Cara Merawat Screw Press Sawit: Inspeksi Rutin, Hard‑Facing, dan Rebuild hemat hingga 47,4%

Penjadwalan perawatan yang disiplin bisa menjaga reliabilitas sistem sekitar 90% sekaligus memangkas biaya hampir separuh. Kuncinya: inspeksi harian, overlay las keras (hard‑facing), dan rebuild pres yang presisi.

Industri: Palm_Oil | Proses: Digestion_and_Pressing

Screw press kelapa sawit bekerja nonstop di beban berat dan lingkungan abrasif. Ketika jadwal perawatan amburadul, dampaknya cepat terasa di uptime dan rendemen. Dalam sebuah survei di Malaysia, “irregular maintenance schedule and poor handling topped the list of common cause for malfunction” pada screw press (eprints.utm.my). Analisis kegagalan di salah satu pabrik Indonesia juga menelusuri mayoritas masalah—kebocoran seal, kerusakan worm‑screw, hingga bearing—ke overload, kurangnya kebersihan, dan error operator (etd.repository.ugm.ac.id).

Di sisi lain, pendekatan preventif terbukti menang. Sebuah studi di Indonesia yang memakai FMEA (Failure Mode and Effects Analysis, metode sistematis untuk memetakan dan memitigasi mode kegagalan) menunjukkan penjadwalan perawatan pada komponen paling kritis—termasuk worm screw press—memberikan reliabilitas sistem sekitar 90% dengan biaya tahunan ~Rp131,4 juta; secara mencolok, jadwal proaktif ini “save[d] as much as 47.4%” biaya dibanding perbaikan ad hoc (researchgate.net).

Inspeksi rutin dan housekeeping

Temuan di atas menegaskan pentingnya pemeriksaan berkala (alignment kopling, pelumasan, kondisi seal) dan housekeeping yang ketat. Dalam praktiknya, lakukan walkaround harian atau per shift (cek level oli, kebocoran, suara tidak normal) dan shutdown mingguan untuk pembersihan serta pengencangan baut. Saat setiap shutdown, periksa kelonggaran bearing, cek alignment kopling, dan catat kualitas oli gearbox—banyak vendor juga merekomendasikan inspeksi bulanan pada wear di screw flights dan cage untuk mencegah kerusakan besar (palmoilmachine.com).

Housekeeping mingguan dapat mencakup pembersihan residu minyak/grease di area pres. Dalam praktik bengkel, pembersihan awal bisa dibantu degreaser berbasis air untuk beban berat agar inspeksi retak dan kebocoran tidak tertutup kotoran.

Dampak keausan pada throughput

Membiarkan keausan menumpuk sama dengan membuang kapasitas. Studi pada single‑screw extruder (analogi mekanis untuk oil press) menunjukkan bahwa ketika celah (clearance) flight membesar, mesin harus berputar lebih tinggi atau menurunkan throughput untuk menjaga output—konsekuensinya suhu dan konsumsi energi naik (gpsmarker.ru). Pada screw press sawit, peningkatan clearance berarti pemerasan minyak lebih buruk dan residual oil di cake lebih tinggi.

Hard‑facing pada screw flights

Screw flights (worms) menerima abrasi dan impak intens dari mesokarp sawit yang dipanaskan dan partikel grit. Tanpa penguatan, tepi flight cepat aus, clearance melebar, dan oil yield turun. Praktik umum saat rebuild adalah melakukan hard‑facing (overlay las keras, proses melapiskan paduan tahan aus di permukaan kerja) pada flight dan kadang cage (researchgate.net). Paduan hard‑facing tipikal mengandung krom tinggi atau partikel tungsten‑carbide.

Contohnya, elektroda UTP DUR 600 dari Böhler‑Metallurg dirancang untuk abrasi berimpak, mendeposit lapisan ~55–58 HRC (Rockwell C, skala kekerasan material) yang tahan hancur dan gouging (researchgate.net). Paduan lain seperti “Ledurit 65” memasukkan karbida Mo–V–W–Nb untuk menahan abrasi ekstrem dan temperatur tinggi (hingga ~500°C) (researchgate.net). Secara efektif, deposit ini memberikan Rockwell hardness 2–3× dari baja cor tanpa perlakuan.

