Pitch, stickies, scale, dan slime korosi bukan sekadar noda—mereka memangkas output hingga 4% per hari dan memicu break di mesin kertas. Pendekatan holistik, dari pemilihan furnish hingga kimia spesialti, terbukti mengembalikan runnability dan mutu.
Industri: Pulp_and_Paper | Proses: Papermaking_&_Pressing
Deposit control bukan aksesori; ini fondasi produktivitas. Satu laporan industri menyebut mesin kemasan dan tisu “kehilangan setara 4% output per hari akibat kontaminasi mesin dan sheet breaks yang dipicu deposit” (www.cleanroomtechnology.com). Literatur teknis menegaskan deposit adalah “salah satu faktor paling penting yang membatasi produktivitas di mesin kertas” (link.springer.com), sementara biofilm tak terkendali merusak bahan baku, mengkorosi peralatan, dan menghasilkan bau (www.degruyterbrill.com).
Risiko makin tinggi ketika sekitar 38% pasokan serat global kini berasal dari recovered paper—lonjakan stickies dan foam datang mengikuti. Di pasar air lunak (soft-water) seperti Asia, tuntutan akan polimer modern menyalip mineral inert tradisional seperti talc atau bentonit. Intinya: program deposit control yang kuat menjadi kebutuhan ekonomis.
Kategori Deposit dan Sumber Kontaminan
Deposit papermaking umumnya terbagi empat. Pertama, pitch dan stickies—resin kayu dan adhesive dari serat daur ulang—bersifat hidrofobik, lengket, mudah beraglomerasi dan menempel di wire, felt, atau roll (www.cleanroomtechnology.com). Kedua, scale (kerak kalsium karbonat atau garam sulfat) yang mengendap saat air lunak diuapkan/dipanaskan. Ketiga, microbial slime—biofilm bakteri/yeast/jamur—yang tumbuh di sistem kaya nutrisi, menyebabkan noda dan penyumbatan (www.degruyterbrill.com).
Perlu diingat, kayu adalah “material hidup” sarat ekstraktif, dan pulp daur ulang memuat banyak kontaminan tak larut yang “menyebabkan masalah deposit” (penekanan pada sifat material di link.springer.com). Dalam praktik, deposit sering berupa campuran, sehingga program harus menargetkan partikel tak larut, fines lengket, dan mikroba secara bersamaan.
Kimia Spesialti: Dispersant, Detackifier, Biocide
Dua mode kerja umum: pembersihan permukaan (sprayed cleaning showers atau boil-out) dan aditif internal yang ikut bersirkulasi di wet end (www.jstage.jst.go.jp). Dispersant (polimer/surfaktan yang menstabilkan partikel hidrofobik) mengikat pitch/stickies agar tetap terdispersi. Contohnya, polimer anionik baru Archroma (Cartaspers PLH) “menarik substansi non‑polar (hidrofobik) seperti stickies dan pitch alami,” mem‑passivate dan “mencegah aglomerasi dan deposisi,” tanpa bereaksi dengan selulosa (www.cleanroomtechnology.com).
Berbeda dari mineral inert seperti talc, dispersant modern tidak menambah ash atau scale—Cartaspers “tidak menyebabkan deposit scale di evaporator atau menambah ash content” (www.cleanroomtechnology.com). Uji di dua pabrik pulp menunjukkan penggunaan satu dispersant polimerik (menggantikan tiga produk lama) memberi “kinerja lebih baik di air lunak dan penghematan biaya signifikan” (www.cleanroomtechnology.com). Dalam implementasi, program dispersant yang efektif menjaga runnability dan kebersihan lembar sekaligus menekan biaya kimia dan cleaning.
Detackifier (polimer—seringkali kationik/lemah kationik—yang menurunkan kelengketan) menetralkan ekstraktif/adhesive sehingga kehilangan tack. Untuk furnis daur ulang, detackifier (mis. pati termodifikasi, poliamina, atau dispersi lateks terspesialisasi) diformulasikan agar partikel sticky halus berflok dan tetap tersuspensi, bukan menempel di fabric. Karena variabilitas kontaminan, optimasi dosis bersifat spesifik pabrik.
