Apakah Pestisida Aman Dimulai dari PPE: Panduan Lapangan yang Memotong Paparan hingga 95%

Keracunan pestisida masih tinggi, tetapi disiplin alat pelindung diri (PPE) dan rekayasa alat bisa memangkas paparan operator lebih dari 90–95%. Inilah panduan praktis—dari respirator, sarung tangan, baju pelindung, hingga prosedur tumpahan darurat.

Industri: Agriculture | Proses: Pesticide_Application

Taruh angka ini di depan mata: WHO/ILO memperkirakan angka keracunan pestisida sekitar ~18,2 kasus per 100.000 pekerja pertanian di negara berkembang (pmc.ncbi.nlm.nih.gov) (pmc.ncbi.nlm.nih.gov). FAO/UNEP bahkan mengingatkan 1–5 juta kasus setiap tahun—sebagian besar di negara berkembang, dengan 99% kematian (press.un.org). Indonesia? Pemakaian intens (organofosfat, karbamat, WHO Kelas I–II), dan gejalanya nyata: 88% petani bawang di satu studi melaporkan gejala keracunan akut (pmc.ncbi.nlm.nih.gov).

Masalahnya, kepatuhan PPE jeblok: banyak studi mendapati lebih dari 60–90% petani tidak memakai PPE lengkap (www.researchgate.net) (phpmarchive.org). Padahal bukti berbalik tegas: satu survei Indonesia menemukan ~89% petani yang menggunakan PPE dengan benar tetap bebas gejala (pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Dan secara teknik, PPE serta kontrol rekayasa bisa memangkas paparan operator >90–95% bila digunakan sesuai kaidah (www.fao.org) (link.springer.com).

Apa saja PPE yang wajib dipakai—berdasarkan kelas bahaya (WHO)

(Catatan: WHO Class I–IV mengindikasikan tingkat bahaya tinggi ke rendah. PPE = personal protective equipment; SCBA = self-contained breathing apparatus, respirator dengan pasokan udara sendiri.)

  • Kelas I (Sangat berbahaya; Ia/Ib): contoh bahan: methyl parathion, methamidophos, banyak fumigan. Wajib: respirator full-face atau SCBA (NIOSH-approved dengan canister organic-vapor/particulate), full-coveralls tahan bahan kimia (mis. Tychem/PVA suits), sarung tangan kimia berat tanpa lapisan (butyl, PVA, atau barrier laminate), sepatu boot tahan asam, kacamata pelindung/face shield (www.fao.org) (extension.umaine.edu). Di Indonesia, label sering melarang pestisida Kelas Ia/Ib (www.researchgate.net).
  • Kelas II (Berbahaya): contoh bahan: chlorpyrifos, malathion, carbamates. Wajib: respirator half- atau full-face (NIOSH TC-23C atau TC-84A) dengan cartridge organic vapor + particulate; coveralls kedap atau baju berhood berlapis; sarung tangan tahan kimia (nitrile atau neoprene ≥14″); kacamata splash; boot karet (www.fao.org).
  • Kelas III/IV (Sedang/Rendah): contoh bahan: 2,4-D, glyphosate, pyrethroids. Minimal: kemeja lengan panjang dan celana (katun kerja), tetapi tetap pakai sarung tangan tahan kimia dan masker partikulat P95/N95; bila menangani konsentrat atau saat mixing, pakai coverall penuh dan respirator. Banyak label tetap mewajibkan sarung tangan/coveralls di kelas ini (www.fao.org).

Respirator 101: kode NIOSH, filter, dan batasnya

Gunakan hanya respirator NIOSH-approved (mis. TC-23C, TC-84A) (extension.umaine.edu). Cocokkan filter dengan formulasi: untuk debu/kabut gunakan filter partikulat (N95/P95 atau P100; N95 menyaring 95% partikulat, P100 ≥99,97%) (extension.umaine.edu). Untuk organics/vapors, gunakan cartridge penyerap (mis. organic vapor + particulate); dalam praktik, half-mask dengan OV+P100 lazim untuk banyak pestisida cair (extension.umaine.edu).

Bila konsentrasi sangat tinggi, beralih ke full-face atau respirator berpasok udara (SAR/SCBA). Filter seri P (oil-proof) diperlukan bila ada bahan tambahan berbasis minyak; kalau non-minyak, seri R atau N cukup (extension.umaine.edu). Penting: respirator berfilter tidak melindungi dari kekurangan oksigen atau gas fumigan. Selalu lakukan fit-test, ganti cartridge sesuai jadwal, dan buang masker sekali pakai yang kontak dengan bahan kimia (extension.umaine.edu).

