secara kuantitatif, pemeliharaan terencana mencegah sekitar separuh biaya breakdown (analisis biaya). Dalam puncak musim, satu downtime 12–24 jam bisa “menghilangkan” lebih dari 3.000 kg minyak per jam menurut satu sumber industri (estimasi industri).

Efek ke kualitas juga jelas: aus yang lebih rendah berarti oil cleanliness lebih baik (kontaminasi logam/serat menurun) dan oil extraction rate meningkat. Kasus Malaysia tadi memotong oil loss setengahnya (~0,8–1,0% ke ~0,25–0,5%) berkat program maintenance yang aktif (kasus OEM).

Ringkasnya: inspeksi teratur, material tahan aus/hard‑facing tepat, dan rebuild tepat waktu adalah fondasi efisiensi. Dengan rezim PM yang disiplin—ditopang overlay keras dan overhaul yang benar—umur peralatan front‑end bisa berlipat (sering 2×–3× atau lebih, studi material), reliabilitas terjaga di kisaran ~90% (studi optimasi), dan guncangan produktivitas akibat aus dapat dihindari (handbook pabrik; analisis biaya).

Chat on WhatsApp