Pengolahan limbah dalam industri minyak dan gas tidak hanya sekedar kewajiban, melainkan juga...
Penggunaan Degreaser Chemical Untuk Membersihkan Minyak dan Grease Pada Alat Berat
Pertambangan batubara merupakan industri yang sangat penting bagi Indonesia. Sebagai salah satu penghasil batubara terbesar di dunia, negara kita memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa praktik pertambangan dilakukan dengan cara yang efisien dan ramah lingkungan. Salah satu tantangan utama dalam operasi pertambangan batubara adalah penanganan minyak dan gemuk yang dihasilkan dari berbagai peralatan dan proses. Penghilangan minyak dan gemuk yang efektif tidak hanya penting untuk menjaga kinerja peralatan, tetapi juga untuk melindungi lingkungan dari potensi pencemaran.
Dalam artikel ini, kita akan membahas Penggunaan Degreaser Chemical untuk menghilangkan minyak dan gemuk di industri pertambangan batubara. Kita akan menjelajahi berbagai aspek mulai dari sumber-sumber utama minyak dan gemuk dalam operasi pertambangan, dampak negatif yang dapat ditimbulkan jika tidak ditangani dengan benar, hingga teknik-teknik terkini dalam penggunaan degreaser untuk mengatasi masalah ini.
Sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki banyak tambang batubara yang tersebar di berbagai wilayah, terutama di pulau Kalimantan dan Sumatera. Setiap tahun, jutaan ton batubara dihasilkan dari tambang-tambang ini, menyumbang secara signifikan terhadap perekonomian nasional. Namun, seiring dengan meningkatnya produksi, tantangan lingkungan juga semakin kompleks. Salah satu aspek yang sering kali kurang mendapat perhatian adalah manajemen minyak dan gemuk yang dihasilkan dari operasi pertambangan.
Minyak dan gemuk dalam pertambangan batubara berasal dari berbagai sumber. Alat-alat berat seperti ekskavator, bulldozer, dan truk pengangkut menggunakan minyak pelumas dalam jumlah besar untuk menjaga kelancaran operasinya. Selain itu, sistem hidrolik yang digunakan dalam berbagai peralatan tambang juga mengandung minyak. Proses pemeliharaan rutin dan perbaikan peralatan seringkali menghasilkan tumpahan atau kebocoran minyak yang harus dibersihkan. Bahkan proses pencucian peralatan pun dapat menghasilkan air limbah yang terkontaminasi minyak.
Jika tidak ditangani dengan baik, akumulasi minyak dan gemuk ini dapat menimbulkan berbagai masalah. Pertama, dari segi operasional, minyak dan gemuk yang menumpuk dapat mengurangi efisiensi peralatan, mempercepat keausan, dan bahkan menyebabkan kerusakan. Hal ini tentu saja akan meningkatkan biaya pemeliharaan dan mengurangi produktivitas tambang. Kedua, dari perspektif keselamatan, permukaan yang licin akibat tumpahan minyak dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Ketiga, dan mungkin yang paling penting, adalah dampak lingkungan. Minyak dan gemuk yang mencemari tanah atau air dapat merusak ekosistem lokal, mencemari sumber air, dan bahkan membahayakan kesehatan masyarakat di sekitar area pertambangan.
Mengingat besarnya tantangan ini, industri pertambangan batubara di Indonesia perlu mengadopsi praktik terbaik dalam pengelolaan minyak dan gemuk. Salah satu solusi yang efektif adalah penggunaan degreaser atau pembersih minyak. Degreaser adalah bahan kimia khusus yang dirancang untuk memecah dan menghilangkan minyak dan gemuk dari berbagai permukaan. Dalam konteks pertambangan batubara, degreaser memiliki peran penting dalam membersihkan peralatan, area kerja, dan bahkan dalam pengolahan air limbah yang terkontaminasi minyak.
