Semakin tinggi suhu dan semakin lama ditahan, semakin cepat mutu CPO turun. Data pabrik dan laboratorium menunjukkan cara memangkas waktu tahan panas—tanpa mengorbankan perolehan minyak.
Industri: Palm_Oil | Proses: Crude_Oil_Clarification_&_Purification
Pada menit pertama keluar dari press, CPO adalah emulsi panas—kental, berisi minyak, air, dan padatan. Di lapangan, pabrik menambahkan air panas kira-kira 3:1 untuk menipiskan “press cake” dan memanaskan campuran (sering mendekati titik didih) agar emulsi pecah (FAO). Campuran ini lalu diendapkan (atau disentrifugasi) supaya padatan dan air turun, sementara minyak naik.
Di pabrik kecil, slurry minyak/air ini direbus 1–2 jam dan dibiarkan 3–4 jam untuk klarifikasi gravitasi (FAO). Pabrik besar memakai sistem “continuous clarifier” bertingkat—kompartemen umpan, pengeringan, dan penampung minyak—sering dengan steam coil dan heat‑exchange shell untuk menjaga aliran tetap hangat (palmoilextractionmachine.com) (FAO). Dalam praktik, unit seperti clarifier menjadi tulang punggung pemisahan awal.
Setelah pengendapan, minyak dekantasi masih mengandung ~0,3–0,5% air; tahap berikutnya adalah pengeringan (sering dipanaskan kembali dan diskim) untuk menurunkan kadar air ke ≈0,15–0,25%—krusial untuk mencegah hidrolisis otomatis (FFA naik cepat jika air tersisa) (FAO) (FAO).
Pengaruh suhu–waktu terhadap mutu CPO
Pemanasan memang membantu pemisahan, tetapi paparan suhu tinggi mempercepat degradasi minyak. Data laboratorium menegaskan suhu klarifier dan waktu tinggal memengaruhi mutu. Ruswanto et al. (2024) memvariasikan setpoint klarifier 55–60, 65–70, 75–80 °C dan waktu pengendapan 1,5; 3,0; 4,5 jam. Hasilnya: makin tinggi suhu atau makin lama waktu, FFA (free fatty acids/asam lemak bebas) meningkat dan DOBI (Deterioration of Bleachability Index—indeks yang merefleksikan oksidasi karoten) turun (ResearchGate) (ResearchGate).
Kualitas terbaik (FFA terendah, DOBI tertinggi) terjadi pada 55–60 °C dan hanya 1,5 jam pengendapan (ResearchGate) (ResearchGate): FFA ~5,1% dan DOBI ~3,58 (ResearchGate). Pada 75–80 °C selama 4,5 jam, FFA jauh di atas 5% dan DOBI turun ke ~3,00 (ResearchGate) (ResearchGate).
Penting: di semua percobaan, FFA melampaui batas maksimum 5% yang ditetapkan standar Indonesia (SNI 01‑2901‑2006) (ResearchGate), menandakan FFA sangat sensitif terhadap suhu/waktu (paparan panjang memungkinkan sisa air menghidrolisis minyak). DOBI juga menurun seiring waktu; misalnya 4,5 jam pada suhu tinggi menghasilkan DOBI≈3,00 (masih “baik” tetapi di batas bawah 2,93–3,24) (ResearchGate). Ini selaras dengan observasi industri bahwa langkah pemanasan berlebih (mis. sterilisasi atau klarifikasi) mengoksidasi pigmen dan menurunkan DOBI (ResearchGate) (ResearchGate).
Riset pada CPO Indonesia bahkan mendapati nilai DOBI rata‑rata <2,0 (di bawah norma global) terutama karena “overheating during processing” (ResearchGate). Di pasar, FFA wajib ≤5% (SNI 01‑2901‑2006) dan banyak refinery menuntut DOBI ≥2,2–3,0 untuk minyak premium (ResearchGate) (ResearchGate).
Dampak kuantitatif pada nilai ekonomis
Panduan FAO menyebut perebusan dan pengendapan 3–4 jam “diperlukan” untuk klarifikasi gravitasi (FAO), namun juga memperingatkan bahwa sisa air mendorong kenaikan FFA, dan pemanasan ulang untuk menurunkan kadar air harus dilakukan hati‑hati (FAO). Studi terkontrol (Ruswanto et al., 2024) mendokumentasikan bahwa peningkatan 1,5→4,5 jam (pada ~80 °C) mengangkat FFA di atas 5% dan menurunkan DOBI sekitar ~0,2–0,5 unit (ResearchGate) (ResearchGate).
