Purifier & Vacuum Dryer: Dua Gardu Terakhir Peningkatan Mutu CPO

Disc‑stack centrifuge “memoles” CPO hingga kotoran nyaris nol, vacuum dryer menurunkan kadar air ke angka pasar. Operasi dan perawatan yang tepat memisahkan produk juara dari kerugian harian.

Industri: Palm_Oil | Proses: Clarification

Begitu keluar dari screw press, crude palm oil (CPO) masih sarat air dan padatan tersuspensi. Di banyak pabrik modern, dua mesin menjadi penentu: purifier tipe disc‑stack centrifuge (centrifuge piringan berkecepatan tinggi) dan vacuum dryer (pengering vakum). Dikombinasikan, keduanya menurunkan kotoran hingga ≈0,01% dan kadar air ke kisaran ~0,1–0,3%—angka yang menopang mutu dan umur simpan, sekaligus menjaga hasil minyak tidak bocor ke lumpur.

Tanpa pemisahan sentrifugal dan pengeringan, data industri menunjukkan CPO bisa memuat 45–55% air dan sludge secara volume—angka yang mempercepat hidrolisis dan oksidasi di penyimpanan (htoilmachine.com). Standar Indonesia (SNI) membatasi gabungan moisture+impurities sekitar ~0,45% dan FFA (free fatty acids/asam lemak bebas) ≤5%—ambang yang di praktik pasar sering diminta lebih ketat (~0,2–0,3% moisture) (scribd.com; pmc.ncbi.nlm.nih.gov).

Disc‑stack purifier dalam klarifikasi CPO

Setelah press, minyak panas ~80–90 °C dipompa ke disc‑stack centrifuge. Putaran ribuan RPM (rotations per minute/putaran per menit) mendorong partikel berat dan tetes air keluar dari fase minyak. Konfigurasi yang tepat menurunkan padatan akhir hingga ≈0,01% atau kurang—praktik desain proses menyebut “skimming centrifuge” menekan dirt ~0,01% sebelum pengeringan (patents.google.com).

Pemisahan ini krusial bagi mutu dan hasil. Tanpa sentrifugasi, kadar air tinggi menaikkan FFA dan mempercepat deteriorasi. Selain itu, sludge dari klarifier gravitasi biasanya masih mengandung ~4–10% minyak secara volume; dengan sentrifugasi lanjutan, minyak ini dapat dipulihkan alih‑alih hilang ke limbah (patents.google.com). Perbandingan praktik menunjukkan hanya mengandalkan klarifikasi gravitasi meninggalkan kadar padatan dan air lebih tinggi (sering kali beberapa persepuluh hingga persen), berbeda dengan “polishing” sentrifugal yang jauh lebih bersih.

Secara kuantitatif, produsen melaporkan purifier mendorong kemurnian CPO >90%—misalnya, dari liquor press mentah (45–55% moisture/solids), “the obtained crude palm oil purity can reach up 90%” (htoilmachine.com). Di banyak pabrik besar, padatan akhir ~0,1% atau lebih rendah—jauh di bawah batas SNI gabungan moisture+impurities ~0,45% (scribd.com; pmc.ncbi.nlm.nih.gov).

Catatan proses ini juga menempatkan klarifier gravitasi—peralatan seperti clarifier industri—sebagai baseline; namun “polishing” dengan disc‑stack tetap kunci bila targetnya adalah residu padatan ≈0,01% (patents.google.com).

Parameter operasi dan perawatan centrifuge

Disc centrifuge beroperasi >5.000 RPM, sehingga ketidakseimbangan kecil saja memicu vibrasi besar. Penyebab umum: deposit sludge tidak merata, salah rakit bowl/disc (jumlah piringan tidak tepat atau mismatch), hingga bearing aus (dolphincentrifuge.com; dolphincentrifuge.com).

Praktik baku: inspeksi dan pembersihan harian—membuka bowl, keluarkan padatan yang menyangkut, cek alignment piringan. Bearing dan vibration damper menurun seiring waktu; bila tidak diganti sesuai jadwal pabrik, runout dan vibrasi meningkat (dolphincentrifuge.com; vortechglobal.com). Engineer memantau vibrasi dan kebisingan serta melakukan balancing. Sensor condition‑based—monitor vibrasi dan temperatur—kian lazim untuk deteksi dini panas bearing atau rotor imbalance (vortechglobal.com; vortechglobal.com).

Dampaknya langsung ke kualitas dan hasil. Purifier kotor atau tak terawat meninggalkan residu padatan lebih tinggi—minyak keruh, sludge loss naik. Di pabrik 30 t/h (ton per jam), kenaikan 0,1% oil loss ke sludge berarti puluhan kilogram minyak hilang per jam—nilai sekitar $1000/hari. Karena itu, jadwal preventive maintenance produsen (termasuk penggantian bearing tiap beberapa tahun sesuai rekomendasi) dipatuhi untuk menjaga mutu dan yield (dolphincentrifuge.com).