Namun, penggunaan degreaser bukanlah solusi yang sederhana. Ada berbagai jenis degreaser dengan karakteristik dan aplikasi yang berbeda-beda. Pemilihan dan penggunaan degreaser yang tepat memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sifat-sifat kimia, efektivitas, dampak lingkungan, serta prosedur penggunaan yang aman. Selain itu, integrasi penggunaan degreaser ke dalam sistem manajemen lingkungan yang lebih luas juga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi secara rinci berbagai aspek penggunaan degreaser dalam konteks pertambangan batubara di Indonesia. Kita akan membahas jenis-jenis degreaser yang tersedia, kriteria pemilihan yang tepat, teknik aplikasi yang efektif, serta praktik terbaik dalam pengelolaan limbah hasil proses degreasing. Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana teknologi terbaru dan inovasi dalam bidang ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.
Sebagai catatan penting, meskipun artikel ini berfokus pada penggunaan degreaser, perlu diingat bahwa pendekatan holistik dalam pengelolaan minyak dan gemuk sangat penting. Ini mencakup upaya pencegahan tumpahan, perawatan preventif peralatan, serta penerapan sistem manajemen lingkungan yang komprehensif. Dengan memahami dan menerapkan praktik terbaik dalam penghilangan minyak dan gemuk, industri pertambangan batubara di Indonesia dapat meningkatkan efisiensi operasional, menjaga keselamatan pekerja, dan yang terpenting, melindungi lingkungan untuk generasi mendatang.
Sumber Utama Minyak dan Gemuk dalam Pertambangan Batubara
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang penggunaan degreaser, penting untuk memahami sumber-sumber utama minyak dan gemuk dalam operasi pertambangan batubara. Pemahaman ini akan membantu kita mengidentifikasi area-area kritis yang memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaan minyak dan gemuk.
1. Peralatan Berat: Alat-alat seperti ekskavator, bulldozer, dan truk pengangkut menggunakan minyak pelumas dalam jumlah besar. Kebocoran kecil dari seal atau sambungan yang aus dapat mengakumulasi minyak secara signifikan seiring waktu.
2. Sistem Hidrolik: Banyak peralatan tambang menggunakan sistem hidrolik yang berisi minyak bertekanan tinggi. Kebocoran dalam sistem ini dapat menyebabkan tumpahan minyak yang cukup besar.
3. Area Pemeliharaan: Bengkel dan area pemeliharaan peralatan seringkali menjadi titik akumulasi minyak dan gemuk akibat kegiatan perbaikan dan penggantian komponen.
4. Stasiun Pengisian Bahan Bakar: Tumpahan kecil saat pengisian bahan bakar dapat terakumulasi dari waktu ke waktu, menciptakan area yang terkontaminasi minyak.
5. Conveyor Belt: Sistem conveyor yang digunakan untuk transportasi batubara sering kali memerlukan pelumasan, yang dapat menyebabkan akumulasi minyak di sekitar area operasi.
6. Area Pencucian Peralatan: Proses pembersihan peralatan tambang dapat menghasilkan air limbah yang terkontaminasi minyak dan gemuk.
7. Tempat Penyimpanan Minyak dan Bahan Bakar: Area penyimpanan ini berisiko mengalami kebocoran atau tumpahan yang dapat mencemari lingkungan sekitar.
Memahami sumber-sumber ini penting untuk merancang strategi pengelolaan minyak dan gemuk yang efektif. Setiap area memiliki karakteristik dan tantangan unik yang memerlukan pendekatan spesifik dalam penggunaan degreaser dan teknik pembersihan lainnya.
Dampak Negatif Akumulasi Minyak dan Gemuk
Akumulasi minyak dan gemuk dalam operasi pertambangan batubara dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang signifikan. Memahami dampak-dampak ini penting untuk menyadari urgensi pengelolaan yang efektif.
1. Dampak Lingkungan:
– Pencemaran Tanah: Minyak dan gemuk yang meresap ke dalam tanah dapat merusak struktur tanah dan menghambat pertumbuhan tanaman.
– Pencemaran Air: Kontaminasi sumber air oleh minyak dapat merusak ekosistem akuatik dan membahayakan kesehatan masyarakat yang bergantung pada sumber air tersebut.
– Dampak pada Fauna: Hewan-hewan yang terpapar minyak dan gemuk dapat mengalami berbagai masalah kesehatan.