Biocide atau slimicide (pembunuh mikroba) melengkapi toolkit. Sistem papermaking hangat, basah, kaya nutrisi; tanpa kontrol, biofilm mengotori wire, memicu bau, dan korosi (www.degruyterbrill.com). Biocide tradisional (glutaraldehyde, isothiazolinone, DBNPA, dll.) lazim untuk whitewater loop dan chest. Kini, kombinasi terarah (mis. isothiazolinone + glutaraldehyde) atau alternatif enzimatik digunakan agar selaras regulasi lingkungan. Catatan penting dari ulasan: meski “terlihat mahal,” ketiadaan kontrol biologis kerap berujung “kerugian ekonomi besar” karena slime‑induced loss (www.degruyterbrill.com, www.degruyterbrill.com). Beberapa pabrik bahkan menguji enzim atau agen pelisis bakteri sebagai pelengkap ramah lingkungan untuk menurunkan beban biocide.
Dosis ketat dan monitoring otomatis krusial: injeksi mengikuti laju alir (flow‑paced) dan sensor higienitas menjaga konsistensi. Banyak pabrik memakai uji khusus—stickies deposition test, deposit monitor—untuk mengukur potensi deposit dan menyesuaikan kimia. Dalam praktik, integrasi aditif wet end dengan siklus clean‑in‑place (boil‑out alkali/asam saat shutdown) menjadi pola umum. Untuk akurasi injeksi, pabrikan menempatkan pompa kimia berpresisi seperti dosing pump, sambil memilih paket dispersant dan biocides yang sesuai beban kontaminan.
Baca juga: Pengolahan Limbah Secara Kimia
Optimasi Bahan Baku dan Kondisi Proses
Pemilihan furnish: pulp high‑yield (mekanis/semikimia) cenderung tinggi resin acid; blend dengan bleached kraft dapat menurunkan beban pitch. Pulpa eucalyptus dan acacia umumnya lebih rendah ekstraktif dibanding beberapa softwood (link.springer.com). Minimalkan bark/knots dan gunakan chips segar. Dalam daur ulang, segregasi ketat hot‑melt label dan waxed carton serta penggunaan adhesive cold‑water pada produk kertas mengurangi stickies masuk ke pabrik.
Kontrol air dan kimia: pelunakan make‑up water dan kontrol hardness membatasi jembatan kalsium pada pitch (www.researchgate.net). pH optimal memengaruhi kelarutan resin acid; banyak pabrik menjalankan sistem agak alkalis (pH ~8–9) untuk mencegah deposisi pitch. Loop air tertutup perlu dibersihkan berkala karena DCS (dissolved and colloidal substances, senyawa terlarut dan koloid) terakumulasi. Filtrasi dan flotasi, disertai pembersihan screen whitewater, menurunkan pitch bebas dan fines; di titik ini, pabrik sering memadukan automatic screen dengan polishing melalui media seperti cartridge filter. Program retention‑aid harus menyeimbangkan muatan koloid agar organik ikut terangkat di lembar, tanpa membuat fines makin lengket.
Praktik mekanis/operasional: preventive maintenance, shower bertekanan tinggi dan vacuum box di wire/felt untuk mengangkat deposit dini; schedule chemical clean felt press (kaustik/peroksida) agar tetap open. Pembersihan peralatan proses lain—termasuk antiscalant program dan sootblowing di area pemulihan—mencegah fouling yang dapat memicu lonjakan padatan ke loop. Hotspot ditelusuri dengan online deposit monitor atau clamp manual, lalu ditangani dengan solusi setempat seperti side‑stream cleaning dan felt wash lebih sering.
