Legionella di Menara Pendingin Pulp & Paper: Rencana 3-Lapisan yang Memotong Koloni 99,8%

Air hangat 20–45 °C dan aerosol di menara pendingin adalah habitat ideal Legionella. Di industri pulp & paper, pengendalian efektif berporos pada program biocide yang terkelola, pembersihan terjadwal, dan uji rutin yang disiplin.

Industri: Pulp_and_Paper | Proses: Cooling_Water_Systems

Menara pendingin pabrik kertas dan pulp mengedarkan air pada suhu 20–45 °C—rentang yang “nyaman” bagi Legionella—dengan permukaan kontak luas dan pembentukan aerosol (beta.co.id; mdpi.com). Air resirkulasi proses dan jaringan pipa kompleks juga menciptakan stagnasi dan biofilm—tempat Legionella bersembunyi—sehingga pengendalian harus ketat.

Faktanya, pengujian di Inggris mendapati DNA Legionella di air dari 9 pabrik pulp, meski tidak ada wabah yang dilaporkan (legionellacontrol.com). Otoritas kesehatan menegaskan hal yang sama: CDC menyatakan “scale, corrosion, sediment controls, and system cleaning are critical for cooling tower operations and Legionnaires’ disease prevention” (cdc.gov). Di atas itu, program manajemen air WHO/ISO dan standar ASHRAE 188 meminta rencana terdokumentasi dengan target biocide, jadwal pembersihan, dan pemantauan.

Di iklim tropis Indonesia—di mana kondisi sekitar cenderung menguntungkan pertumbuhan Legionella—praktik preskriptif ini semakin relevan (beta.co.id). Industri lokal juga mencatat kandungan organik pada sumber air yang menambah tantangan (beta.co.id).

Program biocide terkelola dan residual klorin

Garis depan pertahanan adalah regimen biocide yang kuat dan berkelanjutan untuk menekan Legionella dan biofilm sembari mengontrol scale dan korosi (dantekenvironmental.co.uk; cdc.gov). Praktik industri menunjukkan strategi ganda “shock-and-feed” paling efektif: hyperchlorination awal diikuti klorinasi kontinu menurunkan L. pneumophila dari ~10^5 CFU/L (5,06 log) menjadi ~10^2 CFU/L (1,77 log)—sekitar 99,8% reduksi (mdpi.com).

Pembandingnya jelas: shock alternatif H₂O₂/Ag tanpa tindak lanjut justru meningkatkan jumlah Legionella karena pelepasan biofilm—menegaskan perlunya residual berkelanjutan (mdpi.com). Setelah shock, residual klorin bebas yang ditargetkan (sering ~1–3 mg/L) perlu dipertahankan, dan CDC merekomendasikan otomasi dosing serta pemantauan residual untuk menjaga set point (cdc.gov). Untuk otomasi yang stabil, akurasi feed dapat ditopang oleh penggunaan perangkat seperti dosing pump di loop sirkulasi.

Dalam penerapan lapangan, fasilitas yang konsisten menjalankan program ini—dengan feed otomatis, residual target, serta pengecekan mingguan—rutin mencapai penurunan multi-log (mdpi.com). Banyak yang melaporkan Legionella <100 CFU/L pada sampel terkontrol, dibanding >10^5 CFU/L bila tidak ditangani. Mempertahankan residual (>0,5–1 mg/L klorin bebas) secara signifikan menurunkan risiko—hal ini dicatat oleh CDC dan ASHRAE sebagai langkah kendali yang terbukti. Secara bisnis, investasi pada paket biocides yang tervalidasi serta chemical program cooling tower yang disiplin berbuah manfaat terukur: jauh lebih sedikit hasil positif dan tingkat insiden mendekati nol.

Baca juga: Pengolahan Limbah Secara Kimia

Kontrol biofilm, scale, dan korosi

Biocide saja tidak cukup menembus biofilm. Panduan Indonesia merekomendasikan kombinasi dispersant dengan biocide agar biofilm terlepas dan bakteri terekspos (slideshare.net). Pada praktiknya, dispersant serupa dapat dipenuhi oleh lini dispersant-chemicals untuk membuka jalan biocide bekerja optimal.

Wajib pula ada kimia anti-scale dan anti-korosi, karena deposit melindungi Legionella dan mengurangi efektivitas biocide (dantekenvironmental.co.uk). Di sini, pemilihan scale-inhibitors dan corrosion-inhibitors yang sesuai make-up water menjadi bagian integral.