2. Risiko Keselamatan:
– Permukaan Licin: Akumulasi minyak di area kerja dapat membuat permukaan menjadi licin, meningkatkan risiko terpeleset dan jatuh.
– Risiko Kebakaran: Minyak dan gemuk yang terakumulasi dapat meningkatkan risiko kebakaran, terutama di area dengan sumber panas atau percikan api.
3. Masalah Operasional:
– Kerusakan Peralatan: Minyak dan gemuk yang berlebihan dapat mempercepat keausan komponen dan menyebabkan kerusakan prematur pada peralatan.
– Penurunan Efisiensi: Peralatan yang terkontaminasi minyak dan gemuk cenderung bekerja kurang efisien, meningkatkan konsumsi bahan bakar dan menurunkan produktivitas.
4. Implikasi Hukum dan Finansial:
– Pelanggaran Regulasi: Kegagalan dalam mengelola minyak dan gemuk dengan baik dapat menyebabkan pelanggaran terhadap regulasi lingkungan, yang berpotensi mengakibatkan denda dan sanksi.
– Biaya Pemulihan: Biaya untuk membersihkan tumpahan minyak dan memulihkan area yang terkontaminasi dapat sangat tinggi.
5. Citra Perusahaan:
– Reputasi Negatif: Pengelolaan minyak dan gemuk yang buruk dapat merusak reputasi perusahaan, terutama di mata masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Mengingat besarnya dampak negatif ini, pengelolaan minyak dan gemuk yang efektif menjadi sangat penting. Penggunaan degreaser yang tepat merupakan salah satu komponen kunci dalam strategi pengelolaan yang komprehensif.
Jenis-jenis Degreaser dan Pemilihannya
Degreaser hadir dalam berbagai jenis, masing-masing dengan karakteristik dan aplikasi yang berbeda. Pemilihan degreaser yang tepat sangat penting untuk memastikan efektivitas pembersihan sekaligus meminimalkan dampak lingkungan. Berikut adalah beberapa jenis utama degreaser yang umum digunakan dalam industri pertambangan batubara:
1. Degreaser Berbasis Pelarut:
– Karakteristik: Sangat efektif untuk minyak dan gemuk berat, tetapi umumnya lebih berbahaya bagi lingkungan.
– Contoh: Degreaser berbasis petroleum atau klorinasi.
– Penggunaan: Cocok untuk pembersihan intensif pada peralatan berat, tetapi memerlukan penanganan dan pembuangan khusus.
2. Degreaser Berbasis Air:
– Karakteristik: Lebih ramah lingkungan, aman untuk sebagian besar permukaan, tetapi mungkin kurang efektif untuk kontaminasi berat.
– Contoh: Degreaser alkalin atau netral.
– Penggunaan: Ideal untuk pembersihan rutin dan area dengan kontaminasi ringan hingga sedang.
3. Degreaser Biodegradable:
– Karakteristik: Terbuat dari bahan alami atau sintetis yang mudah terurai, ramah lingkungan.
– Contoh: Degreaser berbasis sitrus atau enzim.
– Penggunaan: Cocok untuk area sensitif lingkungan atau di mana pembuangan menjadi masalah.
4. Degreaser Emulsi:
– Karakteristik: Menggabungkan sifat pelarut dan air, efektif untuk berbagai jenis kontaminan.
– Contoh: Degreaser emulsi semi-air.
– Penggunaan: Serbaguna, cocok untuk berbagai aplikasi dalam pertambangan.
5. Degreaser Berbusa:
– Karakteristik: Membentuk busa yang menempel pada permukaan vertikal, meningkatkan waktu kontak.
– Contoh: Degreaser alkali berbusa.
– Penggunaan: Efektif untuk membersihkan peralatan besar atau permukaan vertikal.
Dalam memilih degreaser yang tepat, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1. Jenis dan Tingkat Kontaminasi: Sesuaikan kekuatan degreaser dengan tingkat dan jenis minyak atau gemuk yang akan dibersihkan.
2. Kompatibilitas Material: Pastikan degreaser tidak merusak permukaan atau komponen yang dibersihkan.
3. Metode Aplikasi: Pertimbangkan bagaimana degreaser akan diaplikasikan (semprot, rendam, sikat, dll.).
4. Pertimbangan Lingkungan: Pilih produk yang memiliki dampak minimal terhadap lingkungan, terutama jika digunakan di area sensitif.
