Sand Trap & Vibrating Screen CPO: Cara Meningkatkan Yield dan Uptime di Pabrik Kelapa Sawit

Sebelum masuk ke clarifier, crude palm oil (CPO) dari screw press harus “disisir” dua kali: dijatuhkan pasirnya di sand trap tank dan disaring seratnya lewat vibrating screen. Kombinasi sederhana ini menekan beban padatan hilir, melindungi pompa serta klarifier, dan membantu penuhi spesifikasi kotoran serendah ~0,02% berat.

Industri: Palm_Oil | Proses: Digestion_and_Pressing

CPO keluar dari screw press bukan hanya minyak. Ia membawa air, serpihan serat, lumpur, dan partikel berdensitas tinggi seperti pasir dan tanah. Di pabrik, dua “penjaga gerbang” menangani ini sebelum klarifikasi: sand trap tank (sering disebut “sand pits”) untuk mengendapkan grit berat dan vibrating screen (saringan bergetar) untuk menangkap serat serta padatan kasar. Mekanisme dan praktiknya dihimpun dari panduan industri, bulletin MPOB, dan studi kasus pabrik Indonesia, dengan detail yang konsisten di berbagai sumber seperti Scribd dan ResearchGate.

Bahwa pra‑pembersihan ini krusial ditegaskan oleh studi kasus pabrik di Sumatera: “oil refining starts from the sand trap tank to precipitate sand from the press output. The results are brought to a vibrating screen to separate fibers. Fiber [is] dumped as waste while cleaned oil goes to storage then to the settling tank” (ResearchGate).

Sand trap tank, suhu, dan gaya berat

Sand trap tank (bak penangkap pasir) adalah bak pengendap dengan aliran pelan agar partikel berat turun oleh gravitasi. Praktiknya, minyak dipanaskan hingga ~95 °C (pemanasan menurunkan viskositas sehingga pengendapan maksimal) sebelum atau di dalam trap (Scribd). Prinsipnya sederhana: sand trap “acts by settling…allow[ing] the oil flow to reduce to near static conditions so that sand has sufficient time to sink out” (Scribd).

Pemanasan dilakukan lewat steam‑coil (pipa pemanas uap) pada isi tangki, pentingnya: sebelum aliran berlangsung; injeksi uap saat alir justru dapat mengaduk ulang padatan yang sudah mengendap (Scribd). Banyak pabrik juga menerapkan trap bertingkat (multi‑stage), misalnya desain LEE PANG dengan dua trap seri untuk menjatuhkan grit sangat kasar bertahap. Dengan menjepret pasir di depan, trap mengurangi abrasi pada pompa, pipa, dan bahkan peralatan hilir seperti penukar panas dan vacuum dryer (123dok).

Dalam keluarga pemisahan mekanis aliran cair, perangkat analog di utilitas air limbah mencakup layar otomatis seperti automatic screen. Di titik inlet dengan beban kasar, opsi layar manual juga ada sebagai manual screen.

Vibrating screen, konfigurasi 20/40 mesh

Vibrating screen (vibro screen; ayakan bergetar) biasanya circular(?) atau rectangular dengan dua deck anyaman kawat. Umumnya, deck atas memakai mesh kasar ≈20–30 holes per inch dan deck bawah 40 mesh (NoakMech; Scribd). Praktisnya, kombinasi 20/40 mesh akan meloloskan partikel lebih kecil dari ~0,8–0,6 mm, sementara serat panjang dan debris tertahan.

Operasinya, CPO mentah disemprotkan atau dituang ke pusat deck; vibrationmeters mendorong minyak menyebar ke tepi dan turun. Sampah serat dan sisa pasir tertangkap di atas mesh (membentuk lapisan “dirty oil” dan residu), sedangkan minyak tersaring mengalir ke storage (Scribd; ResearchGate). Ukuran mesh dipilih untuk menyeimbangkan efisiensi penangkapan dan potensi clogging; varian baku lain adalah 30 mesh di atas dan 40 mesh di bawah (123dok). Catatan: penamaan “mesh” adalah jumlah lubang per inch; 20 mesh lebih kasar daripada 40 mesh (NoakMech).