Secara praktis, klarifier pada ~90 °C selama 4 jam (umum di banyak pabrik) dapat dengan mudah menggandakan FFA dibanding pengendapan minimal. Sebaliknya, memangkas waktu dari 4 menjadi 1,5 jam (pada suhu moderat) menurunkan FFA dari ≈7–8% menjadi ≈5% pada eksperimen tersebut (ResearchGate). Setiap satu poin persentase FFA (~1% = 2°A acidity) berarti lebih banyak penetralan dan hilang nilai. Selaras, DOBI yang lebih tinggi (>3,0 vs <3,0) bisa meraih premium.
Memersingkat waktu panas: rute mekanis
Untuk mempercepat pemisahan dan memangkas beban termal, pabrik mengadopsi pemisah mekanis. Decanter centrifuge 3‑fase memendekkan waktu tinggal drastis—memisahkan padatan, air, dan minyak dalam hitungan menit, bukan jam (Alfa Laval) (Huading).
Contohnya, decanter PANX dari Alfa Laval dipakai di pabrik 30–90 t FFB/h, memungkinkan klarifikasi kontinu dan pemulihan hampir seluruh minyak dari effluent press (Alfa Laval). Di sebuah pabrik sawit Indonesia, mengganti klarifier manual dengan decanter 3‑fase memangkas kehilangan minyak (sludge underflow) secara drastis dan membuat efluen jauh lebih bersih (Journal Kelapa Sawit IOPRI). Decanter juga menghasilkan cake lebih kering, mengurangi beban pengeringan hilir.
Setelah decanting, disc stack purifier mem‑polish minyak (mengangkat sludge halus dan sisa air) dalam hitungan menit. Rangkaian decanter+purifier ini memproses minyak pada ~70–80 °C (effluent press panas masuk langsung), sehingga minyak segera dipindah dan dikeringkan. Bandingkan dengan klarifier pasif yang menahan minyak pada 85–90 °C selama 4 jam; sekuens decanter/purifier mencapai pemisahan setara atau lebih baik dalam <15–20 menit. Pemasok melaporkan decanter “improves separation of palm oil” dengan “maximum oil recovery” dan hasil “high‑quality” (Alfa Laval) (Huading).
Integrasi panas dan kendali proses
Di luar rute mekanis, integrasi panas dan kontrol ketat membantu. Klarifier kontinu sering memanaskan lumpur masuk dengan kondensat coil, lalu menurunkan suhu di tahap akhir untuk menghindari over‑heating. Ada desain dua‑ruang atau flashing dryer untuk memperpendek perebusan. Di sektor kecil, prototipe terbaru menggabungkan klarifikasi dan pengeringan untuk mengekstrak minyak pada 85 °C dengan ~74% efisiensi (ResearchGate), menunjukkan desain cerdas dapat menaikkan hasil pada panas moderat.
Minimal, pabrik perlu memantau suhu dan level klarifier secara saksama, dan menghentikan pemanasan saat pemisahan memadai dimulai. Pemantauan real‑time (mis. sensor kekeruhan/turbidity) bisa memicu overflow lebih awal untuk meminimalkan waktu tahan.
Kontrol suhu di hilir penyimpanan
Kontrol suhu tak berhenti di klarifikasi. FAO mencatat storage tank dijaga hanya sekitar 50 °C (dengan warm‑water coil) karena laju oksidasi naik bersama suhu (FAO). Prinsipnya sama: segera mendinginkan minyak setelah proses mencegah penurunan mutu lanjutan. CPO “purified” untuk pelanggan sebaiknya cukup hangat untuk penanganan (50–60 °C) dan tidak ditahan lama pada suhu tinggi.
Garis bawah operasional
Intinya jelas: kontrol suhu ketat (80–90 °C hanya saat perlu) dan meminimalkan waktu tahan panas—melalui klarifikasi cepat, sentrifugasi, dan praktik penukar panas—adalah kunci menjaga FFA, DOBI, dan warna. Pengalaman berbasis data menunjukkan pabrik yang mengadopsi optimasi ini mempertahankan FFA ≤5% dan DOBI yang kuat sambil menjaga yield minyak (ResearchGate 2024) (Alfa Laval)—meningkatkan mutu produk dan hasil finansial.
Sumber dan rujukan
Panduan proses FAO (FAO) (FAO). Tinjauan standar Indonesia (ResearchGate) (ResearchGate). Studi eksperimental tentang efek suhu/waktu (ResearchGate) (ResearchGate) (ResearchGate). Data dan studi industri tentang decanter centrifuge (Alfa Laval) (Huading) (Journal Kelapa Sawit IOPRI) (ResearchGate). FAQ teknis dan laporan kasus (palmoilextractionmachine.com) (FAO).