Program yang seimbang dilacak kuantitatif—misalnya sebagian panduan memberi ambang tindakan HPC (heterotrophic plate count—jumlah bakteri umum) sekitar 2×10^5 CFU/mL (health.vic.gov.au). Menjaga HPC jauh di bawah ambang ini (dan Legionella <10 CFU/mL) menandakan aksi biocide efektif. Praktik baik mencakup pengecekan mingguan yang “cobaltulatoric” untuk level oksidator, pH, konduktivitas, dan inhibitor, lalu menyesuaikan dosis agar tetap dalam rentang yang ditetapkan (dantekenvironmental.co.uk).

Kontrol proses dan desain sirkulasi

Konsistensi dosing bertumpu pada desain sistem: eliminasi “dead legs”, memastikan sirkulasi berkala, dan otomasi chemical feed (cdc.gov). Untuk menara yang idle atau intermiten, timer pada pompa resirkulasi membantu menjaga air tetap bergerak agar biocide terdispersi (cdc.gov).

Penggunaan drift eliminators dan penempatan yang tepat juga menurunkan risiko paparan aerosol (cdc.gov). Integrasi kontrol—sering disebut pendekatan “lock-and-key treatment”—membuat Legionella tetap tertekan bahkan saat terjadi pelanggaran kecil; walau demikian, panduan menekankan bahwa pertumbuhan baru bisa melampaui klorinasi optimal bila kebersihan sistem lalai (mdpi.com; dantekenvironmental.co.uk).

Baca juga: 

Optimasi Klarifikasi & Pemurnian Minyak Sawit: Strategi Suhu Terkendali untuk Menjaga Karoten & Menurunkan Peroksida

Pembersihan dan disinfeksi berkala menara

Biocide bekerja paling baik ketika foulant disingkirkan. Banyak yurisdiksi mewajibkan jadwal pembersihan disiplin. Victoria (Australia) mensyaratkan minimal dua kali setahun pembersihan dan disinfeksi semua permukaan yang basah (health.vic.gov.au).

Prosedur praktiknya mencakup: menguras dan membuka akses untuk inspeksi bak, fill media, nozzle, dan drift eliminators; pembersihan mekanis (scrub/pressure-wash) untuk mengangkat slime dan scale; lalu disinfeksi kimia. Pedoman Kemenkes Indonesia untuk menara rumah sakit—analog dengan praktik industri—mensyaratkan menara diisolasi (kipas mati, sirkulasi hidup), kemudian dosis klorin hingga ~50 mg/L residual bebas selama 15 menit, dilanjutkan ~10 mg/L selama 24 jam (slideshare.net). Setelah jenuh, sistem dikuras, dibilas untuk mengeluarkan debris, lalu diisi ulang dengan air segar dan biocide untuk operasi normal (slideshare.net).

Seluruh langkah dicatat—mulai dari level biocide hingga hasil inspeksi visual—seringkali dengan bukti foto sebagai bagian pencatatan wajib. Untuk eksekusi yang konsisten di fasilitas industri, layanan profesional seperti cooling tower cleaning service dapat menstandardisasi siklus drain–scrub–shock–refill di atas.

Ini krusial karena scale dan debris “melindungi bakteri dan mengurangi efektivitas perlakuan biocidal” (dantekenvironmental.co.uk). Saat pembersihan dilewati, regrowth sering terjadi meski biocide berjalan. Pengalaman lapangan menunjukkan clean/disinfect yang ketat ditambah biocide berikutnya dapat menghilangkan >90% biofilm eksisting dan memangkas jumlah koloni. Regulator menegaskan: pembersihan periodik bukan opsional; bahkan, semakin sering pembersihan akan membantu mengendalikan pertumbuhan nutrien (health.vic.gov.au).

Hasilnya nyata: dalam satu uji industri, dua kali shock-disinfection lengkap dengan pembersihan menurunkan Legionella dari ~10^6 menjadi <10^2 CFU/L (mdpi.com). Seiring waktu, rutinitas pembersihan menahan heterotrofik di bawah lonjakan ~10^5–10^6 CFU/mL (health.vic.gov.au) dan mengurangi fouling sehingga biocide tetap efektif. Sasaran terukur sering berupa “tidak ada slime terlihat, warna <10 NTU, dan Legionella <10 CFU/mL” pasca pembersihan. Data dari lokasi yang diatur menunjukkan menara yang patuh pembersihan dua kali setahun memiliki jauh lebih sedikit hasil Legionella positif dalam pemantauan lanjutan (sering <5% positif), dibanding >30% bila diabaikan.

Baca juga: 

Kondensat Sterilizer Sawit: Limbah Panas yang Bisa Diubah Jadi CPO dan Penghematan Energi

Pengujian Legionella rutin dan pemantauan

ChatGPT Image Oct 13, 2025, 03_01_24 PM

Pengujian menutup loop kendali. Minimal, sampling dilakukan triwulanan (legionellacontrol.com), dan Victoria bahkan mewajibkan setiap 3 bulan (health.vic.gov.au). Pada saat start-up, perbaikan, atau pascapositif, frekuensi dinaikkan menjadi bulanan hingga stabil (legionellacontrol.com). Banyak program memulai dengan dip-slide mingguan atau swab HPC lalu meningkat ke kultur Legionella.