Sarung tangan: bahan, panjang, dan cara melepas

Pilih sarung tangan tahan kimia—nitrile, neoprene, butyl, Viton, atau laminate seperti SilverShield (nasdonline.org) (nasdonline.org). Sesuaikan dengan formulasi: banyak pestisida berbasis air atau minyak aman dengan nitrile/butyl berkualitas (tahan pelarut umum) (nasdonline.org). Untuk pelarut organik kuat (mis. xylene) atau herbisida agresif, gunakan PVA atau laminate dengan waktu tembus tinggi. Panjang minimal 14–16″ untuk menutupi pergelangan dan overlap dengan coveralls. Jangan pernah pakai sarung tangan kulit/katun/kanvas—bahan ini menyerap pestisida (nasdonline.org).

Periksa kebocoran/retak sebelum pakai. Setelah dipakai, cuci permukaan luar dengan sabun; lepas dengan hati-hati; lalu cuci tangan. Buang atau cuci sesuai label—beberapa bisa dipakai ulang bila didekontaminasi dengan benar (nasdonline.org).

Pakaian pelindung: dari katun kerja ke coverall berlapis

Coveralls tubuh penuh wajib. Bahkan pakaian kerja katun lengan panjang biasa bisa menghalangi ~90% pajanan dermal (www.fao.org); coveralls berlapis/berbarrier memblokir ~95% (www.fao.org). Kancing/ritslet harus tertutup; overlap rapat (tanpa kulit terbuka). Pakai boot karet/neoprene setinggi mata kaki; ujung celana dimasukkan ke dalam boot. Lindungi mata dengan goggles atau face shield; helm berhood atau topi lebar membantu menahan spray drift. Cuci coveralls terpisah dengan deterjen setelah pakai, dan jangan machine-dry pakaian terkontaminasi. Studi menunjukkan kombinasi coveralls + sarung tangan + respirator dapat menurunkan pajanan tubuh >95% (www.fao.org).

Kontrol rekayasa: Closed Transfer Systems yang memangkas paparan hingga >95%

Teknologi meminimalkan kontak langsung. Closed Transfer Systems (CTS)95% penurunan paparan operator dibanding penuangan terbuka (link.springer.com). Dua sistem terbalik mencapai >98% potential protection (di lapangan ~95% reduksi); sistem probe ~80% reduksi (link.springer.com). CTS sebaiknya memenuhi ISO 21191: tanpa kebocoran, residu pada kopling <0,25 mL, residu kontainer <0,01% (link.springer.com).

Langkah lain: gunakan induction hopper atau closed mixing bowl untuk konsentrat (isi di bawah permukaan cairan agar tidak memercik), pasang backflow preventer dan sistem agitasi pada tangki (www.fao.org), dan lakukan kalibrasi untuk meminimalkan kelebihan aplikasi. Pastikan sprayer/kontainer utuh (tanpa bocor, selang berkarat). Di Indonesia, adopsi CTS dan alat pengisian otomatis meningkat untuk memenuhi standar keselamatan. Saat praktik mix/load, operator kerap mengandalkan ember atau pompa dengan pengukuran kimia yang akurat sesuai kebutuhan—untuk menghindari penakaran manual yang berisiko.

Praktik aman saat menangani pestisida

  • Baca dan ikuti label pestisida. Latih aplikator dalam teknik mix/load yang aman. Lakukan mixing di luar ruang atau area berventilasi jauh dari orang.
  • Ukur dengan akurat (gunakan alat takar khusus dan bersih). Hindari menciduk dengan tangan atau “mencicipi”; gunakan ember atau pompa sesuai kebutuhan.
  • Pakai PPE lengkap sebelum membuka kontainer. Jauhkan anak, ternak, dan orang lain dari area semprot.
  • Setelah aplikasi, cuci tangan dan wajah dengan sabun. Mandi dan ganti pakaian pada akhir hari. Bersihkan alat di tempat (bukan dekat rumah/saluran drainase). Simpan pestisida di lokasi aman dengan label jelas, di luar area hunian.

Prosedur darurat: tumpahan dan pajanan

Tumpahan: Bertindak cepat. Untuk tumpahan kecil (konsentrat atau larutan semprot): pertama, kendalikan sumber (tegakkan kontainer atau tutup valve) (hgic.clemson.edu). Lalu tahan penyebarannya: lingkari dengan bahan penyerap (pasir, tanah, kitty litter, serbuk gergaji) (hgic.clemson.edu). Berikutnya bersihkan: dengan PPE penuh (sarung tangan, coverall, respirator), kumpulkan bahan penyerap/puing ke kantong plastik tebal atau drum (hgic.clemson.edu).