Vacuum dryer untuk pengurangan moisture akhir

Sesudah purifier, CPO masih menyisakan air terlarut/tersuspensi. Vacuum dryer—ruang pemanas di bawah vakum dalam (~20–50 mbar, milibar sebagai satuan tekanan)—mendidihkan air pada 60–70 °C; uap air ditarik terus‑menerus lewat kondensor dan pompa vakum. Pengeringan ini memangkas moisture ke “beberapa persepuluh persen” dan menghentikan hidrolisis. Studi di Primajasa Mill (Indonesia) menunjukkan moisture turun dari 0,57% sebelum dryer menjadi 0,27% sesudahnya (~50% lebih rendah) (publikasiilmiah.unwahas.ac.id). Secara desain, literatur proses menargetkan ~0,1% moisture akhir (patents.google.com).

Moisture yang lebih rendah berkorelasi dengan mutu dan umur simpan lebih baik. Kadar air lebih tinggi mempercepat kenaikan FFA; bahkan beberapa persepuluh persen berdampak dalam hitungan minggu penyimpanan (publikasiilmiah.unwahas.ac.id; pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Di studi yang sama, FFA turun tipis dari 3,63% ke 3,57%—konsisten dengan logika bahwa penghilangan air memperlambat pengasaman (publikasiilmiah.unwahas.ac.id). Banyak eksportir mensyaratkan moisture+impurity ≤0,3% dan FFA ≤5% (pmc.ncbi.nlm.nih.govpmc.ncbi.nlm.nih.gov).

Operasi dan perawatan sistem vakum

Pengering vakum menuntut vakum kuat dan suhu terkontrol. Kritis: kesehatan pompa vakum dan kondensor. Oli pompa harus bersih; operator memeriksa harian perubahan warna. Oli baru nyaris bening; akan menggelap atau menjadi keruh/milky saat terakumulasi air dan kontaminan—indikasi oli harus diganti agar efisiensi pompa tidak turun dan residu moisture tidak naik (millrocktech.com).

Semua seal dan sambungan wajib rapat; kebocoran kecil sekalipun merusak kualitas vakum. Permukaan pemanas/evaporator dibersihkan agar perpindahan panas efisien; kerak/sludge memperlambat pengeringan. Panel kontrol menampilkan tekanan vakum dan suhu oli secara waktu nyata; alarm berbunyi saat vakum menurun. Sensor prediktif—misalnya pengukur temperatur pada pompa dan sensor moisture di outlet dryer—membantu menjaga keluaran stabil. Praktik seperti ini membuat banyak dryer stabil di ~0,3% moisture, di bawah batas maksimal khas; sebaliknya, operasi dengan oli pompa terdegradasi atau vakum “bocor” bisa mentok di 1–2% moisture, memicu risiko kenaikan FFA dan bahkan pertumbuhan mikroba saat penyimpanan CPO.

Dampak mutu akhir dan kinerja bisnis

Pengaturan yang tepat meminimalkan variabilitas. Centrifuge yang seimbang sesuai spesifikasi konsisten menghasilkan <0,01% padatan (patents.google.com); mesin aus atau tersumbat bisa meloloskan 0,1–0,2%. Vacuum dryer di bawah vakum baik mencapai moisture jauh di bawah 0,5%, sedangkan dryer “bocor” hanya sanggup 1–2%.

Dari sisi bisnis, angka‑angka ini menegaskan taruhannya. SNI membatasi moisture+impurities ~0,45% dan FFA ≤5%; praktiknya, banyak refinery menginginkan CPO lebih kering (~0,2–0,3% moisture) (pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Kasus Primajasa menunjukkan dryer berfungsi menurunkan moisture ke 0,27%; tanpa itu, minyak berisiko di atas spesifikasi pasar (publikasiilmiah.unwahas.ac.id).

Kegagalan perawatan juga memukul uptime dan hasil. Centrifuge rusak bisa menghentikan lini klarifikasi; tiap jam downtime tak terencana pada kapasitas ~30 t/h dapat mengorbankan 500–1000 kg CPO. Preventive maintenance dan sensor condition monitoring (vibrasi, temperatur) secara signifikan menurunkan tingkat breakdown—pemasangan sensor vibrasi pada motor, pompa, dan press memberi peringatan dini misalignment poros atau keausan bearing (vortechglobal.com).

Ringkasan teknis dan sumber

Purifier disc‑stack dan vacuum dryer adalah penentu mutu akhir CPO. Ketika dioperasikan dengan baik, padatan tersisa turun hingga ~0,01% dan moisture ~0,1–0,3%, konsisten dengan standar ketat (patents.google.com; publikasiilmiah.unwahas.ac.id; pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Sebaliknya, operasi buruk atau perawatan abai menaikkan moisture dan impurities, FFA, kehilangan hasil, dan risiko gagal regulasi—alasan mengapa disiplin cleaning, balancing, servis pompa, dan monitoring sensor adalah kebutuhan terukur, bukan pilihan (dolphincentrifuge.com; vortechglobal.com).

Sumber: literatur ilmiah dan industri tentang pengolahan sawit (termasuk laporan FAO dan Malaysian Palm Oil Board; rujukan teknis di patents.google.com), studi vacuum dryer Indonesia (publikasiilmiah.unwahas.ac.id), riset analisis mutu (pmc.ncbi.nlm.nih.gov), serta panduan perawatan teknis (vortechglobal.com; dolphincentrifuge.com). Seluruh data bersumber dari referensi teknis/regulator yang kredibel.

Chat on WhatsApp