Crude palm oil dari screw press datang sebagai “press liquor” berisi ~48% minyak, ~45% air, dan ~5–10% padatan. Sebelum masuk ke klarifier, perangkap pasir dan vibrating screen menentukan efisiensi pemisahan dan umur pakai peralatan.
Industri: Palm_Oil | Proses: Threshing_&_Pressing
Pada outlet screw press, “crude oil” lazimnya mengandung ~48% minyak, ~45% air, dan ~7% insoluble (serat, debu, dsb) menurut survei yang dikutip id.scribd.com (angka ~45–50% minyak, ~45% air, ~5–10% padatan juga dilaporkan di sumber yang sama). Di sisi hilir, standar mutu CPO Indonesia SNI 01‑2901:2006 membatasi total air+pengotor tidak larut ≤0,5% massa—artinya pabrik harus menyingkirkan >90% serat dan grit sebelum klarifikasi (kupdf.net).
Konsekuensinya praktis. Partikel berat seperti pasir mempercepat keausan pompa dan valve (www.scribd.com), sementara serpihan serat meningkatkan viskositas campuran dan “meracuni” proses pengendapan di klarifier karena minyak mudah melekat pada serat (www.scribd.com). Itu sebabnya pra‑penyaringan bukan sekadar soal kualitas, melainkan proteksi peralatan.
Komposisi awal dan target SNI
Parameter contoh dari liquor hasil press: ~48% minyak, ~45% air, ~7% padatan (id.scribd.com), dengan catatan padatan bisa lebih tinggi bila pengenceran tidak memadai. SNI 01‑2901:2006 mengharuskan total air+pengotor ≤0,5% massa (kupdf.net). Praktiknya, pabrik memanaskan aliran (sekitar 90–95 °C) untuk menurunkan viskositas dan memaksimalkan pengendapan; satu contoh operasi memakai tangki minyak panas 5 000 L untuk umpan ~15 000 L/jam (~20 menit retensi) lalu memanaskan kembali CPO ke ~95 °C sebelum klarifikasi (www.scribd.com, www.scribd.com).
Pemisahan pasir pra‑pompa (sand trap/desander)
Perangkap pasir (sand trap) bekerja dengan pengaliran tenang (quiescent) untuk mengendapkan grit yang rapat jenisnya tinggi. Minyak mentah dialirkan pelan dalam bak tenang hingga partikel berat “sink” (tenggelam) akibat gravitasi (www.scribd.com), dengan catatan aliran harus diperlambat mendekati kondisi statis (www.scribd.com). Tangki kerap dipanaskan hingga ~90–95 °C hanya sebelum pengisian; saat aliran berjalan, uap dimatikan agar tidak menimbulkan turbulensi yang mencampur ulang (www.scribd.com). Padatan menumpuk di dasar dan dikuras periodik; minyak di permukaan (berisi partikel lebih ringan) didekantasi ke ruang vibrating screen.
Retensi ~20–30 menit umum diterapkan—contohnya, perangkap 5 000 L untuk umpan ~15 000 L/jam (tiga press) memberi ~20 menit pengendapan (www.scribd.com)—cukup agar partikel >50 μm pada dasarnya tersisih. Praktik industri juga mencatat separator pasir tipe hydrocyclone digunakan di pabrik besar sebagai komplemen sand trap.
Dampaknya langsung: pasir sangat abrasif—“Sand has a very high influence on the wear and tear of machinery” (www.scribd.com). Laporan lain memperingatkan bahwa melewatkan tahap ini “will cause blockage of the sludge machine” (yakni pompa drain clarifier) (id.scribd.com). Untuk transfer cairan panas tanpa mengaduk balik, catatan operasi merekomendasikan positive‑displacement pump (mis. “Mohno” rotary) yang tidak mengocok aliran dan menjaga temperatur (www.scribd.com).
Baca juga: Limbah Klarifikasi Pabrik Sawit: Kontributor Terbesar POME, Kandungan & Solusi Pengolahannya
Vibrating screen dua‑deck untuk serat
Setelah de‑sanding, pemisahan kasar dilakukan oleh vibrating/rotary screen (vibrosieve)—bukan untuk pasir, tetapi untuk serat dan trash. Konfigurasi lazim dua deck berurutan: mesh kasar (20 mesh, ~0,85 mm) di atas mesh lebih halus (40 mesh, ~0,42 mm) (www.scribd.com). Minyak mentah dialirkan ke pusat screen; motor dengan beban eksentrik memberi vibrasi frekuensi tinggi. Partikel kasar (serat, pecahan cangkang) tertahan sebagai “dirty oil” di permukaan, sedangkan cairan lolos melalui mesh (www.scribd.com). Fungsi utama unit ini “remove fibrous material and other coarse material” dan memberi efek shear yang menurunkan viskositas; ia bukan alat untuk pasir kecuali mesh dibuat sangat halus (www.scribd.com). Instalasi tipikal juga menyemprotkan air panas ke permukaan screen untuk mencegah clogging.