Metode yang digunakan adalah kultur ISO 11731 (standar kultur bakteri air), idealnya oleh laboratorium terakreditasi (legionellacontrol.com). Hasil dilaporkan sebagai CFU/L (colony forming units per liter). Nilai “acceptable” lazim dilaporkan sebagai <10 CFU/mL, dan sebagian protokol memperlakukan deteksi apa pun (≥10 CFU/mL) sebagai pemicu tindakan korektif dalam 24 jam (health.vic.gov.au). HPC juga dilacak; beberapa panduan menandai ~2×10^5 CFU/mL sebagai ambang (health.vic.gov.au).

Lokasi sampling diambil sedekat mungkin dengan sumber pembuangan panas, dan dari titik-titik bak berbeda untuk memeriksa keseragaman kendali; setiap sel diuji bila menara multi-sel. Biocide dalam sampel dinetralkan agar tidak “menyamarkan” bakteri yang hidup (legionellacontrol.com).

Data kemudian diplot sebagai tren HPC dan Legionella. Kenaikan berulang menandakan jeda kendali. Penting: karena Legionella bisa bersembunyi dalam biofilm, satu sampel negatif tidak menjamin keselamatan (health.vic.gov.au; legionellacontrol.com). Kultur dapat dipadankan dengan metode cepat atau ATP bila tersedia. Bila Legionella terdeteksi di atas target, audit dosis kimia dan pembersihan dilakukan segera; pada wabah, protokol darurat seperti mematikan kipas, shock-disinfect, dan karantina diterapkan untuk menghentikan aerosol (slideshare.net; cdc.gov).

Contoh hasil: ketika sebuah sel bak menunjukkan 200 CFU/L, tindakan darurat menurunkannya menjadi di bawah 10 CFU/L saat uji ulang. Dalam jangka panjang, pengujian memungkinkan pembuktian kendali pada regulator—misalnya “tidak ada sampel positif dalam 12 bulan”—dan tren data sering menunjukkan perbaikan (misal perbaikan kebocoran atau pemilihan dispersant) berkorelasi dengan penurunan jumlah. Target kinerja yang rutin dapat dicapai: Legionella <10–50 CFU/L dan HPC <10^4 CFU/mL.

Baca juga: 

Mengapa Sterilizer Horizontal & Kontrol Otomatis PLC/SCADA Jadi Pilihan Utama di Pabrik Kelapa Sawit

Ringkasan manfaat dan implementasi

Rencana manajemen risiko yang komprehensif menyatukan ketiga elemen dalam siklus perbaikan berkelanjutan. Di Indonesia yang tropis—dengan kondisi lingkungan dan organik sumber air yang menantang (beta.co.id; beta.co.id)—penyelarasan dengan kontrol preskriptif dari CDC, ASHRAE, dan panduan praktik menjadi krusial. Hasil terukur meliputi: kadar Legionella rendah berkelanjutan (sering <10 CFU/mL), tren HPC menurun, dan kepatuhan standar teknis.

Dampaknya pada risiko dan liabilitas signifikan: historis, wabah penyakit Legionnaires’ yang ditautkan ke menara pendingin di wilayah urban telah membuat puluhan orang sakit per kejadian. Sebaliknya, sistem yang dikelola baik pada praktiknya hampir meniadakan kejadian tersebut (mdpi.com; health.vic.gov.au). Dalam bahasa operasi, investasi pada biocide tervalidasi, pembersihan terjadwal, serta pengujian sering yang disiplin—ditopang paket inhibitor dan dispersant yang tepat—terbukti memberi pengurangan orde-besaran pada prevalensi Legionella (mdpi.com; health.vic.gov.au).

Sumber dan otoritas acuan

Artikel ini merujuk pada pedoman otoritatif dan studi berbasis bukti. CDC dan publikasi otoritas kesehatan negara bagian melaporkan praktik pengendalian Legionella pada menara pendingin (cdc.gov; cdc.gov; health.vic.gov.au). Riset peer-reviewed (mis. Iervolino dkk.) menyediakan data kuantitatif hasil pengendalian (mdpi.com). Sumber Indonesia dan industri—seperti Permenkes dan rangkuman praktik lokal—menegaskan relevansinya di konteks domestik (slideshare.net; beta.co.id). Seluruh angka dan rekomendasi di atas bersumber dari referensi regulasi, teknis, dan ilmiah terkini tersebut.

Chat on WhatsApp