Untuk residu: gunakan deterjen atau diluted bleach pada tumpahan organofosfat (bleach dapat menetralkan organofosfat), serap lalu bungkus; jangan alirkan tumpahan ke drainase atau badan air (hgic.clemson.edu) (hgic.clemson.edu). Buang limbah (penyerap, alat bersih, pakaian pelindung) sesuai aturan limbah B3. Selalu sediakan spill kit (penyerap, kantong, sekop, PPE) di lokasi mixing/loading (hgic.clemson.edu).

Dekontaminasi: Jika terkena kulit/pakaian, segera lepaskan pakaian terkontaminasi dan cuci badan dengan sabun dan air (hgic.clemson.edu). Siram kulit/mata yang terkena dengan air bersih selama ≥15 menit. Masukkan pakaian terkontaminasi ke kantong tertutup untuk dibuang atau dicuci aman.

Pertolongan pertama: Ikuti instruksi pertolongan pertama di label. Hubungi layanan darurat atau pusat racun (di Indonesia: rumah sakit atau Pusat Informasi Keracunan bila tersedia). Langkah kunci (edis.ifas.ufl.edu):

  • Kulit/Mata: Lepas pakaian dan sepatu. Bilas dengan air bersih minimal 15 menit segera (edis.ifas.ufl.edu).
  • Terhirup: Pindahkan korban ke udara segar. Jika napas berhenti/tidak teratur, lakukan bantuan napas atau CPR sesuai pelatihan (edis.ifas.ufl.edu).
  • Tertelan: Jika sadar, hubungi dokter/pusat racun. Jangan memaksa muntah kecuali atas instruksi tenaga medis; jangan beri minum pada orang tak sadar (edis.ifas.ufl.edu).
  • Umum: Berikan label pestisida atau SDS kepada tenaga medis; informasikan formulasi. Jaga korban tetap hangat dan istirahat (edis.ifas.ufl.edu).

Pelaporan: Laporkan tumpahan besar atau pajanan dengan gejala kepada otoritas kesehatan/darurat sesuai ketentuan.

Angka kunci: bukti yang sulit dibantah

Satu studi Indonesia menunjukkan ~89% petani yang memakai PPE lengkap tetap dalam kategori sehat (bebas gejala) dibanding rekan yang tidak terlindungi (pmc.ncbi.nlm.nih.gov). Di Bali, 60,9% petani melaporkan keluhan kesehatan terkait pestisida; yang tidak memakai masker atau lengan panjang memiliki peluang gejala jauh lebih tinggi (masked vs. unmasked odds ratio ~0,18) (phpmarchive.org). Uji terkontrol dengan coveralls dan respirator rutin menunjukkan >90% penurunan absorpsi operator (www.fao.org) (link.springer.com). Sistem pengisian tertutup memotong paparan operator >95% (inverted-coupler mencapai faktor reduksi >0,95 di uji lapangan) (link.springer.com).

Regulasi dan pedoman

Regulasi Indonesia (mis. Permenkes 258/1992) mensyaratkan persyaratan kesehatan untuk pengelolaan pestisida—secara implisit mengharuskan PPE. Pedoman Pestisida Aman dan Sehat (2016) dari Kementerian Kesehatan menganjurkan masker, sarung tangan, baju pelindung/apron, penutup kepala, dan sepatu/boot tertutup (www.researchgate.net). Standar internasional (FAO/WHO Code of Conduct) juga mewajibkan respirator dan perlindungan penuh untuk produk ber-toksisitas tinggi (www.fao.org). Penting: kewajiban PPE melekat pada label produk; di banyak negara, pendaftaran pestisida memperbolehkan penggunaan hanya bila PPE diwajibkan—model paparan EFSA (AOEM) memakai faktor reduksi 90–95% untuk respirator dan coveralls (www.fao.org).

Seluruh rekomendasi di artikel ini merujuk pedoman WHO/FAO, studi teruji sejawat, dan publikasi extension (www.fao.org) (link.springer.com) (pmc.ncbi.nlm.nih.gov) (extension.umaine.edu) (hgic.clemson.edu) (edis.ifas.ufl.edu). Selalu cek regulasi nasional terbaru (mis. Permenkes, Permen Pertanian) dan label produk untuk kewajiban spesifik.

Chat on WhatsApp