Bagaimana Surfactant, Oil, dan “Sticker” Menggandakan Daya Pukul Pestisida

Air membentuk ~95% larutan semprot, tapi justru sering membuat droplet “membola” dan memantul dari daun. Specialty adjuvants—dari surfactant, oil, hingga sticker—adalah game-changer untuk membuat pestisida menyebar, menempel, dan menembus target.

Industri: Agriculture | Proses: Pesticide_Application

Masalah inti aplikasi pestisida modern bukan hanya “apa” yang disemprot, tapi “bagaimana” droplet menutupi, menempel, dan masuk ke permukaan daun atau tubuh hama. Air—sekitar 95% isi tangki—bertegangan permukaan tinggi dan cenderung membentuk bead pada permukaan daun hidrofobik, membuat area kontak minim (www.nichino.uk). Daun berlapis lilin atau berambut memperparah: droplet membola, bahkan memantul dan bergulir pergi—celah coverage pun terbuka lebar bagi gulma dan hama (www.nichino.uk) (www.nichino.uk).

Studi memperkirakan sering kali kurang dari setengah dosis foliar benar-benar diserap tanaman—sisanya hilang karena runoff, drift, atau menguap (link.springer.com). Untuk menutup gap ini, industri beralih ke specialty adjuvants (bahan tambahan semprot di luar bahan aktif) yang dirancang menaikkan performa biologis pestisida (aurorawaveintellects.com) (aurorawaveintellects.com). Pasar global adjuvant agrikultur bernilai sekitar $3,3 miliar dan tumbuh ~5,5% per tahun (news.agropages.com), dengan activator adjuvants (contoh: surfactant dan oil) menyumbang >65% penggunaan (aurorawaveintellects.com).

Surfactant: Memaksa Droplet “Melebar” dan Mengunci Cakupan

Surfactant (surface-active agents) menurunkan tegangan permukaan sehingga droplet membentang di daun, bukan membola. Organosilicone surfactant, misalnya, bisa menurunkan tegangan larutan hingga ~20 mN/m (air murni ~72 mN/m) (www.mdpi.com) (www.mdpi.com). Hasilnya: sudut kontak mengecil, droplet “pipih”, dan area basah melebar (www.mdpi.com) (www.mdpi.com). Pada gandum, penambahan organosilicone menghasilkan coating seragam; tanpa adjuvant, droplet tetap terisolasi sebagai bead (www.mdpi.com) (www.mdpi.com).

Yang krusial, surfactant mencegah droplet memantul atau menggelinding. Imaging kecepatan tinggi menunjukkan di daun berambut/tegak, droplet air mudah mental; surfactant dengan daya wetting baik membuat droplet cepat “kolaps” dan melekat (www.nichino.uk) (www.nichino.uk) (www.mdpi.com). Pada kebun jujube, surfactant mengurangi agregasi dan runoff, meningkatkan deposisi signifikan (pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Uji citra di daun gulma juga menunjukkan area basah per droplet naik seiring konsentrasi surfactant (www.mdpi.com) (www.mdpi.com).

Efek lapangan mencerminkan data lab: dua surfactant performa tinggi (Triton X‑100 dan C₁₂E₅ ethoxylate) dalam semprot β‑cyfluthrin di kebun jujube mencapai tingkat pengendalian hama 90%, mengungguli semprot tanpa adjuvant (pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Uji herbisida menunjukkan penggunaan surfactant yang direkomendasikan label menaikkan persentase gulma mati dan menurunkan gulma tersisa—berimplikasi pada hasil panen lebih tinggi dan minim re‑spray (www.weedsmart.org.au).

Selain coverage, surfactant memfasilitasi uptake (penyerapan) ke jaringan. Droplet yang melebar memberi kontak lebih luas; beberapa surfactant membantu melarutkan kutikula. Non‑ionic surfactant/NIS (surfactant non‑ionik) umumnya sebagai spreader, namun banyak juga yang meningkatkan absorpsi sistemik secara moderat (cemendocino.ucanr.edu) (www.mdpi.com). Organosilicone bahkan dapat memicu stomatal infiltration—tegangan sangat rendah membuat droplet menembus stomata sebelum kering, membawa bahan aktif ke ruang internal daun; bukti berupa stomata terbuka dan kristal lilin berkurang pada daun yang diberi organosilicone (pmc.ncbi.nlm.nih.gov) (pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Formulasi surfactant proprietary seperti MON‑0818 di dalam beberapa glifosat dilaporkan kira‑kira melipatduakan absorpsi pada sebagian spesies gulma dibanding tanpa adjuvant (www.researchgate.net) (aurorawaveintellects.com) (www.weedsmart.org.au).