Dari sisi kapasitas, sebuah vibrating sieve 60″ bisa menangani beberapa press. Contoh standar: ~15 000 L/jam dari tiga press, pada ~95 °C, dengan residensi beberapa menit di bawah vibrasi. Vendor mencatat bahwa screen meninggalkan “dirty oil and sand” di permukaannya (minyak yang dibersihkan lewat di bawahnya). Hasilnya, beban padatan ke klarifier turun; serat dan “mat” yang memperlambat pengendapan tertangkap di screen (www.scribd.com). Dalam satu kasus kualitatif, penambahan screen memungkinkan pabrik menaikkan extraction yield secara nyata; vendor menyebut kenaikan single‑digit persen dari pemakaian screen (www.scribd.com).
Pada tahap ini, sebagian fasilitas proses menerapkan konsep penyaringan kontinu; kelas peralatan seperti automatic screen relevan sebagai rujukan teknis untuk pemisahan debris kontinu dalam aliran panas.
baca juga: Screw Press Jadi Jantung Pabrik Sawit: Tekanan, Konfigurasi, dan Perawatan Menentukan OER
Pengaruh ke klarifikasi dan peralatan hilir
Klarifier (tangki pengendapan gravitasi; contoh kelas peralatan lihat clarifier) mencapai kinerja terbaik dengan umpan seragam dan hangat (www.scribd.com). Dalam kondisi ideal (diencerkan, 90 °C, retensi 2–3 jam), sebuah static clarifier dapat memulihkan ≈99,3% minyak lewat gravitasi saja (www.researchgate.net). Realitanya, padatan berat mengganggu kondisi ideal: satu studi mencatat 70–90% kehilangan minyak pabrik terjadi di tahap sludge (klarifier) ketika turbulensi atau padatan tinggi menghambat pengendapan (www.researchgate.net, www.researchgate.net).
Menghapus debris kasar di hulu mempercepat pemisahan dan menurunkan minyak yang terikat dalam sludge. Sebuah desain klarifier skala kecil (85 °C, pengenceran minyak:air 1:2) mencapai 74,2% extraction efficiency, dan kondisi ini membaik saat uji dengan umpan hangat yang seragam (www.researchgate.net). Sebaliknya, umpan yang belum ditangani dengan serat berlebih cenderung memberi recovery lebih rendah (kehilangan emulsi lebih tinggi).
Pengurangan beban padatan juga mengurangi wear dan memperpanjang uptime. Aliran bebas pasir menghindarkan pompa dan pipa dari gesekan; aliran minim serat mengurangi clogging pada pompa sludge dan “sludge pads”. Catatan operasional menekankan penggunaan positive‑displacement pump yang tidak “mengocok” minyak, menjaga panas, dan menghindari remixing padatan yang telah ditahan screen (www.scribd.com). Secara agregat, pengalaman industri menunjukkan charge yang tersaring baik menaikkan yield beberapa persen; uji coba di Malaysia melaporkan ~10% oil recovery lebih tinggi saat high‑frequency screen dipasang (www.scribd.com, www.researchgate.net). Kenaikan ini terukur: 10% di pabrik 30 T/jam ekuivalen ~3 t/jam minyak tambahan.
Parameter operasi yang menentukan
Retensi sand trap: sekitar 20–30 menit; contoh 5 000 L untuk ~15 000 L/jam (~20 menit) (www.scribd.com). Suhu: jaga ~95 °C untuk viskositas rendah, tetapi matikan uap saat pengendapan agar tidak terjadi turbulensi (www.scribd.com, www.scribd.com). Setelah screen, banyak pabrik memanaskan ulang ke ~90–95 °C sebelum klarifikasi (www.scribd.com, www.scribd.com). Pemilihan mesh: 20 mesh (~0,85 mm) di atas 40 mesh (~0,42 mm), dengan kompromi antara efisiensi penyaringan dan risiko clogging (www.scribd.com).
Baca juga: Solusi Industri Kelapa Sawit
Catatan sumber teknis
Ringkasan data dan praktik ini merujuk ke handbook dan studi pabrik: misalnya, komposisi CPO oleh Chow & Ho (2000) dan Borja & Banks (1994) dikutip di id.scribd.com; catatan desain sand trap dan operasi vibrating screen oleh Liew (www.scribd.com, www.scribd.com); serta studi klarifier skala kecil yang memaparkan throughput dan efisiensi (www.researchgate.net, www.researchgate.net). Acuan standar mutu CPO Indonesia tersedia di kupdf.net.