5. Regulasi dan Kepatuhan: Pastikan degreaser yang dipilih memenuhi standar regulasi lingkungan dan keselamatan yang berlaku.
6. Efisiensi Biaya: Pertimbangkan tidak hanya harga produk, tetapi juga efektivitas, jumlah yang dibutuhkan, dan biaya pembuangan.
7. Keamanan Pekerja: Pilih produk dengan tingkat toksisitas dan volatilitas yang rendah untuk menjaga keselamatan pekerja.
Salah satu contoh degreaser yang efektif dan ramah lingkungan adalah produk Terragard Degreaser yang dikembangkan khusus untuk industri pertambangan. Produk ini dirancang untuk mengatasi kontaminasi minyak dan gemuk berat sambil tetap memperhatikan aspek keamanan dan lingkungan.
Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu jenis degreaser yang cocok untuk semua situasi. Seringkali, kombinasi dari beberapa jenis degreaser mungkin diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan pembersihan dalam operasi pertambangan batubara. Konsultasi dengan ahli kimia industri atau penyedia solusi pembersihan profesional dapat membantu dalam memilih degreaser yang paling sesuai untuk kebutuhan spesifik operasi pertambangan Anda.
Teknik Aplikasi Degreaser yang Efektif
Setelah memilih degreaser yang tepat, langkah selanjutnya adalah menerapkannya dengan cara yang efektif. Teknik aplikasi yang benar tidak hanya meningkatkan efisiensi pembersihan tetapi juga membantu mengoptimalkan penggunaan produk dan meminimalkan dampak lingkungan. Berikut adalah beberapa teknik aplikasi degreaser yang efektif dalam konteks pertambangan batubara:
1. Pra-pembersihan:
– Bersihkan area dari kotoran dan puing-puing besar sebelum mengaplikasikan degreaser.
– Gunakan air bertekanan tinggi atau udara terkompresi untuk menghilangkan debu dan partikel longgar.
2. Aplikasi Degreaser:
– Untuk area kecil: Gunakan botol semprot atau kuas untuk mengaplikasikan degreaser secara merata.
– Untuk area besar: Gunakan sistem semprot bertekanan rendah atau tinggi, tergantung pada jenis degreaser dan tingkat kontaminasi.
– Untuk peralatan besar: Pertimbangkan penggunaan sistem fog atau mist untuk mencapai area yang sulit dijangkau.
3. Waktu Kontak:
– Biarkan degreaser bekerja selama waktu yang direkomendasikan oleh produsen.
– Untuk kontaminasi berat, mungkin diperlukan waktu kontak yang lebih lama atau aplikasi berulang.
4. Agitasi:
– Gunakan sikat atau pad untuk mengagitasi degreaser pada permukaan yang sangat kotor.
– Untuk area yang luas, pertimbangkan penggunaan mesin scrubber otomatis.
5. Pembilasan:
– Bilas area yang dibersihkan dengan air bersih, idealnya menggunakan air bertekanan tinggi.
– Pastikan semua residu degreaser dihilangkan untuk mencegah masalah korosi atau kontaminasi lanjutan.
6. Pengeringan:
– Biarkan area kering secara alami atau gunakan udara terkompresi untuk mempercepat proses pengeringan.
– Untuk peralatan sensitif, pertimbangkan penggunaan kain bersih atau udara kering untuk menghilangkan sisa kelembaban.
7. Teknik Khusus untuk Area Tertentu:
– Untuk sistem hidrolik: Gunakan metode flushing dengan degreaser khusus yang kompatibel dengan sistem hidrolik.
– Untuk conveyor belt: Aplikasikan degreaser saat belt bergerak perlahan untuk memastikan cakupan yang merata.
8. Penggunaan Alat Bantu:
– Untuk area yang sulit dijangkau, gunakan nozzle ekstensi atau peralatan khusus lainnya.
– Pertimbangkan penggunaan sistem pembersihan otomatis untuk tugas pembersihan rutin pada peralatan besar.