Gunakan pada dosis optimal: over‑application bisa memberi dampak menurun—wetting berlebihan berisiko runoff; film droplet terlalu tipis juga cepat menguap (www.mdpi.com) (www.mdpi.com). Dalam percobaan terkontrol, konsentrasi surfactant lebih tinggi memang menaikkan cakupan awal namun mempersingkat waktu pengeringan ~30–40%, sedikit menurunkan uptake karena kristalisasi lebih cepat (www.mdpi.com). Solusinya: tambahkan humectant atau gunakan oil‑based adjuvant, dan patuhi rate label; di praktik, banyak label merekomendasikan NIS 0,1–0,5% v/v—di level ini manfaat coverage dan uptake umumnya melampaui percepatan evaporasi (www.mdpi.com) (www.mdpi.com).

Baca juga: 

Mengapa Sterilizer Horizontal & Kontrol Otomatis PLC/SCADA Jadi Pilihan Utama di Pabrik Kelapa Sawit

Oil Adjuvants (COC/MSO): Menambah “Daya Tembus”, Menahan Kering, dan Meningkatkan Retensi

Oil adjuvants mencakup crop oil concentrate/COC (mineral/seed oil + emulsifier) dan methylated seed oil/MSO (minyak nabati teresterifikasi). Produk ini biasanya mengandung ~80–85% oil dan ~15–20% surfactant emulsifier (cropprotectionnetwork.org). Tidak seperti surfactant murni, oil mampu “melunakkan/melarutkan” kutikula lilin daun, memperlambat pengeringan droplet, dan menambah adhesi deposit (www.mdpi.com) (www.mdpi.com).

Pada herbisida pasca tumbuh untuk gulma rumput, penambahan 1% COC dapat menaikkan uptake/translokasi 20–30% karena oil mengganggu lilin epikutikular sehingga lebih banyak aktif menembus jaringan (aurorawaveintellects.com) (www.mdpi.com). Oil juga efektif menunda pengeringan semprot, memberi waktu lebih lama bagi bahan aktif masuk ke sel sebelum menguap (www.mdpi.com) (www.mdpi.com).

COC dan MSO memang menurunkan tegangan permukaan (berkat fraksi surfactant) (cropprotectionnetwork.org), namun kontribusi utamanya adalah penetrant dan spreader‑sticker: meningkatkan retensi melalui film oily yang lengket dan resisten tercuci (www.mdpi.com). Beberapa hama sendiri berkulit lilin; oil membantu menembus penghalang ini. Bahkan, mineral/plant oil telah lama dipakai langsung sebagai insektisida (menutup spirakel dan merusak kutikula), menyasar telur, tungau, aphid, dll (www.mdpi.com) (www.mdpi.com). Pada pengendalian nyamuk, penambahan vegetable‑oil surfactant adjuvant secara signifikan meningkatkan mortalitas dewasa dibanding insektisida saja (pmc.ncbi.nlm.nih.gov) (pmc.ncbi.nlm.nih.gov).

Secara kimia, beberapa oil membawa komponen yang meningkatkan absorpsi. Banyak oil adjuvant komersial difortifikasi organosilicone atau nitrogen‑based additives; pada glifosat, ammonium sulfate/AMS (adakalanya diklasifikasikan utility adjuvant) terbukti paling efektif dibanding garam lain atau tanpa adjuvant—memberi NH₄⁺ untuk asosiasi glifosat dan mencegah kation hard‑water mengikat herbisida (www.mdpi.com) (www.mdpi.com) (www.mdpi.com) (www.mdpi.com). Pada gulma yang stres kekeringan, glifosat + AMS memberikan reduksi biomassa 15–20% lebih tinggi dibanding glifosat saja pada dosis sama (www.mdpi.com) (www.mdpi.com).

MSO vs COC? MSO—biasanya dari soybean/linseed oil teresterifikasi—cenderung “lebih panas”, lebih agresif melarutkan lilin sehingga uptake lebih cepat/tinggi, namun dengan risiko fitotoksik lebih besar pada tanaman sensitif (cropprotectionnetwork.org) (cropprotectionnetwork.org). Banyak label menyarankan MSO untuk gulma keras (mis. perennial grasses) dan COC untuk annuals—menimbang efektivitas vs keselamatan tanaman. Perhatikan suhu: di panas ekstrem, oil pada daun muda bisa “membakar”; banyak label memberi batas suhu aplikasi (www.mdpi.com).

