Dalam dunia industri yang terus berkembang, pengelolaan tumpukan batubara menjadi salah satu...
Perananan Diesel Exhaust Fluid (DEF) dalam mengurangi emisi dan Regulasi yang Berlaku di Indonesia
Diesel Exhaust Fluid (DEF) Merupakan teknologi yang digunakan untuk mengurangi emisi nitrogen oksida ( NOx) dari kendaraan diesel.
SCR bekerja dengan menambahkan bahan kimia ke gas buang diesel untuk mereduksi NOx menjadi nitrogen dan uap air sebelum dilepaskan ke udara. SCR menggunakan bahan kimia yang disebut DEF (Diesel Exhaust Fluid) untuk mereduksi NOx. Fungsi SCR adalah untuk memenuhi standar emisi yang semakin ketat, seperti Euro 5 dan Euro 6 . Tanpa SCR, kendaraan diesel akan sangat sulit memenuhi standar emisi tersebut. SCR mampu mengurangi emisi NOx hingga 90 %. Hubungan antara SCR dengan DEF adalah bahwa DEF digunakan sebagai bahan kimia yang diperlukan oleh sistem SCR untuk mereduksi NOx. Tanpa DEF, sistem SCR tidak akan berfungsi. Jadi DEF adalah bagian integral dari sistem SCR.
Bahan utama Diesel Exhaust Fluid (DEF) terbuat dari campuran urea murni dan air yang dimurnikan. Urea adalah senyawa kimia yang terbentuk dari unsur nitrogen dan karbon dioksida. Urea murni diperoleh melalui proses sintesis kimia yang melibatkan amonia dan karbon dioksida.
Baca juga: Pengolahan Limbah Secara Kimia
Urgensi DEF di Indonesia
Pada April 2022, pemerintah menerapkan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan diesel baru yang diimpor atau diproduksi di Indonesia. Standar ini mengatur batas emisi karbon monoksida ( CO), hidrokarbon ( HC), nitrogen oksida ( NOx), dan partikel ( PM) yang lebih ketat. Pemerintah juga mengatur batas kandungan sulfur dalam bahan bakar diesel menjadi 50 ppm ( parts per million) untuk memenuhi standar Euro 4.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang standar emisi bagi kendaraan diesel. Tujuannya pengurangan polusi dan kerusakan lingkungan Pada April 2022 , pemerintah menerapkan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan diesel baru yang diimpor atau diproduksi di Indonesia. Standar ini mengatur batas emisi karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), untuk memenuhi standar EURO 4.
CO: 0,50 g/km
HC + NOx : 0,30 g/km
NOx : 0,25 g/km
PM : 0,025 g/km
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah menentukan Euro 5 bakal diterapkan di Indonesia pada 2027. Hal itu tertuang dalam peta įalan pengembangan industri kendaraan bermotor yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020.
Penerapan Euro 5 akan berdampak signifikan pada truk yang beredar saat ini. Truk yang tidak memenuhi standar Euro 5 tidak akan dapat dijual atau digunakan di wilayah yang menerapkan standar ini. Oleh karena itu, produsen truk harus memodifikasi desain dan teknologi mereka untuk memenuhi standar baru. Ini mungkin termasuk peningkatan pada sistem pembakaran, penambahan filter partikel diesel, atau penggunaan teknologi lain untuk mengurangi emisi. Truk yang sudah ada mungkin perlu diupgrade atau diganti.
Baca juga: Cara Mengendalikan Debu dalam Pertambangan Batubara
Mengapa DEF itu Penting..?
- Regulasi EMISI
Kendaraan Euro terbaru, seperti Euro 6 memiliki standar emisi. DEF dan sistem SCR adalah solusi yang efektif untuk mengurangi emisi NOx dan memenuhi persyaratan regulasi tersebut.
- Kualitas Udara Lebih Baik
Kendaraan Euro terbaru dapat mengurangi emisi NOx secara signifikan
- Peningkatan Efisiensi Bahan Bakar
Pengurangan emisi NOx, kendaraan dapat meningkatkan kinerja mesin dan mengoptimalkan pembakaran bahan bakar.
Salah satu sektor industry yang banyak menggunakan mesin-mesin diesel sebagai sarana penunjangnya adalah sektor pertambangan. Pemakaian Diesel Exhaust Fluid (DEF) di berbagai sektor industry yang menggunakan mesin diesel sebagai sarana penunjang opersionalnya, diharapakan mampu menghasilkan kualitas udara yang lebih baik.
Kesimpulan
Diesel Exhaust Fluid (DEF) merupakan komponen penting dalam sistem Selective Catalytic Reduction (SCR) yang berfungsi mengurangi emisi nitrogen oksida (NOx) dari kendaraan diesel. DEF terbuat dari campuran urea murni dan air yang dimurnikan, dan tanpa DEF, sistem SCR tidak dapat beroperasi secara efektif.
Urgensi DEF di Indonesia semakin meningkat seiring dengan penerapan standar emisi Euro 4 sejak April 2022, yang bertujuan mengurangi polusi udara dengan membatasi emisi CO, HC, NOx, dan PM. Ke depan, standar Euro 5 akan diberlakukan pada 2027, yang akan berdampak pada industri otomotif, terutama kendaraan berat seperti truk.
Pentingnya DEF terletak pada kemampuannya untuk membantu kendaraan diesel memenuhi regulasi emisi, meningkatkan kualitas udara, serta meningkatkan efisiensi bahan bakar. Penggunaannya di berbagai sektor industri, termasuk pertambangan, diharapkan dapat mendukung upaya menjaga lingkungan yang lebih bersih dan sehat.