9. Penanganan Limbah:
– Kumpulkan air limbah hasil pembersihan untuk diolah sebelum dibuang.
– Gunakan sistem pemisahan minyak-air seperti Dissolved Air Flotation (DAF) untuk memisahkan minyak dari air limbah.
10. Pemantauan dan Dokumentasi:
– Lakukan pemeriksaan visual setelah pembersihan untuk memastikan efektivitas.
– Dokumentasikan proses pembersihan, termasuk jenis degreaser yang digunakan, metode aplikasi, dan hasil yang dicapai.
Penting untuk diingat bahwa keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama saat mengaplikasikan degreaser. Pastikan semua pekerja yang terlibat dalam proses pembersihan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, termasuk sarung tangan, kacamata pelindung, dan masker jika diperlukan. Selain itu, pastikan area kerja memiliki ventilasi yang cukup, terutama saat menggunakan degreaser berbasis pelarut.
Untuk meningkatkan efisiensi dan konsistensi dalam proses pembersihan, pertimbangkan untuk mengembangkan prosedur operasi standar (SOP) yang rinci untuk berbagai jenis tugas pembersihan. SOP ini harus mencakup langkah-langkah spesifik, jenis degreaser yang digunakan, waktu kontak yang diperlukan, dan prosedur keselamatan yang harus diikuti.
Terakhir, jangan lupa untuk secara teratur mengevaluasi efektivitas proses pembersihan Anda. Ini mungkin termasuk melakukan pengujian kualitas air limbah, inspeksi peralatan secara berkala, dan mengumpulkan umpan balik dari operator. Informasi ini dapat membantu Anda terus menyempurnakan teknik aplikasi degreaser Anda dan memastikan bahwa praktik pembersihan Anda tetap efektif dan efisien seiring berjalannya waktu.
Pengelolaan Limbah Hasil Proses Degreasing
Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari proses degreasing merupakan aspek kritis dalam praktik penghilangan minyak dan gemuk yang bertanggung jawab. Limbah ini, yang umumnya berupa campuran air, degreaser, dan kontaminan minyak, memerlukan penanganan khusus untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Berikut adalah beberapa praktik terbaik dalam pengelolaan limbah hasil proses degreasing:
1. Pemisahan Minyak-Air:
– Gunakan sistem pemisahan minyak-air seperti Dissolved Air Flotation (DAF) untuk memisahkan minyak dari air limbah.
– Teknologi ini efektif dalam menghilangkan minyak dan partikel tersuspensi dari air limbah.
2. Pengolahan Lanjutan:
– Setelah pemisahan awal, air limbah mungkin memerlukan pengolahan lanjutan.
– Pertimbangkan penggunaan sistem ultrafiltrasi atau reverse osmosis untuk menghilangkan kontaminan yang tersisa.
3. Daur Ulang Air:
– Jika memungkinkan, daur ulang air yang telah diolah untuk digunakan kembali dalam proses pembersihan atau operasi lainnya.
– Ini dapat mengurangi konsumsi air bersih dan meminimalkan pembuangan limbah.
4. Pengelolaan Minyak Terpulihkan:
– Minyak yang berhasil dipisahkan dapat didaur ulang atau digunakan kembali jika memungkinkan.
– Jika tidak dapat digunakan kembali, pastikan pembuangan dilakukan melalui fasilitas pengolahan limbah berbahaya yang resmi.
5. Penggunaan Bioremediasi:
– Untuk kontaminasi tanah oleh minyak, pertimbangkan penggunaan teknik bioremediasi.
– Produk seperti bakteri dan enzim Betagard dapat membantu mendegradasi kontaminan minyak secara alami.
6. Pemantauan Kualitas Air:
– Lakukan pengujian rutin pada air limbah yang telah diolah untuk memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan.
– Gunakan sistem pemantauan otomatis seperti Sentinel WS untuk pemantauan real-time kualitas air.
7. Dokumentasi dan Pelaporan:
– Catat semua aktivitas pengelolaan limbah, termasuk volume yang diolah, metode pengolahan, dan hasil pengujian.
– Simpan dokumentasi ini untuk keperluan audit dan pelaporan kepada otoritas lingkungan.