Di lapangan, overlay yang lebih keras secara dramatis memperlambat keausan flight dan memperpanjang umur. Hard‑facing TIG/MIG (Gas Tungsten/Metal Inert Arc, proses las dengan atmosfer inert) dengan fusi bagus (void minimal) memberi “considerably longer screw life” dibanding metode inferior (flitetech.com).

Parameter hard‑facing dan pemesinan ulang

Penerapan hard‑facing perlu kehati‑hatian. Screw berbahan cor (cast) sering perlu dipreheat ≈250°C sebelum pengelasan untuk mencegah retak pada logam dasar yang getas (researchgate.net). Lapisan tebal dibangun multipass lalu diserut/pemesinan kembali ke geometri flight asli. Bengkel rebuild yang baik akan menggiling (grinding) flight yang telah di‑hard‑face untuk menjaga lebar dan profil seragam; presisi ini mencegah konsentrasi tegangan yang memicu chipping atau delaminasi (flitetech.com).

Jika dieksekusi benar, hard‑facing dapat menurunkan laju keausan tahunan puluhan persen. Beberapa paduan las seperti UTP DUR 600 bahkan memiliki rating “efficiency” deposit ~130%, memberi margin aus yang lapang pada komponen (researchgate.net). Praktisnya, pabrik perlu mencatat jam operasi tiap screw dan merencanakan hard‑facing atau penggantian flight ketika keausan melewati ambang (mis. 20–30% dari ketebalan awal).

Prosedur rebuild dan refurbish pres

Saat aus/kerusakan sudah berat, rebuild total layak dijadwalkan—idealnya di perlambatan musiman. Unit dibongkar penuh: cage dilepas dari frame, worm shaft ditarik, dan seluruh internal dipisah. Setiap bagian diinspeksi; komponen bengkok/aus diperbaiki atau diganti.

Contohnya, frame cage yang bengkok umumnya di‑anneal dan diluruskan, kemudian di‑line‑bore (pembubutan bor sejajar untuk meluruskan sumbu) dan di‑planing pada side rails untuk mengembalikan geometri yang presisi (industrialhardfacing.com). Shaft diperiksa kebengkokan; hydraulic press—bukan dipukul—dipakai untuk menyelaraskan agar integritas material tetap terjaga (flitetech.com). Bearing, seal, rantai, dan fitting pelumasan diganti sesuai spesifikasi OEM.

Flight yang sangat aus digrinding habis; lalu, seperti di atas, hard‑facing dideposit di sepanjang flight dan root. Setelah pengelasan, screw dipemesinan/digrinding kembali ke profil ulir asli dengan toleransi ketat. Banyak rebuilder modern memakai rig grinding khusus untuk menjaga lebar flight konstan dan radius root yang tepat, meminimalkan tegangan terinduksi (flitetech.com). Cage berperforasi turut diinspeksi: lubang/batang yang aus bisa di‑reweld dan diprofilsasi ulang.

Pada overhaul komprehensif, drivetrain pres juga diremajakan. Gearbox dan motor dibongkar, dibersihkan, dan di‑overhaul atau diganti sesuai kebutuhan. Ada bengkel spesialis yang mengiklankan bisa “take in your complete press and return it back to new, from the gearbox to the choke (screw)” (industrialhardfacing.com)—setiap komponen, dari belt, gear, bearing, hingga coupling, dipulihkan atau diganti sehingga unit rebuilt memenuhi “original factory specifications” (industrialhardfacing.com) (industrialhardfacing.com). Saat perakitan ulang, seluruh clearance dan tekanan direset: baut ditorsi sesuai spesifikasi, bearing disejajarkan, dan dry‑run test memastikan operasi mulus sebelum kembali bertugas.

Selama tahap bongkar‑pasang yang penuh residu, pembersihan komponen pra‑inspeksi dan pra‑las bisa dibantu degreaser berbasis solvent untuk mengangkat minyak pekat di permukaan logam. Setelah pekerjaan oli/grease berat, kru sering memerlukan pembersih tangan tanpa air berdaya tinggi di area bengkel.

Hasil finansial dan operasional

Dengan regimen ini—inspeksi dan layanan preventif yang sering, hard‑facing komponen aus, dan overhaul berkala—uptime dan oil yield dapat dimaksimalkan. Analisis biaya‑manfaat mendukung nilai tersebut: penjadwalan preventif bisa hampir membelah dua biaya perawatan (researchgate.net), dan memperpanjang umur screw lewat hard‑facing menghindari kehilangan pendapatan minyak serta shutdown darurat.

Chat on WhatsApp