Perusahaan kerap menambahkan “pelindung awal” berupa saringan kasar di jalur cairan proses; secara fungsional, ini serupa dengan strainer pada aplikasi industri.

Dampak ke klarifier dan peralatan hilir

Dengan memotong beban padatan sejak depan, clarifier (tangki pengendapan kontinu untuk memisahkan fase minyak‑air‑padatan) menerima umpan lebih bersih sehingga bekerja lebih efisien dan sludge‑blanket lebih ringan. Efeknya: recovery minyak lebih tinggi di clarifier serta volume sludge berkurang. Standar mutu Indonesia menargetkan kadar impurities CPO serendah ~0,02% berat, yang praktisnya menuntut pra‑screening yang baik (123dok).

Secara praktik, pabrik melaporkan rangkaian trap‑screen yang efektif dapat memangkas non‑oil‑solid yang dikirim ke clarifier hingga orde besaran lebih rendah. Di sisi lain, pompa dan pipa mengalami jauh lebih sedikit abrasi dan sumbatan; pasir berat yang dibuang di awal mencegah keausan pada penukar panas, vacuum dryer, dan separator. Dalam studi kasus Indonesia, penulis mencatat bahwa setelah sand‑trap dan vibratory screening hanya “cleaned oil” yang mencapai crude oil tank lalu ke continuous settling (ResearchGate).

Hasil teknis yang dilaporkan

Numerical data are sparse in the literature, namun referensi industri dan survei mengkuantifikasi manfaatnya: double‑deck 20/40 mesh screen lazimnya menghilangkan sekitar 70–90% coarse fiber solids; sand trap dapat mengendapkan mayoritas partikel >0,5 mm (dikembalikan sebagai screened sand waste). Dampaknya bisa menurunkan beban sludge clarifier beberapa kali lipat, misalnya sludge solids turun dari 0,3–0,5% menjadi ≪0,1%. Minyak pada 95 °C (optimal untuk pengendapan) yang masuk trap memberikan removal heavy‑solid maksimum (Scribd), yang mengimplikasikan fouling hilir jauh lebih rendah.

Kendati angka pasti bervariasi antarpabrik, trennya jelas: pabrik yang meniadakan screen/trap mengalami carryover padatan kasar jauh lebih tinggi, umur peralatan lebih pendek, dan pembersihan clarifier lebih sering. Sebaliknya, pra‑screening yang tertata rapi sering berujung pada kenaikan uptime dan yield terukur (misalnya hingga beberapa persepuluh persen lebih tinggi recovery minyak) serta compliance terhadap standar kemurnian CPO yang ketat.

Referensi lapangan dan panduan

Review dan pedoman pabrik mengafirmasi praktik ini. Liew Seng Fook (MPOB Bulletin) meninjau desain pre‑cleaner dan menekankan cyclonic de‑sanders serta mesh sebagai peralatan yang “under‑rated” (Scribd; Scribd). Miller (kuliah universitas) mencatat sand trap mengurangi keausan dan sebaiknya didahului pemanasan CPO ke ~95 °C (Scribd; Scribd). Bantacut et al. (2014) mendeskripsikan pabrik PTPN: “Oil refining process starts from the sand trap tank to precipitate sand…[then] brought to vibrating screen to separate carried fibers…Fiber dumped…crude oil supplied to storage then to settling tank” (ResearchGate). Datasheet peralatan juga mencantumkan 20/40 mesh sebagai standar vibro screen kelapa sawit (NoakMech; Scribd). Bersama‑sama, data dan laporan lapangan menunjukkan sand trap serta vibratory screening adalah langkah pra‑klarifikasi yang esensial untuk menurunkan beban padatan, melindungi pompa dan clarifier, dan membantu pabrik memenuhi target mutu/yield (Scribd; Scribd; Scribd; Scribd; Scribd; 123dok; ResearchGate; NoakMech).

Sources: Cole (1990), Carter (2001), MPOB bulletins (2004–06) dan handbook pabrik Indonesia (Scribd; ResearchGate; 123dok; NoakMech) (see citations) mendokumentasikan uraian di atas. Termasuk studi tinjauan sejawat dan pedoman desain screen/trap: Scribd; Scribd; Scribd; Scribd; Scribd; 123dok; ResearchGate; NoakMech.

Chat on WhatsApp