Program kimia yang terstruktur: manajemen berbasis ROI (return on investment) makin lazim—bukan sekadar harga per kilogram, melainkan nilai terhadap yield, kualitas, downtime yang dihindari, dan hemat energi (www.pulpandpapercanada.com, www.pulpandpapercanada.com). Keuntungan kecil pada runnability atau beberapa persen kenaikan produksi berkat break yang lebih sedikit sering cukup membenarkan aditif deposit‑control premium. Review berkala metrik deposit—frekuensi cleaning/shower, jumlah sheet break—dan korelasi dengan dosis kimia memungkinkan fine‑tuning berbasis data. Beberapa pabrik mengikuti benchmarking/pilot chemistry; Archroma melaporkan konsolidasi tiga produk lama menjadi satu dispersant, menurunkan pemakaian kimia serta total biaya (www.cleanroomtechnology.com). Untuk memperkuat kontrol hardness yang memicu scale, make‑up water diolah dengan unit pelunak seperti softener sebelum masuk ke sistem.
Baca juga:
Penerapan Sistem Biofilter dalam Pengolahan Limbah Air
Kepatuhan Lingkungan dan Standar Lokal
Industri pulp & paper Indonesia—produsen kertas ke‑6 dunia (www.universaleco.id)—beroperasi di bawah standar ketat (ISO 14001, green industry, baku mutu air limbah). Kebijakan mendorong minimisasi limbah; banyak pabrik berkomitmen pada 4R dan closed‑loop water (okipulppaper.co.id). Implikasinya: kimia deposit‑control harus aman dan sebisa mungkin biodegradable. Archroma menegaskan dispersant‑nya “mematuhi regulasi food contact seperti BfR dan FDA” (www.cleanroomtechnology.com). Biocide wajib ditangani sebagai limbah B3 menurut hukum lokal. Pengawasan biocide global juga menguat (mis. EU Biocidal Products Regulation), sehingga pengoptimalan dosis dan opsi enzimatik kian relevan.
baca juga:
Pengertian dan Pengaruh TDS dan TSS Terhadap Kualitas Air
Hasil Terukur dan Tren Implementasi
Dengan eksekusi yang tepat, pabrik melihat waktu shutdown turun (jam cleaning per pekan berkurang dua digit), sheet break menurun, dan kualitas kertas membaik (speck count lebih rendah). Satu studi (PW Consulting) mencatat deposit control yang baik—bersama scale inhibition—dapat memangkas boiler fouling dan konsumsi energi 12–15% (pmarketresearch.com). Uji Archroma menunjukkan “penghematan biaya signifikan” dari penyederhanaan treatment (www.cleanroomtechnology.com). Survei industri menunjukkan pendekatan ROI kerap mengungkap ROI ratusan persen saat bottleneck ada pada kecepatan mesin/kualitas—bukan biaya kimia semata (www.pulpandpapercanada.com).
Tren lain menegaskan urgensi: penggunaan wastepaper naik (~38% serat kini recovered paper), dan pasar air lunak mendorong adopsi polimer advanced ketimbang talc/bentonit. Penginderaan mikroba daring (online) dipakai untuk mengoptimasi dosis biocide, meminimalkan slime sekaligus limbah kimia; sebagian pabrik juga mencoba enzim/agen pelisis bakteri untuk menurunkan beban biocide (www.degruyterbrill.com). Di area monitoring, sensor deposit, sticky counter dan kendali proses digital kian lazim, memungkinkan tindakan preventif.
Kesimpulannya, best practice deposit control menggabungkan: (a) pemilihan bahan baku rendah ekstraktif, (b) optimasi kondisi proses—pH, pembersihan loop air, perawatan peralatan, termasuk operasi screen seperti manual screen di titik rawan—dan (c) paket kimia tepat: dispersant, detackifier, biocide, dengan injeksi presisi. Dijalankan serempak, dengan fokus ROI dan kepatuhan, strategi ini menjaga operasi lebih bersih, uptime lebih tinggi, dan biaya total lebih rendah.
Sumber: ulasan dan laporan industri (Hassler 1995, link.springer.com; Pathak dkk. 2021, www.degruyterbrill.com), studi kasus kimia spesialti (www.cleanroomtechnology.com, www.cleanroomtechnology.com), market analyses, dan data industri Indonesia (www.universaleco.id, okipulppaper.co.id). Setiap rekomendasi di atas berlandaskan pengalaman pabrik dan literatur teknis untuk keputusan rekayasa dan pengadaan.