Baca juga: 

Kondensat Sterilizer Sawit: Limbah Panas yang Bisa Diubah Jadi CPO dan Penghematan Energi

Sticker & Kawan-kawan: Menahan Cuci Hujan, Memanjangkan Waktu Basah, dan Menjaga Kimia Tetap Aktif

Spreader‑sticker (sticker) meningkatkan kekuatan adhesi, membantu droplet “nempel” saat hujan/embun. Banyak berbasis polimer atau latex yang mengering jadi film tahan air (cropprotectionnetwork.org). Uji Wageningen pada fungisida mankozeb di kentang (musim hujan—relevan untuk Indonesia) menunjukkan tanpa adjuvant, hujan sedang 6 jam pascasemprot mencuci banyak residu; dengan sticker latex (Bond®), residu jauh lebih tinggi pascahujan dan infeksi hawar daun lebih rendah (www.wur.nl) (www.wur.nl) (www.wur.nl). Produk lokal spreader‑sticker (Indostick®) juga menaikkan retensi relatif, meski tidak signifikan statistik pada uji itu (www.wur.nl). Secara umum, sticker dapat mengurangi wash‑off 20–50% atau lebih, tergantung intensitas hujan (www.wur.nl) (www.wur.nl).

Penetrant & uptake enhancer: organosilicone (super‑spreader yang juga penetrant), esterified fatty acids/alcohol derivatif, serta aditif pengasaman/berbasis ammonium seperti AMS—yang mempercepat uptake weak‑acid herbicide dengan menurunkan pH droplet dan efek ion amonium (www.mdpi.com). Pada beberapa gulma, absorpsi glifosat meningkat 30–60% dengan AMS dibanding tanpa AMS (www.mdpi.com) (www.mdpi.com).

Humectant (penarik kelembapan) seperti glycerol/propylene glycol menahan air di deposit, memperlama waktu basah 2–3x dan menaikkan uptake; ini kunci di cuaca panas‑kering. Campuran surfactant + humectant meningkatkan kontrol gulma glufosinat ~15% dibanding surfactant saja pada kelembapan rendah (www.researchgate.net) (acsess.onlinelibrary.wiley.com) (pubmed.ncbi.nlm.nih.gov).

Water conditioner & buffer: hard water (Ca²⁺/Mg²⁺) bisa melemahkan pestisida seperti glifosat/2,4‑D; AMS, chelant, atau buffer pH menjaga aktif tetap tersedia dan optimal diserap (www.mdpi.com) (www.mdpi.com). Kondisi air juga soal kebersihan: air sangat keruh bisa “mengikat” pestisida—saran umum adalah gunakan air yang lebih bersih atau lakukan filtrasi (www.mdpi.com). Dalam praktik, banyak operator menempatkan filtrasi sederhana sebelum tangki—misalnya media pasir silika dan polishing dengan perangkat seperti sand filter berbasis pasir silika atau cartridge filter; untuk sumber air permukaan, pretreatment ultrafiltration (UF) membantu menjaga air semprot tetap bersih tanpa menambah bahan kimia.

Drift reduction agent: polimer pengental meningkatkan ukuran droplet dan kohesi, mengurangi droplet halus yang terbang—artinya lebih banyak semprot mencapai target. Beberapa sticker latex juga berperan ganda sebagai drift reducer; Bond® diklaim “mengatur ukuran droplet dan mengurangi drift, menghasilkan pola semprot lebih seragam” (nufarm.com).

Panduan Memilih Adjuvant yang Tepat

ChatGPT Image Oct 1, 2025, 02_14_44 PM

1) Mulai dari label. Banyak label mensyaratkan/menyarankan tipe dan dosis adjuvant (mis. “NIS 0,25% v/v” atau “COC 1% v/v”)—ikuti karena rekomendasi ini berbasis uji pabrikan dan regulasi (cropprotectionnetwork.org) (www.weedsmart.org.au).

2) Sasaran utama: coverage vs penetration vs retention. Permukaan sulit‑basah (waxy/hairy/vertikal) → pilih wetter‑spreader (NIS/organosilicone) (www.nichino.uk) (www.nichino.uk). Aplikasi sistemik yang butuh cepat masuk → oil/penetrant (COC/MSO) (cropprotectionnetwork.org) (cropprotectionnetwork.org). Risiko hujan → sticker untuk rainfastness lebih baik (www.wur.nl) (www.wur.nl).

3) Tipe tanaman & stadia tumbuh. Daun waxy/berambut (bawang, kubis, serealia) → surfactant untuk wetting lebih baik (www.nichino.uk) (www.mdpi.com). Tanaman muda/sensitif → hindari oil “panas”; gunakan spreader yang lembut. Daun yang makin tebal di akhir musim bisa memerlukan oil untuk penetrasi memadai (cropprotectionnetwork.org).