8. Pelatihan Staf:
– Pastikan semua personel yang terlibat dalam pengelolaan limbah telah dilatih dengan baik tentang prosedur yang benar dan pentingnya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab.
9. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan:
– Secara berkala evaluasi efektivitas sistem pengelolaan limbah Anda.
– Terus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.
Dengan menerapkan praktik-praktik ini, operasi pertambangan batubara dapat secara signifikan mengurangi dampak lingkungan dari proses degreasing sambil memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan yang berlaku. Pengelolaan limbah yang efektif tidak hanya melindungi lingkungan tetapi juga dapat menghasilkan penghematan biaya melalui pengurangan konsumsi air dan peningkatan efisiensi operasional.
Inovasi dan Teknologi Terbaru dalam Penghilangan Minyak dan Gemuk
Industri pertambangan batubara terus berkembang, dan demikian pula teknologi yang digunakan dalam penghilangan minyak dan gemuk. Inovasi terbaru tidak hanya meningkatkan efisiensi proses pembersihan tetapi juga meminimalkan dampak lingkungan. Berikut adalah beberapa inovasi dan teknologi terkini yang patut diperhatikan:
1. Degreaser Nano-teknologi:
– Menggunakan partikel nano untuk meningkatkan penetrasi dan efektivitas pembersihan.
– Memungkinkan penggunaan bahan kimia yang lebih sedikit dengan hasil yang lebih baik.
2. Sistem Pembersihan Ultrasonik:
– Menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membersihkan peralatan.
– Sangat efektif untuk membersihkan area yang sulit dijangkau pada peralatan kompleks.
3. Degreaser Berbasis Enzim:
– Menggunakan enzim alami untuk memecah molekul minyak dan gemuk.
– Ramah lingkungan dan biodegradable, ideal untuk area sensitif lingkungan.
4. Sistem Pembersihan Otomatis:
– Robot pembersih yang dapat diprogram untuk membersihkan area tertentu secara otomatis.
– Meningkatkan konsistensi dan mengurangi paparan pekerja terhadap bahan kimia berbahaya.
5. Teknologi Pemantauan Real-time:
– Sensor canggih yang dapat mendeteksi tingkat kontaminasi minyak secara real-time.
– Memungkinkan respons cepat terhadap tumpahan atau kebocoran.
6. Sistem Pengolahan Air Limbah Terintegrasi:
– Kombinasi teknologi seperti DAF, ultrafiltrasi, dan reverse osmosis dalam satu sistem terintegrasi.
– Meningkatkan efisiensi pengolahan air limbah dan memungkinkan daur ulang air yang lebih efektif.
7. Degreaser Berbasis Superkritis CO2:
– Menggunakan CO2 dalam kondisi superkritis sebagai pelarut untuk membersihkan minyak dan gemuk.
– Sangat efektif dan ramah lingkungan, tanpa residu berbahaya.
8. Teknologi Bioremediasi Lanjutan:
– Penggunaan mikroorganisme yang direkayasa genetika untuk mendegradasi kontaminan minyak lebih cepat dan efisien.
– Ideal untuk pemulihan lahan yang terkontaminasi minyak.
9. Sistem Manajemen Limbah Pintar:
– Menggunakan IoT (Internet of Things) dan AI untuk mengoptimalkan proses pengelolaan limbah.
– Memungkinkan pemantauan dan pengendalian yang lebih baik atas seluruh siklus pengelolaan limbah.
Meskipun banyak dari teknologi ini masih dalam tahap pengembangan atau baru mulai diterapkan, mereka menawarkan potensi besar untuk meningkatkan praktik penghilangan minyak dan gemuk di industri pertambangan batubara. Perusahaan seperti PT Beta Pramesti, dengan pengalaman lebih dari 39 tahun dalam industri pengolahan air dan air limbah, berada di garis depan dalam mengadopsi dan mengembangkan teknologi-teknologi ini untuk pasar Indonesia.
Penting bagi perusahaan pertambangan untuk terus mengikuti perkembangan teknologi ini dan mempertimbangkan penerapannya sesuai dengan kebutuhan spesifik operasi mereka