4) Cocokkan dengan kimia pestisida. Sistemik (glifosat, 2,4‑D, dicamba, clethodim) → minimal NIS; sering lebih baik dengan AMS atau oil; glifosat sangat diuntungkan oleh AMS dan surfactant serta air lunak (www.mdpi.com). Herbisida kontak (glufosinat, paraquat) → coverage adalah raja; gunakan surfactant berkualitas/organosilicone bila label mengizinkan, meski beberapa label glufosinat membatasi organosilicone karena dapat mempercepat pengeringan dan mengurangi waktu uptake (www.mdpi.com) (www.mdpi.com). Insektisida untuk hama berlilin (scale, whitefly) → sedikit oil membantu penetrasi; cek kompatibilitas. Fungisida protektan → sticker memperpanjang proteksi di musim hujan; sistemik → spreader untuk coverage, kadang oil untuk uptake, namun sticker berlebihan bisa mengurangi redistribusi (www.wur.nl). Periksa juga formulasi: EC (emulsifiable concentrate), WDG (water‑dispersible granule), atau SC (suspension concentrate) merespons adjuvant berbeda.

5) Kondisi lingkungan. Potensi hujan → tambahkan sticker; beberapa label mengklaim rainfastness jauh lebih cepat dan residu lebih tinggi pascahujan (www.wur.nl) (nufarm.com). Panas >30°C → hati‑hati oil; pertimbangkan humectant untuk memperlama basah; glycerol 5% dilaporkan menggandakan lama basah dan meningkatkan uptake (www.researchgate.net). Kelembapan rendah/angin → drift‑reduction + humectant. Dingin → penetrasi lambat; oil membantu, namun sebagian oil mengental; MSO cenderung lebih stabil pada suhu rendah dibanding COC. Kualitas air (keras/alkalis/kotor) → gunakan water conditioner (AMS, buffer pH) dan, bila perlu, filtrasi agar air lebih bersih sebelum mixing (www.mdpi.com). Filtrasi bisa sesederhana saringan awal dan media filter; operator sering menambahkan cartridge filter untuk polishing dan—pada sumber air permukaan—tahap UF pretreatment setelah unit media seperti sand filter berbahan pasir silika.

6) Produk tepercaya & regulasi. Tidak semua adjuvant setara; uji universitas/industri menemukan variasi besar (studi New Zealand membandingkan sticker dan hanya beberapa yang signifikan menaikkan rainfastness) (www.researchgate.net). Di EU, sebagian co‑formulant dilarang; adjuvant baru makin biodegradable/kurang toksik—sebuah perusahaan melaporkan penjualan lini adjuvant biodegradable naik 40% dalam dua tahun (aurorawaveintellects.com). Di Indonesia, seluruh pestisida (termasuk formulasi dengan adjuvant) harus terdaftar di Kementan; adjuvant standalone untuk tank‑mix berada di area abu‑abu namun aspek keselamatan lingkungan mendapat perhatian (www.cirs-group.com) (www.cirs-group.com).

7) Ekonomi—ROI. Adjuvant menambah biaya/ha, tapi pengembalian datang dari kontrol hama/penyakit yang lebih tinggi atau re‑spray yang terselamatkan. Beberapa surfactant berkualitas memungkinkan pengurangan dosis herbisida 10–20% dengan efektivitas setara (www.researchgate.net). Untuk kemudahan, tersedia adjuvant “all‑in‑one” seperti HSOC (high surfactant oil concentrate) yang menggabungkan oil, surfactant, dan AMS dalam satu paket. Intinya: “semprot termurah adalah yang cukup dilakukan sekali.”

Baca juga: 

Optimasi Klarifikasi & Pemurnian Minyak Sawit: Strategi Suhu Terkendali untuk Menjaga Karoten & Menurunkan Peroksida

Intinya: Lebih Banyak Dampak dari Setiap Tetes

Dengan surfactant untuk menyebar, oil untuk menembus, dan sticker untuk bertahan, specialty adjuvants menutup celah fisik‑kimia antara semprot dan target. Peningkatan deposisi ~20–30% sering tercatat, diterjemahkan menjadi kill rate lebih baik, supresi penyakit lebih kuat, dan proteksi hasil yang nyata (www.mdpi.com) (www.wur.nl)—serta manfaat keberlanjutan dari mengoptimalkan setiap liter semprot (www.weedsmart.org.au). Dengan pemilihan berbasis label, konteks tanaman‑hama, dan kondisi lapangan—serta kualitas air yang dijaga—adjuvant bukan sekadar “campuran”, melainkan pengungkit performa yang menentukan hasil akhir.

Catatan sumber dan bacaan lebih lanjut tertaut sepanjang artikel: studi fisika semprot (www.mdpi.com) (www.mdpi.com), data lapang adjuvant (www.wur.nl) (pmc.ncbi.nlm.nih.gov), dan publikasi industri/ahli (www.weedsmart.org.au) (cropprotectionnetwork.org).

Chat on WhatsApp